Limitless

1.9K 354 53
                                    


"Lu pada tolol apa goblok, sih!?"

Taehyung melempar bola basketnya ke sembarang arah.

"Pertandingan kita besok! Gua ngelatih hampir setiap hari, dan ini hasilnya? TOLOL!"

Karena kekesalannya semua umpatan yang biasanya Taehyung pendam kini ia katakan. Amarahnya memuncak hingga ke ubun-ubun. Ini mungkin juga karena ungkapan putus sepihak dan tiba-tiba dari Irene.

"Kalau kayak gini, mending nggak gua daftarin dari awal! Cuma malu-maluin doang!"

Beberapa anggota tim yang ada di hadapannya hanya menunduk. Biasanya mereka akan menjawab hal apapun yang membuat Taehyung membaik, seperti meyakinkan kapten nya. Tapi kali ini, semua hanya diam. Sial.

"Jeno! Lu bisa masukin berapa besok?"

"Dua, kapten."

"Dua!? Ck. Coba lu Soobin! Bisa masukin berapa buat besok?"

"Idem Jeno, kapten."

Mereka masih menunduk. Jawaban mereka malah membuat amarah Taehyung semakin memuncak.

"JIHOON! Lu bisa jamin berapa buat tim kita!?"

"Dua plus, kapten."

"Dua plus itu berapa!?"

"Lebihnya alhamdullilah, diusahainnya ya dua, kapten."

Taehyung mengusap wajahnya kasar. "LU SEMUA NGGAK ADA YANG MAU BERUSAHA LEBIH DARI SEPULUH, HUH!?"

"Gua nggak ditanya, kapten?"

"Basi kalau jawaban lu cuma bisa dua! YANG LAIN JUGA SAMA!"

"Dor."

Taehyung menoleh, tangannya menepuk kening. "Astaga.."

"HAPPY BIRTHDAY, KAPTEN! HAPPY BIRTHDAY, KAPTEN! HAPPY BIRTHDAY.. HAPPY BIRTHDAY.. HAPPY BIRTHDAY, KAPTEN KIM!"

Taehyung menggeleng tak percaya, ketika dua orang wanita berada Dihadapannya sekarang.

"Ciye, kapten, dispesialin,"

"CIYEEEEEE"

Taehyung tidak menoleh, itu godaan dari anggota-anggota tim basketnya.

"Jadi, bunda kerja sama—"

"Calon mantu bunda yang ngajak.." Potong Taeyeon sembari nyengir cantik.

"Ah, astaga..." Taehyung maju beberapa langkah, mendekati Irene. Lalu tangannya menyentuh kedua pipi Irene. "Sengaja, heh?"

Irene tersenyum lebar. "Tadi Taehyung galak banget."

"Kamu lihat aku marah-marah?"

"Pacar kapten Kim, yang nyuruh kita main asal-asalan tadi." Sahut Soobin.

"Padahal kita udah bisa." Timpal Jeno.

"Kamu..." Taehyung menyentil dahi Irene. "Bikin emosi."

"Cepet Taehyung tiup, Irene pegel ini.."

"Biarin aja, hukuman buat orang yang jail."

"Ya Allah.. semoga kita sampai nikah sampai punya anak sampai tua sampai maut memisahkan.. Aamiin..." setelah berdo'a Irene langsung meniup lilin, berada diatas kue yang sedang ia pegang.

"Kok, kamu yang berdoa kamu yang tiup? Yang ulang tahun kan aku, Rene.."

"Taehyung lama. Muka Irene panas, tau."

"Bunda.. mau cium kening Irene, boleh?

"Nggak boleh!" Sahut Irene.

"Loh, aku nanya ke bunda."

"Yang punya kening kan Irene!"

"Bunda juga punya kening."

"Tapi Taehyung minta izinnya cium kening Irene, bukan bunda."

"Yaudah, sini kamu.." Taehyung mencekal kedua lengan Irene menariknya pelan agar lebih mendekat. Kemudian laki-laki itu mengusap kening Irene dengan jari-jarinya, sangat lembut. "Sabar ya kening, nanti aku cium kamu di pelaminan."


>Lanjut M?

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang