Vely dan Sean duduk seraya memandangi Wida yang sedang berbicara pada Hendrik melalui telepon. Terlihat sekali kalau Wida sangat ingin Sean menikahi Vely. Walaupun dua orang yang bersangkutan sama-sama enggan.
Vely sudah berusaha menjelaskan bahwa kemarin hanya terjadi kesalahpahaman. Namun, Wida tak percaya dan masih yakin kalau Vely diancam oleh Sean untuk berbohong. Apalagi, melihat penampilan Vely yang cupu membuat Wida semakin yakin kalau Vely takut oleh ancaman Sean.
"Iya, Pak. Saya minta maaf atas apa yang telah dilakukan anak saya. Tetapi, saya jamin kalau anak saya akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap anak Bapak. Dan saya minta, Bapak bisa datang ke Jakarta untuk menjadi wali nikah Vely," ucap Wida panjang lebar. Dia diam sesaat. Mungkin mendengarkan balasan Hendrik di seberang telepon.
"Jadi, bagaimana?" tanya Wida dengan kening berkerut. Sean dan Vely ikut penasaran. Walaupun mereka sama-sama enggan untuk menikah. Hanya karena spion pecah, mereka berakhir harus menikah. Konyol sekali bukan?
"Baiklah. Saya akan mengatur segalanya di sini. Saya hanya minta wali nikah Vely untuk hadir," ucap Wida. Sambungan telepon di putus. Wida menyerahkan ponsel itu pada Vely dan langsung duduk di samping Vely.
"Kamu punya anggota keluarga yang tinggal di Jakarta?" tanya Wida seraya menggenggam tangan Vely. Matanya menatap lekat mata Vely.
"Tidak, Tante," jawab Vely pelan seraya menundukkan kepala. Menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan. Tak percaya jika Hendrik, menelantarkan anak gadisnya untuk tinggal di Jakarta sendirian. Tanpa diawasi siapapun.
"Mungkin, kamu punya paman yang tinggal di Indonesia?" tanya Wida lagi. Vely mengangguk pelan.
"Ada Paman Deni, adik ibu yang tinggal di Pontianak. Dan, Paman Andra, adik ayah yang tinggal di Bekasi," jawab Vely. Wida terdiam mendengarnya.
"Jadi, ayahmu barusan bilang kalau dia tak akan bisa datang karena istrinya melarang. Jadi, wali nikah akan ayahmu wakilkan pada pamanmu," ucap Wida dengan rasa bersalah. Vely terdiam mendengarnya. Merasa sedih jelas.
"Iya. Tapi, saya tidak mau nikah dengan anak Tante. Yang kemarin Tante lihat sebenarnya tak sama dengan yang Tante pikirkan," ucap Vely kembali berusaha menyakinkan Wida.
"Vely, Tante bukan anak kecil loh. Kemarin jelas-jelas kamu menangis dan penampilan Sean acak-acakan. Pasti, dia sudah melakukan sesuatu padamu," balas Wida masih tetap pada pendiriannya.
"Iya, Tante. Saya memang menangis. Tapi, bukan karena hal itu. Sebenarnya, saya yang salah karena memecahkan kaca spion mobil anak Tante. Dan anak Tante itu, minta ganti rugi pada saya," ucap Vely lagi seraya menatap ke arah Sean yang terlihat sangat kesal.
"Minta ganti rugi hanya karena spion pecah? Dan kau melecehkannya, Sean?!" tanya Wida sengit. Vely speechless mendengarnya. Menepuk keningnya sendiri karena bingung harus bagaimana lagi menyakinkan Wida kalau dia memang tidak di lecehkan oleh Sean. Tetapi, sepertinya pikiran Wida tak jauh dari sana.
Vely menghembuskan nafas lelah mendengarnya. Memberi tanda pada Sean kalau dia sudah pasrah saja. Sudah kehabisan akal untuk membuat Wida percaya. Karena pendirian Wida, susah untuk digoyahkan.
"Pokoknya, kalian akan menikah. Titik!" bentak Wida marah karena merasa di bohongi oleh Sean dan Vely. Dia pun beranjak pergi meninggalkan rumah Vely. Sean mengekori dari belakang setelah memberi delikan kesal pada Vely. Vely hanya menatap kepergian mereka dengan pasrah. Walaupun penasaran kenapa Wida dan Sean mudah sekali menemukan rumahnya.
"Hm, sudahlah. Rencana Tuhan pasti indah dan baik untukku," gumam Vely. Mendekati pintu, dia pun menutup dan menguncinya. Berjaga-jaga saja jika ada maling lagi. Setelah itu, dia kembali masuk ke kamarnya untuk tidur siang.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Wife
Storie d'amoreVely Angelina. Gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA. Berpenampilan cupu dan tak menarik. Karena penampilannya, dia sering dibully oleh teman-temannya. Karena Vely tak pernah melawan. Dia selalu mengalah. Penampilannya tak sekeren namanya. Sua...