Chapter 3

33 2 0
                                    

Tidak suka bukan berarti membenci kan?
Itu yang ku tau.
-

Hari terus berlalu, tidak ada perubahan darinya. Tetap menjadi laki-laki menyebalkan yang suka mengganggu, mengganggu setiap orang kecuali aku. Entah tidak berani atau takut aku marah kembali. Kabarnya dia suka kepada salah satu temanku, tapi temanku malah cuek saja karena sikap dia memang benar benar cuek.

Aku sedang menulis tugas kelompokku dengan cila, kebetulan kelompoknya hanya dengan teman sebangku saja.

"tina kamu tau soal si lendri yang ngedeketin si yaya"


"tau" jawabku santai sambil menulis

"kamu gapapa?"

"gapapa gimana? Emangnya aku kenapa?"

"kamu ga suka kan ke si lendri?"

"engga"

"ga boong kan?"

"emang ada yang aku sembunyiin dari kamu?" dia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan menulis.

-----

Katanya semakin hari lendri semakin mendekati temanku, sering chat dan kadang juga perhatian tapi dia tetap saja konsisten dengan cueknya. Dan satu kelas tau itu.

Jam istirahat pertama, aku tidak keluar kelas karena hanya 15 menit. Laki laki itu menghampiriku sebut saja lendri, yulendri.

"hai" dia duduk di sebelahku

"apa, mau ngambil handponeku lagi?

"suudzon dosa lho" aku hanya mendelikan mataku.

"mau minta bantuan dong hehe"

"apa?"

"bantu deketin aku sama si yaya"

"kaga, ogah banget. Lagian ya si yaya tuh cuek banget aku aja takut sama dia, minta bantuan orang lain aja deh" aku menolaknya bukan karena cemburu atau semacamnya, hanya saja aku takut kena getahnya dari yaya si macan itu hihi.

"ayo dong"

"engga"

"yaa"

"ga mau" aku bangkit dari tampat dudukku dan pergi.

-----

Aku duduk di bangkuku dengan cila, memakan cemilan yang sempat ku beli.

"cila si lendri minta bantuan aku buat deketin dia sama si yaya"

"ya bantuin aja kalo emang kamu mau"

"aku sih ga mau"

"kenapa? Cemburu ya?"

"ya kali aku cemburu cil"

"terus gimana? Tetep mau bantuin?"

"aku coba bantuin aja kalo bisa"

"padahal mah biarin aja"

"ga suka bukan berarti harus bencikan? Setau aku gitu"

Aku kembali memakan cemilan-cemilanku.

-----

Tidak berhasil mendekatkan lendri dengan temanku akhirnya aku menjadi tempat curhat si lelaki absurd itu.

Semua orang tau bagaimana dia, keras kepala ga pernah mau ngalah, susah di bilangin dan egois. Kerjaannya ribut, membuat kerusuhan dan sering kali berdebat dengan risma karena sama-sama ga mau kalah.

Berbeda denganku, dia tidak pernah mau berdebad denganku. Jika ada hal yang kami perdebatkan dia akan mengalah dan mengatakan "iya tina emang paling bener" dan tidak pernah berbicara dengan nada tinggi seperti dia berbicara pada orang lain.

Aku tidak suka berdebat, tidak suka keributan apa lagi terlibat. Aku cukup menjadi penonton saja ketika perdebatan sedang berlangsung.

-----

Di sekolah semakin sibuk saja, banyak event yang harus di isi oleh siswa baru. Cukup melelahkan dan menguras pikiran.

Latihan Dasar Kepemimpinan Osis atau LDKO di ikuti oleh seluruh calon anggota osis kelas 10 dan 11. Aku tidak mengikutinya, aku tidak berminat di bidang osis, eskul dan sekolah saja sudah cukup melelahkan.

Hari itu calon osis sibuk dengan acara itu, di kelasku ada 4 orang yang mengikutinya salah satunya Lendri. Sebagai teman yang baik hati dan tidak sombong aku dan teman-teman yang lain membantu apa yang bisa kami bantu.

"yaya udah siap apa yang harus di bawa?"

"udah deh kayanya"

"yaudah deh bagus"

Aku melihat lendri seperti sedang kesulitan, aku menghampirinya.

"kenapa?"

"ini susah nempelin peniti nya gimana sih" dia sibuk memasang peniti yang tak kunjung terpasang.

"sampe lebaran tahun depan juga ga bakalan bisa lah, tempelin dulu pake ini"  aku mencoba memasangkannya.

"nah itu bisa, makasih ya"

"sama-sama"

-----

Komorebi  (こもれび)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang