#13

1 1 0
                                    

Aku memperhatikan wajah seorang guru yang bisa dibilang aku kurang menyukainya. Wajah guru itu sangat membosankan. Dia hanya terus membaca buku biologi seperti membaca dongeng.

"hhhh" aku membuang nafas berat.

Bagaimana tidak? Pelajaran ini sangat membosankan, tidak ada satupun materi yang masuk ke dalam kepalaku.

Aku memutuskan untuk mengambil notebook milikku. Aku membuka satu halaman paling belakang. Aku ingat pernah menulis sesuatu disana, dan kulihat memang benar ada tulisan tanganku.

"Jika kamu mencintai dua orang dalam waktu yang sama, pilihlah orang kedua. Karena jika kamu mencintai orang pertama, kamu tidak akan mencintai orang kedua."

Seperti itulah sebuah kalimat yang ada dihalaman paling belakang dalam notebook ku. Aku memikirkan apa yang baru aku baca itu.

"Mencintai dua orang?" "Pilih orang kedua?"

Itu yang aku pikirkan saat ini. "Emang gue  cintai sama Zian? Gak mungkinkan? Gue udah pacaran lama sama Azka!" pikiranku semakin tak karuan.

"Kalo emang bener gue cinta sama Zian, apa itu berarti gue udah gak cinta sama Azka? Dan gue harus ninggalin Azka buat milih Zian?"

"Ah nggak mungkin Nay, lo itu cinta sama Azka, lo cuma mengagumi Zian, lo gak cinta sama Zian!" aku hanya bisa meyakinkan diriku sendiri.

"Mikirin apa lo Nay?" tiba-tiba saja Dea membuyarkan lamunanku.

"Hmn nggak,nanti aja pas maen gue cerita"

"elahh,kapan kita maennya sih?"

"Besok kan weekend, besok kita main deh"

"Oiyaa, gue lupa. Gue ingetin Sani sama Kania ahh" Dea langsung membalikkan badannya kebelakang dan langsung memberti tahu Kania dan Sani tentang apa yang kita bahas sebelumnya.

"Semuanya deal ya? Besok jam 10 di tempat biasa" Ucap Dea antusias tanpa memperdulikan guru Biologi yang sedang membacakan dongen dari buku biologinya.

***

"kalian dimana?" -Dea

"OTW nih" -Sani

"Gue nunggu lu de" -Kania

"Gue dianterin kakak gue, ini udah dijalan."

***

Sesampainya aku di tempat yang sudah direncanakan aku hanya melihat Kania dan Dea yang sedang duduk memainkan hp masing-masing.

"Sani mana?" tanyaku membuka obrolan

"Tau nih, tadi katanya OTW" balas Dea yang masih fokus pada hpnya.

"Jadi lo kenapa Nay?" tanya Kania

"Nanti aja pas Sani udah dateng, males gue nanti harus cerita dua kali"

"yee lo mah"

"Apaan nih, gue udah dateng" Tiba-tiba Sani membuka pintu dan masuk, sontak kami bertiga melihat kearahnya.

"Dari mana aja lo, lama banget?"

"Itu biasa gue dianter sama si Ari, biasalah dia bawa motornya lama, terus jalan-jalan dulu bentar nyari minum." jawabnya polos

"Hilih, dasar bucin lo." ketus Dea

"Yee gpp, dasar jomblo sirik aja"

"Ihh lo apaan sih, bawa-bawa status jomblo gue"

"Yee lo duluan"

"Udah-udah kalian tuh ya gak dimana-mana berantem aja. Tuh si Naya kan mau cerita sama.kita makanya hari ini kita ngumpul, kalian malah asik debat" Kania menghentikan perdebatan mereka.

"Jadi sekarang lo cerita Nay, lo kenapa?" tanya Kania serius.

"Jadi gini guys, yaelah guys hahaha, ya udah gue serius nih ya. Jadi gini, sekarang gue ngerasa cape hubungan sama Azka, gue cape sama sikapnya yang posesif, gue cape sama semua kekangan dia, gue cape sama semuanya. Tentang hati gue, gue sekarang ngerasa lagi jatuh cinta sama orang lain, gue suka sama orang lain." jelasku.

"Gue ngerasa salah punya perasaan kaya gini, gue ngerasa salah sama Azka, gue ngerasa udah ngekhianatin dia." tambahku

"Lo cape? Lo cape dari apanya Nay?" -Dea

"Gue cape Azka selalu ngekang gue sama semua yang mau gue lakuin, masa gue mau pergi aja harus seiijin dia, gue makan juga harus diatur sama dia, nanti mah gue napas aja diatur sama dia." ocehku

"Terus siapa yang lo suka?" -Sani

"Dia tetangga gue, dia pernah gue ceritain ke kalian. Itu loh yang kata gue, gue dijodoh-jodohin waktu kecil."

"Hah? Siapa?"-Kania

"Ihh ituloh si Zian, yang kata gue dulu gue dijodohin sama dia, tapi pas udah lulus SD dia pindah ke luar kota, nah kemaren-kemaren gue liat tuh dia ada di rumahnya yang dulu, dia balik lagi kesini."

"Ohhhh" sahut mereka hampir bersamaan.

"Terus apa yang lo suka dari si Zian itu?" -Sani menekankan suaranya di kata 'Zian'.

"Hmm, i don't know. Tapi pas gue liat dia, hati gue kayak mau loncat, gue gak berani liat mata dia, gue terus pengen liat dia."

"Terus dia ngedeketin lo? Chat lo? Ngefollow lo di Ig? Atau nge-tc kontak WA lo?"-Dea

"Nggak"

"Lah terus apa yang bisa bikin lo suka sama dia? Sedangkan dia gak ngambil langkah buat ngebaperin lo? Apa yang sebenarnya bikin lo bisa jatuh cinta sama dia? Lo aja gak dikasih perhatian sama dia." -Kania

"Nah itu yang gue bingung, gue suka sama orang yang ngeliat gue juga nggak, apa lagi ngebaperin gue. Tapi gue beruntung sih dia gk ngambil langkah itu, dia gak deketin gue, dia gak follow gue, dia gak chat gue, coba kalo gitu? Mungkin gue udah ninggalin Azka buat dia."

"Terus lo sekarang maunya apa? Lo cape sama Azka terus lo suka sama orang lain?" -Kania

"Gue gak tau mau gue apa, gue gak tau harus apa. Yang gue tau sekarang, gue cape sama Azka, tapi jujur gue gak mau kayak gini, gue mau bales perasaan Azka gue gak mau suka sama orang lain selain Azka, tapi sikap Azka udah bikin hati gue ancur banget, sikap Azka udah bikin gue gak percaya sama yang namanya lelaki."

"Lo mungkin cuma cape dan jenuh sama Azka, makanya lo bisa suka sama orang lain."-Sani

"Mungkin" jawabku singkat

"Gue harus apa sekarang?" tanyaku pada ketiga sahabatku.


Udah lama gak upload ')
Hanya sedang merasakan hal yang lain, asekkkkk.
Gak deng, lagi suka bikin quotes sih, jadi cerita ini terbengkalai :"
Tapi ini masih berusaha buat up kok ;)
Baca juga quotes-quotes buatanku yaa judulnya "Lies"

A ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang