#6

8 2 0
                                    

Aku menunggu ojek pesananku lewat aplikasi gojek di depan gerbang sekolah. Tiba-tiba ada motor yang berhenti tepat di depanku.

"Hai.." Seseorang berbicara kepadaku, kulihat dia ternyata Zian. Aku tidak membalas ucapannya, aku hanya membalasnya dengan senyuman.

"Kamu Naya kan?" tanyanya

"Hm" aku yang deg-degan sudah tidak bisa berkata-kata lagi.

"Kok belum pulang? Mau bareng?" Zian menawarkan tumpangan padaku. Aku bahagia mendengarnya,tapi aku bingung mau nerima ajakannya atau enggak. Setelah yakin akan keputusanku, akhirnya aku memutuskan untuk tidak nerima ajakannya, aku tau Azka pasti bakal marah, kalo tau aku nerima ajakan Zian.

"Enggak makasih, aku udah pesen ojek"

Tidak lama kemudian, ojek yang aku pesan datang. Akhirnya aku pulang dengan ojek, dan Zian mengikuti dari belakang.

"Ihh, apaan sih? kenapa dia harus ngikutin dari belakang, kenapa gak duluan aja?" Gerutuku dalam hati. Aku hanya tidak suka dengan perasaan yang sedang aku rasakan, aku merasa senang ada Zian, tapi aku takut perasaanku akan bertambah, dan jika Azka tau, dia pasti gak suka, aku gak suka itu.

"Berhenti didepan bang, depan pohon yang itu" tunjukku pada pohon besar pinggir jalan.

Aku turun dari motor, ku lihat Zian tidak berhenti, hanya melihatku lalu tersenyum. Aku merasa jantungku hampir copot gara-gara Zian senyum kepadaku, dan aku langsung berlari ke rumahku.

***

"Nay, kamu udah pulang?" kulihat ada WA dari Azka.

"Udah" balasku singkat

"Maafin aku, tadi aku ketiduran"

"Ketiduran dimana?"

"Dirumah, tadi kan kelas dua belas pulangnya jam satu. Jadi tadi aku pulang dulu, pas lagi nunggu kamu pulang aku ketiduran."

"Oh, iya"

"Jangan marah Nay, maafin aku"

"Iya,gpp"

"Kamu tadi pulang sama siapa?"

"Naik ojek"

"Iya deh, gak ada yang gangguin kan?"

Setelah Azka menanyakan hal itu, aku bingung cerita atau enggak tentang Zian yang ngajak aku pulang bareng.

"Nay"

Azka mengirim pesan lagi, akhirnya aku memutuskan untuk memberi taunya.

"Iya, tadi ada Kak Zian ngajak pulang bareng, tapi aku tolak." jawabku ragu

"Siapa Zian?"

"Tetangga." jawabku singkat, tidak mau menjelaskan lebih lagi tentang Zian.

"Awas ya kalo kamu bohong"

"iya nggak"

***

Keesokan harinya saat aku sedang berkumpul dengan teman-temanku, tiba-tiba salah satu teman sekelasku Yuli datang menghampiri.

"Nay, kemaren gue liat pacar lo ngebonceng si Liza" kata Yuli

Deg.. Saat mendengar itu aku sakit, tapi aku tidak percaya dengan ucapan Yuli.

"Liza mana Yul?" tanya Dea rusuh

"Itu loh yang kelas IPS" jelas Yuli

"Yang banyak cowonya ya?" tanya Sani

"Iya, yang sering ganti-ganti cowo" jawab Yuli

"Enggak mungkin ahh, kemaren Azka tuh tidur dari siang juga." jelasku pada teman-temanku

"Masa sih? Kemaren pas pulang sekolah aku liat dia ngebonceng si Liza. Apa aku salah liat?" Ucap Yuli kebingungan.

"Salah liat kali Yul" timpa Kania.

"Eh tapi gak mungkin salah liat, soalnya cowo itu pake jaket yang biasa dipake pacar lo Nay" Yuli meyakinkan pernyataannya

"Kan bukan cuma dia aja yang punya jaket kaya gitu Yul" jawabku

"Ihh lo mah, masa gak percaya sama gue. Gua yakin itu pacar lo, dari rambut, jaket, sama motornya persis kaya punya pacar lo." Jelas Yuli

"Ya udah dari pada ribut, kita tanyain langsung aja ke orangnya, kita samperin kelas Azka." Kania memberikan saran

"Ya udah ayo" semua setuju dengan saran Kania.

Sebenarnya aku takut, aku takut kalo kenyataan gak sesuai sama apa yang aku percaya selama ini.

"Permisi kak, ada kak Azka?" tanya Dea kepada kak Rian salah satu teman sekelas Azka.

"Tadi gue liat dia lagi sama temen-temennya di kantin." jelas kak Rian.

"Oh iya, makasih kak" Ucap Dea.

Kita pun memutuskan untuk mencari Azka ke kantin. Tapi sesampainya kita dikantin, kita tidak melihat Azka. Akhirnya kita memutuskan untuk pergi dari kantin. Dan saat melawati lapang basket, kulihat Azka sedang bermain basket dengan teman-temannya.

"Guys, itu Azka" ucap Sani menunjuk ke arah lapang basket.

"Oh iya, tuh orang dicariin kemana-mana taunya ada disini." gerutu Dea kesal

"Eh diem-diem, kalian liat gak tuh ada si Liza?" Yuli menunjuk ke arah Liza

Sontak aku melihat Liza yang ada disamping lapangan sedang berdiri memegang botol air minum dan handuk kecil.

"Jangan-jangan dia mau ngasih air minum sama handuknya buat Azka" ucap Kania curiga.

"Nggak mungkin lah, tau sendiri dia cewe kaya gimana, mungkin itu minuman sama handuk bukan buat Azka, kan yang main basket bukan Azka doang." jelasku pada teman-temanku, aku hanya berharap apa yang dipikirkan oleh Kania tidak terjadi.

"Hmm, bisa jadi bisa jadi" Dea mengangguk-ngangguk.

"Ehh tuh liat, dia nyamperin Azka" teriak Sani saat melihat Liza menghampiri Azka

Deggggg.... Kulihat Liza memberikan botol minum pada Azka lalu mengelap keringat Azka. Dan yang lebih menyakitkan, Azka diam saja menerima perlakuan gadis itu. Hatiku rasanya hancur melihat apa yang sedang terjadi.

"Naya lo liat apa yang dilakuin cewe itu ke cowo lo?" teriak Dea agar Azka melihat ke arahku.

Kulihat Azka melihat ke arahku dengan mata yang tajam. Aku tau, saat itu dia kaget melihatku berada disana menyaksikan apa yang sedang dia perbuat dengan gadis lain.

A ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang