07

4.1K 335 1
                                    

LIMARIO POV

Aku tersenyum geli melihat foto yang di kirimkan oleh Jennie beberapa hari yang lalu. Muka lelah nya saat latihan terlihat sangat lucu. Lihat saja, wajah nya di penuhi keringat. Ugghh, sexy. Rasanya ingin ku tempeli dia dengan pelukanku. Mengingat keadaan sekarang, aku hanya bisa menghela nafas panjang. Yang bisa ku lakukan saat ini hanya lah menahan, menahan dan menahan rasa rindu ku.

Sudah hampir 2 tahun aku tidak kembali ke korea. Kesibukan kuliah ku yang tak memberikan ku jeda waktu banyak membuat ku harus melakukan ini.

Jennie sering sekali memaksa ku untuk pulang saat liburan semester. Tapi tidak ada yang nama nya liburan untuk ku. Aku mengambil semester pendek untuk mata kuliah lainnya sehingga masa kuliah ku nantinya bisa lebih singkat.

Saat ini aku sudah mulai mengerjakan proyek tugas akhir, aaah rasanya tidak sabar ingin segera menyelesaikan kuliah dan pulang ke Korea.

Pertengkaran kecil tak jarang terjadi diantara kami. Sifat Jennie yang kekanak kanakan terkadang membuat ku sedikit jengkel. Contohnya saja sekarang, dia tidak membalas pesan ku sejak kemarin malam hanya karna membaca dm instagram ku.

Dia menuduhku deketin gadis lain. Hei yang benar saja! Jihyo hanyalah teman satu bimbingan tugas akhir dengan ku dan kami di berikan judul yang hampir sama. Maka dari itu aku sering berkomunikasi dengannya.

Aku sudah berkali kali menjelaskan pada Jennie bahwa aku dan Jihyo tidak ada hubungan apa apa. Masalah dm itu? Ya, ku rasa kata kata Jihyo disana memang sedikit berlebihan, tidak seharus nya dia bilang "Tadi siang aku keruang latihan mu dan kau tidak ada. Apa kau masih sakit? get well soon, Lim 🖤".

Aku tak henti henti nya menelfon Jennie dari tadi. Mungkin sudah hampir 30x dan dia tidak menjawab panggilan ku. Dia tidak ada jadwal latihan hari ini. Ayolah, jangan abaikan aku di saat kita berdua sedang punya waktu luang.

"Haaaaaahhh.." Aku hampir menyerah. Ingin rasanya aku banting hp. Tiba tiba saja aku kepikiran nelfon Bambam kali ini.

"Halo" Jawab Bambam di seberang sana.

"Bam, mau bantuin gue gak?"

"Bantuin apaan?"

"Hmm.. tolong beliin jjajangmyeon trus kirimin ke dormnya Jennie". Jennie memang pecinta jjajangmyeon stadium akhir.

"Buat apaan dah?" Tanya Bambam heran.

"Trus, tolong lu bikin note juga 'ini jjajangmyeon dari London, cepet di makan ntar basi' ". Lanjut Limario tanpa menjawab pertanyaan Bambam.

"Kapan? Sekarang?"

"Enggak, tahun depan. Ya sekarang lah, bego!"

"Hahaha arraso... jangan nge gas kek mau balapan aja lu. Yaudah gue beliin sekarang" Bambam pun memutuskan telfonnya.

Limario POV end.

*****

tok tok tok

"Aku saja yang buka". Ucap Rose menahan Lisa yang mau berdiri.

"Ini pesanan jjajangmyeon dari nona Jennie".

Rose heran. Biasa jika mereka memesan makanan tidak pernah sendiri sendiri begini. Apa Jennie sudah terlalu lapar? Rose menerima dan melirik note yang tertera pada bungkus jjajangmyeon itu. Dia menaikkan alis.

"London?"

"Unnie, kenapa kau memesan jjajangmyeon sampai ke London? memangnya stock di Korea sudah habis?" Rose menyodorkan bingkisan itu kepada Jennie yang sedang duduk sambil memejamkan mata. Dia pusing memikirkan Limario-nya.

"Hah?" Jennie kaget dong.

"Sini!" Jennie mengambilnya dari tangan Rose dan kabur masuk ke dalam kamar.

Lisa, Jisso dan Rose hanya tatap tapan heran.

Jennie tersenyum setelah membaca note di bungkus itu. Dia tau, pasti ini ulah Limario. Tapi, dia masih kesal. Sebenarnya dia sadar sifatnya terlalu childish. Dia juga sudah tau kalau nyata nya Jihyo sudah punya pacar. Soalnya dia habis kepoin ig gadis itu pake ig nya Lim tadi. Tapi dia masih gengsi untuk minta maaf, udah terlanjur malu karena udah marah marah gak jelas duluan.

HP Jennie berbunyi lagi untuk kesekian kali. Dia melirik. Oh, ternyata masih orang yang sama menelfon nya. Baiklah, sudah cukup menghukum Limario hari ini.

"Hmmm.." Jennie cuma mendehem.

"Akhirnya telfon ku di jawab juga". Ujar Lim lega, Jennie terkekeh tapi tetap sok cool.

"Ngapain telfon telfon trus?" Tanya Jennie judes.

"Aku kangen. Pacarku marahin aku dari semalem." Rengek Limario.

"Trus?"

'sabar Lim, sabar'-batin Limario.

"Biasanya kalo pacarku marah lama pasti dia kelaperan".

"Sok tau".

"Apa sih yang gak aku tau dari dia. Pasti sekarang dia udah gak sabar mau makan jjajangmyeon. Iya kan?"

"Jadi ini yang ngirim kamu?" Tanya Jennie pura pura gak tau. Tapi tetap dengan nada bicara nya yang datar.

"Hehehe aku bingung harus gimana lagi biar kamu mau maafin aku"

"Oooo.. kamu nyogok aku, gitu?"

"Iyaa. Jadi, tolong di terima ya sogokan ku. Aku udah gak tahan lagi nahan kangen. Aku gak tahan di diemin kamu. Aku kangen suara kamu. Gak ada gadis lain yang sanggup buat aku ngerasa kayak gini. Cuma Jennie Kim aja yang bisa". Ucap Limario jujur, Jennie tau hanya dari mendengar suara nya saja. Ah, Jennie di buat nge-fly mendengar nya.

"Iya deh iyaa, aku terima. Gak usah pake nge gombal segala".

"Hehehe itu bukan gombal sayang. Tapi fakta. Sayang, dengerin aku ya. Aku bener bener gak ada hubungan apa apa sama Jihyo. Dia udah punya pacar. Kita cuma temen. Dia emang gitu orang nya suka ngasih emot emot gak jelas kalo di chat. Maafin aku, aku cuma sayang sama kamu. Buat apa aku bertahan selama ini kalau ujung ujung nya aku gak seriusin kamu".

"Iyaa iya.. Aku udah maafin".

"Serius? kamu percaya kan sama aku?"

"Iya aku percaya kok. Maafin aku juga udah nuduh kamu".

"Gapapa, aku tau kamu cemburuan. Hahaha"

"Malah ngatain, gak jadi deh aku maafin".

"Aaaaaaaaaaaaaaaa". Limario merengek manja, ngebayangin wajah nya buat Jennie ketawa.

"Hahahaha iya iya gausah cengeng deh"

"Hehehe, yaudah gih di makan jjajangmyeon nya. Jangan makan sendiri. Bagi bagi sama Lisa, Jisso dan Rose juga."

"Gak! mana rela bagi bagi".

"Hahaha dasar pelit".

Yang pelit itu Jennie atau Limario sih, nyuruh makan bareng tapi beli nya cuma sebungkus doang. Otak dimana otak? Oh, di dengkul. Hehehe.

******

"Masuk!" Perintah Prof. Hwang

Limario membuka pintu dan berjalan menuju meja lelaki paruh baya itu.

"Silahkan duduk, Limario".

Limario menarik kursi dan menduduki nya.

"Saya rasa, untuk proyek mu kali ini kau harus melakukan kunjungan dan survey langsung". Ujar Prof. Hwang

"Ke korea?" Tanya Limario agak kaget. Ya, proyek tugas akhirnya sekarang memang berhubungan dengan kondisi industri musik di korea.

Prof. Hwang mengangguk.

"Akan lebih mudah jika kau melihat langsung. Lusa ku harap kau sudah berangkat. Aku sudah menyiapkan semua nya."

Limario mengangguk. Dia tidak bisa menyembunyikan senyum bahagia nya. Hal pertama yang ia pikirkan setelah mendapatkan perintah ini adalah Jennie. Mungkin tuhan menjawab doanya untuk di berikan kesempatan untuk kembali ke Korea walau hanya sebentar.

"aku akan kasih kamu kejutan sayang."
.
.
.
.
TBC

Pain KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang