22

4.8K 331 8
                                    

"Jennie, kau kenapa?" Tanya Lim panik.

"A-aku tidak apa apa". Jennie ngusap air mata nya kasar. Dia tidak ingin terlihat menyedihkan di depan Lim.

"Jangan berbohong, tadi kau menangis. Apa kau ada masalah?"

"Tidak, aku hanya kelelahan. Kenapa kau bisa ada di sini?"

"Aku tadi ngambil tas ku ketinggalan di ruangan latihan, trus waktu aku lewat di depan toilet aku dengar seperti suara orang nangis. Ku kira hantu, eh ternyata kamu. Hehehe"

"Yak! aku bukan hantu" Jennie memukul dada Lim.

"Yeee siapa suruh nangis di toilet, yuk gabung sama yang lain. Gausah sedih lagi, kan ada kita. Oke?"

Jennie tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya sekarang. Sifat hangat Lim ini sangat dia rindukan. Dia selalu bisa menenangkan hati Jennie. Andai saja dia dapat memutar waktu. Dia tidak akan melakukan kesalahan bodoh itu. Tapi kenyataan sekarang sangat menyakitkan. Limario bukanlah milik nya lagi, hati nya telah di miliki orang lain.

"Loh kok bisa barengan?" Tanya Jin yang melihat Jennie dan Limario jalan bersebelahan.

"Tadi ketemu di lorong" Jawab Lim sambil nyengir ke Jennie. Dia tidak mungkin mengumumkan pada semua orang bahwa tadi dia melihat Jennie nangis di Toilet.

Chaeng mendongak ke arah mereka, dia tersenyum kecut ke arah Jennie. Jennie yang melihat itu jadi tidak enak padanya.

"Kamu kenapa hmm? kok muka nya di tekuk gitu?" Limario mengusap rambut pirang chaeng.

"Gapapa, oppa. Kata nya mau suapin aku, aku udah nungguin dari tadi"

"Iya iya, sini aku suapin"

Limario meraih piring yang berada di depan Chaeng.

"Aaaaa, buka mulut nya"

Baru saja Chaeng ingin menyambut sendok yang di arahkan oleh Lim, lelaki itu menarik nya kembali sambil nyengir.

"Yak! Oppa. Jangan bercanda"

"Hahaha, kayak nya kamu laper banget Chaeng"

Dia memajukan lagi sendok nya dan di sambut oleh mulut lapar kekasihnya.

"Iya, pengen makan orang rasanya" Dia melirik ke Jennie. Yang di lirik cuma menundukkan kepala pura pura tidak tahu.

"Eh jangan galak gitu. Nanti aku cium kalo galak galak"

"Ya gapapa, bagus dong"

"Yeee mau nya" Limario mencubit pipi gembul Chaeng.

"Woi woi, jangan asik berdua doang dong. Disini juga masih ada manusia woi" Teriak Hanbin

"Eh, masih ada ya? gue kira dunia cuma milik kita berdua" Kata Limario dan di sambut tawa semua nya. Ya, kecuali Jennie yang hanya tersenyum tipis.

*****
Jennie POV

Hari ini aku ada janji ingin bertemu dengan Kai. Aku sudah berniat untuk mengakhiri hubungan ku dengan nya. Sebenarnya semenjak kecelakaan Lim, pada saat itu juga aku ingin putus. Tapi hati ku masih bimbang, aku masih belum bisa menentukan mana yang terbaik untuk ku.

Setelah rasa sakit yang bertubi tubi saat ku melihat Limario dengan Chaeng, aku semakin yakin bahwa yang aku cintai selama ini adalah Limario, bukan Kai.

Masa bodoh sekarang Limario sudah milik Chaeng, aku hanya tidak ingin jika suatu saat ingatannya kembali dia tau aku masih berhubungan dengan Kai. Setidaknya itu mengurangi sedikit rasa bersalah ku.

Aku masih menunggu dia menjemput ke dorm, sesekali aku melirik jam tanganku. Sudah lebih 20 menit, kurasa dia terlambat.

tok tok tok
Aku berjalan menuju pintu, ku rasa dia sudah datang. Ku tarik ganggang pintu untuk membuka nya.

"Lim.." Aku kaget karena yang kulihat sekarang Limario sedang menggendong Chaeng ala bridal style.

"Chaeng kenapa?" Aku penasaran

"Tadi dia tertidur di mobil, aku tidak tega membangunkan nya. Hehe, bisa kau tunjukkan dimana kamar nya?"

Suara remukan hati ku terdengar kuat di telinga ku. Hancur. Lelaki ku tidak berubah, tetap sama. Beda nya hanya yang di perlakukan seperti itu bukan lah aku. Tapi orang lain.

Aku menuntun Lim menuju kamar Chaeng. Aku membukakan pintu kamar karena tangan lim terlalu sibuk menggendong kekasihnya.

"Terimakasih Jennie" Ucapnya. Dia menutup pintu kamar itu.

Aahh, rasa penasaran ku semakin memuncak. Semoga tidak terjadi hal hal yang tidak ku ingin kan di kamar itu. Semoga Chaeng tidak terbangun dari tidur nya dan Limario segera keluar dari sana.

Aku duduk di dapur, karena dapur lebih dekat dengan kamar chaeng. Rasa kepo ku memaksaku untuk tidak jauh jauh dari sana.

"Aaaaggghh" Aku mendengar suara desahan Chaeng.

Apa yang mereka lakukan. Kaki ku auto melangkah mendeka dan ku tempelkan telingaku kepintu.

"Aahhh, oppa sarange"

Sumpah. Telinga ku rasanya terbakar. Tanganku gatal ingin membuka pintu. Apa yang mereka lakukan di siang bolong begini. Aku tidak rela kalau Lim melakukan hubungan itu dengan orang lain. Aku sudah memberikan diriku yang seutuhnya dulu padanya. Tak bisa kah dia berpuas diri dengan itu?

"Mmhhh, Oppa sakit".

Fix, aku sudah tidak tahan. Aku buka pintu kamar itu dengan kasar, melihat tajam ke arah mereka. Lim dan Chaeng terkejut karena aku membuka pintu secara tiba tiba.

"UNNIE!"
.
.
.
.
TBC

Pain KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang