Zero

3.4K 350 140
                                    

Ini adalah hari bahagia sekaligus sedih (tentu saja) bagi murid-murid. Dimana hari kelulusan tiba, berakhir dengan perpisahan. Mereka tidak menyangka, tiga tahun secepat ini. Bahkan rasanya baru kemarin menjadi peserta didik baru.

"Yoongi!" Sebelum berlari menghampiri sahabatnya, Irene sempat lompat-lompat kegirangan. "Gi, Irene pasti bakal kangen banget sama Yoongi."

Yoongi membalas pelukan dari sahabat—ya, sampai kapanpun Irene akan tetap menganggapnya sahabat. Bahkan (mungkin) jika Yoongi memberitahu perasaan yang sebenarnya. "Iya Rene. Makasih udah mau jadi sahabat gue."

"Gi! Jangan lupain Irene ya, walaupun Irene udah punya Taehyung tapi Irene masih butuh Yoongi."

Tega banget, Rene. Tapi cowok bak gula itu menjawab. "Iya."

Irene tertawa haru. Melepaskan pelukan mereka.

"Irene!"

"Uh, Wendy!" Irene langsung memeluk sepupu Taehyung sekaligus sahabatnya itu. Sangat erat.

Keduanya tertawa setelah melepaskan pelukannya. Kali ini, tiba-tiba Wendy menghampiri Yoongi, memeluk sahabat Irene itu. Hingga membuat mata Irene membulat sempurna. Tak menyangka.

"Yoongi, congrats!"

"Eh—i-iya Wen, selamat juga.."

Apa mengucapkan selamat harus dengan berpelukan? Irene tersenyum geli. "Mau nyari Taehyung dulu ya, bye!"

"Eh, Rene! Irene!" Teriakan Yoongi dihiraukan Irene. Sudahlah. Sahabatnya itu harus merasakan yang namanya jatuh cinta. Masa iya, seumur hidupnya harus memperhatikan Irene terus. Tidak adil. Kasihan Yoongi. Irene tidak boleh egois. Dia juga punya Taehyung. Walaupun sedikit miring.

"Taehyung kemana, sih!?" Mata Irene terus meneliti tiap sudut lapangan, hingga orang-orang yang ada di sekitar.

Drrrrrttt...

Irene meraih ponselnya disaku. Senyum dibibirnya tercetak jelas ketika membaca id caller.

Tae💜 incoming call...
accept | reject

"Halo.." Suara Taehyung mendahului, dari sebrang sana.

"Taehyung dimana ih?"

"Hehehe." Cuma itu respon yang Irene terima. Terdengar dipaksakan.

"Taehyung kenapa?"

"Rene, maaf—"

Firasat Irene tidak enak, sungguh. Dia rasa, hari ini bukan keberuntungannya.

"Kita harus break."

"H-ha? Maksud Taehyung?"

"Aku lanjut kuliah di Jogja."

"Kenapa nggak pernah bilang!? Tiba-tiba putusin Irene!"

"Aku ngambil—"

"Irene nggak peduli! Irene udah nggak peduli lagi sama Taehyung! Kalaupun Taehyung pulang, Irene minta, nggak usah temuin Irene lagi!"

"A—"

Tut.



Irene memutuskan sambungan telepon. Raganya disini, tapi hatinya seperti hilang ditelan bumi. Lemas. Dia berjalan pelan melewati orang-orang yang sedang sorak-menyorak bahagia. Air mata tak sanggup lagi dia bendung. Ini bukan pertamakali Taehyung menyakiti hatinya.

Brengsek.

Irene benci kapten Kim.




























—FIN—

udahan ya, udah Z

ada yang minta konflik, kan?
Tada! ini aku kasih konflik...

butuh lanjutan atau butuh mereka menikah? wkwk

see you💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CAPTAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang