“Kenapa?”
“Dia duluan yang mulai” Gadis ini mengangkat kedua bahunya acuh ketika Iqbaal bertanya.
“Lo tuh bikin masalah terus” Iqbaal mengusap wajahnya gusar. Sudah berapa kali ia menasehati gadis ini supaya tidak membuat keributan tapi berulang kali pula nasehatnya dilanggar.
“Kakak tuh sebenernya cape ya nasehatin kamu. Udah sering bolos, suka ngelawan kalo dibilangin, dan sekarang kamu berantem lagi” Celoteh Iqbaal panjang lebar.
“Kaya lo gak pernah bolos aja”
“Ya—Ya tapikan gak sering kaya lo” Iqbaal tersenyum kikuk saat mendengar penuturan dari gadis itu. Sebisa mungkin ia mencari alasan. Memang sih Iqbaal suka membolos, tetapi pria itu melakukannya jika suasana hatinya kurang baik saja. Karena jika tetap dilanjutkan belajar, Iqbaal tidak mampu menyerap materi yang diberikan oleh guru mata pelajarannya. “Lain kali gausah bolos-bolos lagi. Apalagi sampe berantem sama kakak kelas cuma gara-gara hal sepele. Malu-maluin tau gak” Iqbaal mengalihkan pembicaraannya. Pria itu lagi-lagi terus menasehati Arnita walau sebenarnya ia sudah lelah dengan kelakuan adiknya itu.
“Arnita, denger gak?” Iqbaal kembali bertanya. Gadis itu selalu menundukkan kepalanya jika Iqbaal menasehatinya. Tak tahu karena rasa bersalahnya atau sikap masa bodonya. “Arnita Dhiafakhri” Iqbaal mengulanginya sekali lagi dengan nada membentak karena tak kunjung mendapat jawaban dari gadis yang berada di sisinya. kesalahannya sudah fatal? Tidak juga. Karena ia sudah sering berkelahi dengan teman-teman sekelasnya dan tak pernah Iqbaal semarah ini.
“Iya denger” Arnita menjawab dengan acuh, kepalanya ia tundukkan karena takut jika Iqbaal marah seperti ini. “Tapi dia duluan yang mulai” Ia membela dirinya, matanya sudah menatap mata teduh Iqbaal.
Iqbaal mengacuhkan perkataan dari Arnita. Sudah sering ia berucap bahwa lawannya dulu yang memulai perkelahian itu, tapi nyatanya Arnita yang mencari masalah terlebih dahulu. Cih! Mencari alasan saja.
Tangan Iqbaal bergerak menyentuh pipi kiri Arnita yang lebam. “Kenapa lagi nih pipi?” Iqbaal bertanya kepada Arnita dan tanpa aba-aba langsung menekan luka lebam yang berada di pipi Arnita.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Boyfriend
FanfictionTentang Iqbaal si pria penyuka permen karet yang langsung mengklaim gadis yang duduk sebangku dengannya sebagai pacarnya. "Sekarang lo pacar gue" "Gue gak mau!" "Dan gue gak terima penolakan!"