🌻Fifteen🌻

2.3K 155 0
                                    

Happy Reading

—————

Sedari tadi Luna mulai bosan ia tidak melakukan pekerjaan yang tidak berat ia hanya membantu menerima telepon jika Jack terlalu sibuk hingga meminta bantuaanya untuk mengangkatnya, kemudian membuatkan kopi untuk Nicholas bahkan hingga gelas ketiganya saat ini.

Waktu jam makan siang telah tiba Jack telah pergi terlebih dulu keluar mencari makan siang. Luna menunggu Nicholas keluar ruangannya tapi tak kunjung keluar juga. Luna menghampiri ruangan Nicholas dengan wajah yang suntuk.

Tak lupa mengetuk pintu kemudian ia melongokan kepalanya dicelah pintu, "Permisi Sir apa anda tidak makan siang?" Tanya Luna.

Terlihat Nicholas yang masih setia dengan berkas - berkas kantornya ia menolehkan kepalanya pada Luna. "Pergilah makan siang duluan aku tak apa, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." Ucap Nicholas.

"Apa anda ingin menitip sesuatu Sir untuk makan siang?"

"Jika kau sudah kembali tolong bawakan aku segelas kopi lagi saja," Luna mengangguk menutup pelan pintu ruangan Nicholas.

Luna melangkahkan kakinya pergi ke kafetaria perusahaan berniat membeli makan siang untuk dirinya dan Nicholas, sejujurnya Luna tidak nyaman melihat pola hidup Nicholas yang tidak sehat.

Tiba ditempat tujuan Luna mengedarkan matanya disekelilingnya banyak orang yang memperhatikannya. Kenapa orang - orang selalu memperhatikannya seolah kagum?

Jangan terlalu percaya diri Luna tidak mungkin mereka kagum denganmu mungkin karena penampilanmu aneh, sepertinya ia benar - benar tidak cocok menggunakan pakaian bagus ini, besok - besok ia akan mengenakan pakaiannya sendiri saja. Luna hanya tidak suka menjadi pusat perhatian.

Mengedarkan matanya ia membaca sederet makanan yang ada di kafetaria tersebut. "Wah.. banyak sekali aku jadi bingung,"

"Cobalah burger dan salad itu menu yang sangat enak disini," celetuk seorang pria Luna menolehkan kepalanya heran, siapa pria ini?

"Hai perkenalkan namaku Andy," Pria jakung yang cukup tampan dengan wajah ramahnya.

"Aku Luna," Luna membalas sapaan Andy. "Benarkah menu itu yang enak?" Tanyanya.

"Tentu, cobalah kau pasti akan menyukainya selain itu juga masih banyak menu lain yang enak," Luna mengangguk menerima saran Andy.

"Apa kau karyawan baru? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya,"

"Iya ini hari pertamaku bekerja disini dan terima kasih saran menunya," sahut Luna.

Selagi Luna mengambil makanan Andy tak ada hentinya berceloteh panjang lebar. Luna tidak begitu memperhatikannya, baginya pria ini sangat cerewet.

Luna yang terlalu fokus tidak sengaja menyenggol kedua orang dibarisan depannya. "Maaf - maaf, aku tidak sengaja." ucap Luna.

"Luna? Sedang apa kau disini?"

"Mr. Wilson? Hmm Maksudku Harry?" Sang managernya dulu direstoran hotel. "Ah aku bekerja disini sekarang,"

"Kau dipindahkan disini ternyata," ujar Harry. Luna mengangguk.

"Kau juga kenapa disini? Apa kau dipindahkan juga?" Tanya Luna.

"Aku hanya menjadi manager sementara menggantikan manager yang asli pada saat itu, pekerjaan asliku berada disini." sahutnya. Andy mengangkat sebelah alisnya melihat percakapan kedua orang didepannya.

"Hei Harry!! kau tidak pernah bilang padaku bahwa kau telah mengenalnya," ujar Andy seolah kesal.

"Mana aku tahu kau ingin dekat berkenalan dengannya," Harry mengedikkan bahunya tak acuh.

"Siapa Gorgeous ini Harry?" Wanita manis yang sedari tadi disebelah Harry bersuara.

"Dia temanku, Luna perkenalkan ini Stella," jelas Harry.

"Aku Luna," Luna tersenyum sopan.

"Kau seharusnya juga memperkenalkanku," kata Andy.

"Bukankah kau tadi sudah mengenalkan diri kepadanya," sahut Harry, Stella terkekeh melihat kedua pria ini.

Andy menatap Luna seolah ia adalah mangsa empuknya, tidak hanya Andy saja karyawan lain juga menatapnya begitu. Membuat Luna semakin risih dibuatnya. "Maaf tapi aku harus permisi sekarang masih ada yang harus kulakukan," ujar Luna.

"Kau tidak makan bersama kami saja Lun?" Ajak Andy dengan genit.

"Iya makanlah bersama kami sepertinya seru jika lebih ramai," ujar Stella.

"Tidak terima kasih aku masih ada pekerjaan, mungkin lain kali kita bisa makan bersama," tolak Luna halus.

"Baiklah kami tidak akan memaksamu," ucap Andy sedikit lesu.

"Kalau begitu sampai jumpa aku permisi terlebih dahulu," Luna pamit kemudian mengambil makanannya dan pergi.

🌻🌻🌻

Tok... Tok...

"Masuk," sahut Nicholas.

Luna memasuki ruangan Nicholas, keadaanya sama persis tidak berubah saat meninggalkan ruangannya tadi. Pria ini bahkan tidak beranjak sama sekali dari posisinya.

Luna mengambil berkas yang sedang dikerjakan Nicholas dan meletakkan dimapnya. Nicholas hanya terdiam memperhatikan apa yang gadis ini lakukan dan menatap Luna seolah berkata Apa yang sedang kau lakukan?.

Setelah menyingkirkan benda - benda penting itu Luna menata makanan yang ia bawa tadi diatas meja kemudian berucap.

"Sir kau tidak bisa hidup dengan kopi terus menerus itu tidak baik, apa kau ingin mati muda? Sempatkan 30 menit saja untuk makan siang, berhenti bekerja selama setengah jam tidak akan membuatmu bangkrut seketika," celoteh Luna panjang lebar seolah ibu yang sedang memarahi anaknya. Nicholas hanya memandang geli Luna.

"Sudah mengomelnya?" Nicholas menatap Luna seolah dingin.

"Uh mengomel? s-saya tidak bermaksud mengomeli anda Sir, sebagai asisten pribadi anda saya hanya sedikit mengkhawatirkan anda," sahut Luna sembari menarik kursi dihadapan Nicholas.

Khawatir? Nicholas terkekeh. Mendengarnya jelas sekali bahwa gadis ini sedang mengomelinya, ia sangat mirip Mommy-nya ketika memarahinya.

Luna menyodorkan segelas jus apel dan semangkuk salad. "Makanlah terlebih dahulu saya juga akan menemani anda makan disini Sir,"

"Apa anda keberatan jika saya berada disini menemani anda?" Tanya Luna.

"Tidak, makanlah disini tak apa." Jawab Nicholas.

Luna mulai membuka bungkusan makanannya dan mulai memakan burger miliknya, Nicholas menatap makanannya dan makanan milik Luna secara bergantian.

Gadis itu dengan lahapnya memakan makanan burger dan chicken wings-nya tidak lupa soda berukuran large, sedangkan dirinya hanya disodorkan semangkuk salad dan segelas jus apel.

"Kau hanya memberikanku ini?" Ujar Nicholas. Luna hanya mengangguk tanpa mengalihkan kegiatan melahap makan siangnya.

"Kau seperti memberikan makan kepada seekor domba daripada kepada bosmu sendiri," Nicholas menatap miris mangkuk berisi dedaunan hijau miliknya. Luna tak menghiraukan Nicholas dan hanya fokus pada makanan fastfood-nya.

"Kau mengomeliku panjang lebar tentang kesehatan, ck! Siapa yang sebenarnya harus diomeli saat ini?" Nicholas menggelengkan kepalanya lalu melahap pasrah dedaunan hijau miliknya.

To be continued...

—————

Makasi udah baca storyku hari ini!^^
Don't forget to vote⭐️ comment🤗 & follow👥. Thank you❣️

Xoxo
D.

Pretty Sunflower (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang