Chapter 9

1.8K 106 4
                                    

Tsunade pagi - pagi pergi ke rumah sakit. Ia bergegas menuju kamar Naruto. Rupanya Naruto masih tidur.
"Ohayou, sayang". Tsunade membuka tirai jendela kamar Naruto.

Tsunade duduk di kursi di samping ranjang Naruto.
"Naruto?". Tidak ada jawaban. Tsunade mengacak - acak rambut Naruto dengan lembut. Naruto yang merasakan sentuhan itu membuka kedua matanya.
"Kaa-chan?". "Ohayou, tampan". Tsunade mencium keningnya.
"Ohayou, kaa-chan", balas Naruto lemah.
"Kaa-chan bawakan makanan untukmu". Tsunade membantu Naruto duduk di tempat tidur.

Kemudian Tsunade menempatkan meja kecil di ranjang Naruto.

"Makan yang banyak ya, Naru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makan yang banyak ya, Naru. Biar kau cepat sembuh". Tsunade menaruh sarapan Naruto di atas meja.
"Hai, kaa-chan".

TOK! TOK!

"Masuk!". Hinata kemudian masuk ke kamar Naruto bersama dengan Neji.
"Hinata? Neji? Kenapa kalian pagi - pagi kemari?", tanya Tsunade.
"Kami hanya ingin menjenguk Naruto. Aku dengar Naruto-kun sudah siuman", kata Hinata.
"Naruto sudah siuman kemarin. Hanya saja, stadiumnya meningkat menjadi 2B".

DEG!

Hinata bagaikan seperti melihat hantu. Tak disangka penyakit Naruto menjadi bertambah parah.
"Naruto, cepat sembuh ya. Aku tak ingin kehilangan dirimu", kata Hinata.

Sementara itu di lain tempat, Iruka mengetuk - etuk pintu apartemen tempat Naruto tinggal sebelumnya.
"Naruto, apakah kau ada di dalam?". Tidak ada jawaban. Anehnya, pintunya dikunci.
"Umino-san, Uzumaki-san sudah pindah beberapa bulan yang lalu", kata si pemilik apartemen.
"Apakah kau tahu alamat barunya?".
"Dia tak memberiku alamat barunya tapi ia membuat surat ini untuk anda". Si pemilik apartemen membacakan surat itu.

Iruka-sensei,

Jika kau menemukan surat ini, artinya aku sudah pergi sangat jauh. Mungkin sudah setahun aku pergi. Terima kasih untuk segalanya, sensei.

Sensei, aku berpesan kepadamu, carilah wanita yang baik untuk kau nikahi. Aku harap suatu saat nanti kau menjadi Kepala Sekolah di Akademi Ninja.

Tertanda,

Uzumaki Naruto

P.S: Jangan pernah mencariku

Mata Iruka melebar. Tak disangka orang ia anggap sebagai anak pergi tanpa memberitahunya.

Dari kejauhan, Kakashi mengamati percakapan Iruka dan si pemilik apartemen.
"Duh, akankah rahasia kelas-S yang aku buat akan bocor kepadanya? Mungkin aku harus bicara padanya. Tidak. Tunggu dulu. Uuhhhh... sampai kapan aku merahasiakan ini semua?", batinnya. Kemudian Kakashi pergi ke rumah sakit.

Konoha Hospital

"Naruto sudah siuman?", tanya Kakashi. Tsunade mengangguk.
"Naruto sudah siuman kemarin". Tsunade duduk di pojok ranjang Naruto.
"Kakashi-sensei? Ngomong - ngomong apa yang terjadi dengan tim 7?", tanya Naruto.
"Tim 7 hanya menjalankan misi kelas D sampai kau benar - benar sembuh. Syukurlah kau sudah siuman, Naruto. Sensei dan teman - temanmu sangat mengkhawatirkanmu".
"Arigatou, Kakashi-sensei".

Naruto sudah boleh pulang dari rumah sakit. Kali ini, ia menulis sebuah cerita di buku pribadinya.

Tsunade masuk ke kamar Naruto dan duduk di sampingnya.
"Apa yang sedang kau buat, Naru?", tanyanya.
"Aku sedang membuat cerita, kaa-chan. Naru bosan banget sih".

Naruto meletakkan buku pribadinya di meja samping dan berbaring bersama ibunya.
"Kaa-chan?".
"Hmm?".
"Terima kasih ya. Untuk segalanya".
"Sama - sama, sayang".

Tsunade kemudian membelai kepala Naruto sampai ia tertidur. Sebuah senyuman kecil terukir di wajahnya.
"Putraku sayang". Tsunade memeluk Naruto yang sudah tidur. "Tolong cepatlah sembuh".

"Oyasumi, Naruto". Tsunade mencium keningnya lalu tidur sambil menjaga Naruto. Takutnya Naruto pingsan bersimbah darah lagi.

TBC...

Duh, sampai kapan Kakashi-sensei merahasiakan kondisi Naruto dari Iruka?
Apakah Iruka akan mengorek informasi keberadaan Naruto?
Akankah Iruka tahu keadaan Naruto yang sekarang?

Read and Comment, Please!

It's Time To Say GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang