23

5.1K 356 10
                                    

Chaeng POV

"UNNIE!"

Aku kaget ketika Jennie membuka pintu kamar ku tiba tiba. Tidak pernah Jennie unnie seperti ini sebelumnya. Biasa nya dia selalu mengetuk pintu kamar ku jika ingin masuk.

Aku melirik ke arah Lim yang juga menatap tak suka ke arah nya. 

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.

Jennie masih diam di posisi nya tidak bergeming.

"A-aku memanggil mu dari tadi. Tapi tidak ada jawaban. Makanya aku langsung masuk"

"Ada perlu apa?" Selidik ku. Aku yakin, pasti dia sedang berbohong. Pasti dia penasaran dengan apa yang aku lakukan dengan Limario oppa.

"Ti-tidak jadi. Nanti aja kita bicarain"

Dia pergi keluar kamar ku dengan raut wajah sejuta arti. Aku akan mengintrogasi nya nanti. Lihat saja!

"Oppa, pipi ku sakit. Kau mencubit nya terlalu kuat" Rengek ku.

"Salahin aja pipi mu itu. Siapa suruh tembem nya kayak gitu. Kan gemesin"

Dia mencubit lagi pipi ku. Pasti pipi ku sekarang udah merah banget. Rasa nya juga perih. Gemes sih gemes aja, tapi cubit nya pelan pelana aja dong.

Flashback

Limario menaruh Chaeng dengan hati hati di atas kasur supaya tidak membangunkannya dari tidur. Dia menyelimuti Chaeng agar tidak kedinginan. Setelah dia berhasil menempatkan chaeng pada posisi yang sesuai, dia duduk di pinggir kasur. Memandang bidadari di depannya.

Limario mengelus wajah nya dan mengusap pucuk rambut chaeng dengan lembut.

Merasa ada yang menyentuh kulitnya, chaeng pun terbangun. Ah, padahal Lim tidak ingin membuat nya bangun. Salah kan saja tangan nya yang tidak bisa menahan untuk menyentuh gadis itu.

"Aaaaggghh"

Sebenarnya chaeng tidak berniat ingin mendesah seperti itu, dia hanya ingin merengang kan tubuhnya. Dia tidak tau kalau yang ada di depan nya sekarang adalah Lim.

"Aaahhhh, oppa sarange" Ntahlah, dia hanya ingin mendesah saat ini. Apa lagi saat membuka mata yang pertama kali dilihatnya adalah kekasihnya, auto ngedesah sambil bilang 'sarange' deh.

Limario tentu saja tak tahan mendengar nya. Wajah ngantuk kekasihnya saat ini sangat menggoda, apalagi dia bangun dengan desahan desahan yang membuat darah Lim saat ini semakin kencang mengalir.

"Mmhhh, Oppa sakit"

Chaeng merintih kesakitan karena Lim tiba tiba saja mencubit pipinya dengan keras. sebenarnya Lim sudah sering sih melakukan itu, tapi kali ini cubitan Lim lebih keras dari biasanya.

ceklek

Pintu kamar Chaeng terbuka dan menampilkan sosok Jennie dengan tatapan kucing nya yang tajam.

Flashback end.

Jennie sedang merutuki diri nya sendiri. Dia malu membuka pintu kamar Chaeng tanpa izin. Apalagi dia juga sudah salah sangka. Mereka tidak melakukan seperti yang sudah dia risaukan. Hampir sih. Untung aja dia cepat membuka pintu, kalau tidak mungkin hal itu sudah terjadi.

Dia meneguk air segelas penuh untuk mendinginkan kepala.

"Ah! bodoh sekali kau Jennie" umpatnya

Dia melirik sekilas ke pintu kamar chaeng yang masih tertutup.

"Lagian ngapain desah desahan kaya gitu? Dia pikir Lim ga bakalan ke pancing apa?!!"

"Ini si kai ini mana lagi?!" Dia ngomel ngomel sendiri di dapur.

Pain KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang