09

3.8K 305 0
                                    

Limario baru saja keluar dari ruangan YG. Dia sudah mendapatkan cukup banyak informasi untuk proyek nya. Berbincang dengan CEO itu ternyata asik juga, terlebih karena dia sudah mengenal Limario karena prestasi lelaki itu beberapa tahun yang lalu.

Dia berjalan menelusuri setiap ruangan mencari Jennie yang sudah menunggu nya sejak tadi. Matanya terpaku saat melihat Jennie sekarang sedang berbincang asyik dengan seorang lelaki. Wajah nya cukup familiar karena lelaki itu adalah seorang idol dari boy grup yang cukup terkenal.

Limario hanya melihat dari jauh dan menunggu pembicaraan mereka selesai. Dia tidak mau tiba tiba muncul dan membuat lelaki itu bertanya tanya tentang hubungan nya dengan Jennie.

Cukup lama mereka berbincang. Bahkan lelaki itu tidak segan segan mengusap pucuk kepala Jennie. Dan kelihatannya Jennie juga tidak mempermasalahkan itu.

"Bicarain apa sih, kayak nya asik banget" Tanya Limario menghampiri Jennie setelah lelaki itu pergi.

"Hei, kau sudah selesai?" Jennie tidak menjawab pertanyaan Limario.

"Sudah, ngapain Kai kesini?"
Limario penasaran, ada urusan apa artis beda agensi itu ke tempat ini.

"Oh, kami bicarain project yang akan kami kerjakan berdua. Sajangnim baru saja memberitahu ku tadi. Aku dan Kai akan jadi model keluaran terbaru Channel minggu depan".

Limario mengangguk, dia sudah tau kalau sebelum debut nya Jennie sudah di kontrak oleh Channel untuk menjadi model brand itu setahun kedepan. Kekasihnya yang sexy itu memang sudah banyak memikat beberapa brand terkenal bahkan sebelum debut nya. YG patut bersyukur karena memiliki artis seperti Jennie.

"Latihan mu sudah selesai? bagaimana kalau kita pergi makan?"

"Ayo, kamu tunggu di parkiran ya. Aku mau ambil tas dulu di dalam".

"Bareng aja". Limario menahan tangan Jennie yang ingin masuk ke dalam ruangan.

"Hei kamu lupa kita sedang dimana? aku gak mau bikin masalah sebelum debut ku". Jennie melepaskan genggaman tangan Lim.

"Arraso.. jangan lama lama. Aku sudah lapar" Limario mendahului Jennie dan berjalan menuju parkiran.

"Unnie, kalian pulang saja duluan. Aku mau kerumah sebentar. Ada barang ku yang ketinggalan." Ucap Jennie boong pada Jisoo.

"Kebiasaan deh, pikun mu itu kurangin dikitlah"

"Jangan lupa kalau pulang bawa cikin" Teriak Lisa dari pojokan yang sedang nyender di bahu Rose.

Jennie hanya mengacungkan jempol dan pergi meninggalkan ke tiga teman nya.

*****

"Kalau makan tu yang bener" Jennie menghapus sisa makanan di ujung bibir Limario.

"Kok bersihinnya pake tangan sih?"

"Trus mau pake apa? kaki?"

"Yaelah, pake bibir dong". Limario monyongin bibir.

Chup.

"Udah kan? makan yang bener makanya".

Limario kaget. Biasanya Jennie aga sedikit di paksa dulu supaya mau nyium Lim. Efek udah lama gak ketemu, jadi Jennie gak mau ngelewatin momen walau sedetik pun.

HP Jennie berbunyi. Ada notifikasi pesan yang masuk. Limario melirik, nomornya tidak dikenal dan belum di simpan oleh Jennie.

"Siapa?" Tanya Limario penasaran.

"Kai, tadi dia meminta nomor HP ku" Jawab Jennie setelah membaca pesan itu.

"Buat apa? kalau ada hal yang penting kan bisa hubungin lewat manager".

Jennie mengangkat bahu.

"Dia bilang hanya sekedar menyimpan nomor ku aja. Aku gak enak nolak nya, walau gimana pun dia kan partner kerja ku".

"Trus barusan dia bilang apa?"

"Cuma bilang kalau ini nomernya, di suruh save. Gitu doang"

Limario mengangguk. Sebenarnya dia tidak suka Jennie berdekatan dengan Kai. Bukannya posesif, hanya saja Lim menganggap Kai lelaki yang tidak sopan, masa baru kenal udah langsung melakukan kontak fisik. Apa apan dia mengelus elus rambut Jennie? Hanya Limario yang boleh melakukan itu.

*****
"Aku pulang!" Jennie menghampiri ke tiga membernya yang sedang menonton TV.

"Cikin nya mana?" Cegat Lisa.

"Nih!" Jennie menempelkan sekotak cikin ke wajah Lisa.

"Yak! Unnie biasa aja dong. Ikhlas gak sih beliin nya". Cerocos Lisa kesal.

Jennie mencibir Lisa puas.

"Sudah jangan berisik! Mari kita nikmati cikin ini dengan seksama" Rose mengambil plastik di tangan Jennie yang masih menggelantung di depan wajah Lisa.

"Ngomong ngomong Unnie, apa kemarin malam kau menerima paket?" Tanya rose pada Jennie yang baru saja menghempaskan badan nya ke sofa.

"Maksud mu?" Tanya Jennie heran.

"Kemarin malam aku bertemu lelaki di depan dorm saat aku baru saja pulang. Katanya dia habis nganterin paket. Tapi aku tanya Lisa dia gak nerima paket apa apa. Makanya aku tanya Unnie, soalnya yang di dorm saat itu hanya kau dan Lisa".

Jennie berfikir keras. Mungkin lelaki yang di maksud Rose saat ini adalah Lim.

"Iya, dia nganterin paket ku". Jennie boong lagi.

Rose hanya ber 'oh' ria.

'kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkan lelaki itu? kemungkinan untuk ketemu lagi saja seperti nya sudah tidak ada. berhenti lah bersikap konyol, chaeng'
.
.
.
.
TBC.

Pain KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang