Chapter 2

33 3 0
                                    

Jika bisa marah, aku akan menjadi marah sejadi-jadinya sayangnya aku tak bisa meyimpan  amarah terlalu lama
-

Selepas sholat isya biasanya aku langsung bersiap untuk tidur, tapi malam ini rasa kantuk tak kunjung datang menghampiriku. Aku mengambil ponselku dan membuka aplikasi sosial media. Ada satu notifikasi WhatsApp dari nomor tanpa nama.

0895******
Masih marah?

Me
Ini siapa?

0895******
Lendri

Aku tidak membalasnya, bukan tidak memaafkan nya, hanya saja aku tak ingin membahas hal yang membuatku kesal ataupun sakit hati. Hanya akan membuan amarahku bertambah saja.

-----

Bosan, itu yang aku rasakan, membuka sosial media tidak ada yang aneh isinya hanya tentang itu itu saja. Aku memutuskan untuk tidur walau rasa kantuk belum juga datang. Notifikasi handponeku berbunyi. Kukira siapa ternyata orang yang sama.

0895******
Ya elah cuma becanda doang juga masa ga di maapin sih
Iya tau becandanya keterlaluan tapi kan ga tau bakalan kaya gini jadinya

Me
Makanya lain kali kalo apa apa sebaiknya pikir pikir dulu.

Ake menutup ponselku dan menuju alam mimpiku.

-----

Hari berikutnya aku kembali sekolah seperti biasa, tidak ada yang berbeda. Sesampai di sekolah, aku berjalan menuju kelas melewati koridor dan lapangan, menyapa setiap orang yang ku kenal dan tersenyum kepada orang orang yang aku lewati dengan paksa.

Kelas sudah cukup ramai dan cila datang lebih awal.

"wihh tumben si kancil udah dateng jam segini"

"di anterin ayah aku makanya datang lebih awal" aku menghampirinya, meletakan tasku dan mengambl ponselku dalam tas.

"itu ada handpone kamu, kapan di ambil?"

"kemaren, pulang sekolah dia yang ngasih ke akunya"

"terus dia gimana?"

"berubah jadi pri kecil dan menjadi sahabatku haha udah ahh yu anter ke koperasi mau beli roti aku belum sarapan"

"hihh garing dasar"

-----

Dia berulah lagi, mengganggu setiap orang yang ada di dalam kelas terutama para cewek. Aku sedang menulis dengan cila, melihat tingkah laki laki menyebalkan itu rasanya ingin ku lempar saja dia dengan sepatuku.

"cil sumpah ya aku ga suka banget sama dia"

"jangan gitu hati hati suka"

"jangan sampe ya allah" aku melanjutkan menulisku.

-----

Hari ini banyak guru yang tidak masuk karena sedang ada rapat dan semua murid di beri tugas yang harus di kerjakan, aku mengerjakan tugas seperti yang lainnya.

"cila semalem dia chat aku"

"dia siapa?"

"si lendri"

"terus gimana"

"minta maaf"

"kamu bales?"

"iya lah"

"aturan mah jangan dulu biarin aja dia mikir"

"kalo bisa marah aku pasti marah sejadi-jadinya, sayang nya aku ga bisa marah sama orang"

"euh susah sih kalo gitu"

Aku melanjutkan menulisku, agar cepat selesai dan pergi kekantin untuk membeli makan.

-----

Matahari menyengat, panasnya seakan membuat seluruh warga sekolah enggan keluar kelas.

Termasuk penghuni kelasku, semuanya asik di dalam kelas. Bermain game, tidur, memainkan ponselnya masing masing dan ada segelintir siswa pintar yang asik dengan rumus-rumus kesayangannya menunggul bel pulang sekolah.

Bel berbunyi menandakan waktunya pulang. Aku tidak langsung pulang ada jadwal latihan tari. Bersama beberapa teman dan seniorku ada juga pelatihku.

"cila fitri langsung ganti baju yu aku gerah banget"

"yaudah yu, udah itu langsung kita sholat"

"iya"

Aku berjalan menuju ruang ganti setelah itu aku pergi ke mesjid sekolahku, berjalan dengan beberapa temanku yang lain.

Aku berjalan paling belakang dengan cila sambil bercerita.

Seseorang tiba-tiba berjalan di sampingku, aku tidak melihatnya. Aku memperlambat langkahku orang itu juga memperlambat langkahnya.

"masih marah?" aku melihatnya.

"marah soal apa?" aku terus berjalan

"soal kemarin"

"ga tau lupa" dia menghentikan langkahnya dan aku mempercepat langkahku.

-----

"oke latihan hari ini cukup sampe sini aja kita ketemu di pertemuan selanjutnya" pelatihku menutup kegiatan ini dengan memimpin doa dan mengucapkan salam

Aku berjalan menuju gerbang utama, melewati beberapa kelas dan lapangan. Bersama cila, fitri dan temanku yang lainnya.

"tina kayanya si lendri suka deh sama kamu" cila melontarkan kata-kata itu dengan mudahnya.

"ahh ngawur kamu orang aku aja baru kenalan kemaren kan"

"bener tau tin, soalnya ga biasanya si lendri minta maaf ke orang" fitri juga berkata sama.

"ga mungkin, lagian ya kita baru kenal kemaren belum terlalu deket juga kan"

"belum berarti mau dong haha"

"minta maap doang kan wajar"

"ga wajar kalo kaya dia"

"gibahin orang mulu dosa, udah ah aku duluan ya udah di jemput dahh"

"dahh, hati-hati kamu"

Aku hanya menganggukan kepalaku, sedikit berlari karena aku tau rijal pasti nunggu dari tadi.

"dari tadi?"

"iya lama banget udah ampir 1 jam ini"

"ngomel mulu lu kentung ayo balik"

-----

Komorebi  (こもれび)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang