Chapter 7

20 6 0
                                    

*

Serangkayan acara telah di laksanakan. Tibalah di acara puncak, pentas seni setiap eskul di akhiri dengan malam api unggun.

Aku menunggu giliran eskul ku untuk tampil kedepan menampilkan tarian seadanya.

Aku berdiri di belakang, menghindari keramaian. Melihat satu persatu penampilan. membosankan.

Seseorang menghampiriku.

"ini"  Menyodorkan air minum dan kerupuk, aku hanya menatapnya dengan tatapan heran.


"ini ambil jangan melamun" dia menarik lenganku dan memberikan minum dan kerupuk tersebut.

"buat apa?"

"cemilan sambil nunggu" dia tersenyum dan aku membalasnya

"si aneh dasar haha"

"aku perhatiin kamu di belakang mulu makanya aku pikir kamu butuh temen"

"aku cuma males sama tempat ramai"

"kalo gitu nanti aku mau ngajak kamu ke satu tempat, aku yakin kamu pasti suka"

"kemana?"

"ada deh, pokonya nanti kalo kamu ada waktu bilang ke aku"

Aku dan dia hanyut dalam tawa yang dia ciptakan. Humoris, itu yang menjadi ciri khas fikri. Selalu bisa menghadirkan tawa untuk orang di sekitarnya.

*

Acara pensi selesai, semua penghuni sekolah berbondong-bondong menuju lapangan untuk mengikuti acara malam api unggun.

Hening, tidak ada pencahayaan. Itu tradisi sebelum api unggun di nyalakan. Dan itu yang paling aku suka.

"tina, ada kembang api kamu yakin mau di sini?" cila seakan tau apa yang aku takutkan.

"sekarang?"

"iya"

Dorrrrrr..dorrrr...doorrrrr

Sial, belum sempat aku menghindar kembang api sudah di nyalakan. Aku pergi kebelakang menabrak orang-orang di sekitarku.

Seseorang menarik lenganku. Aku sempat mencoba melepaskan nya tapi genggaman nya terlalu kuat.

"lepasin" aku menarik tanganku tanpa melihat siapa yang menarik tanganku.

"tenang, ini aku fikri"

Degg.. Jantungku seakan menjadi lebih lambat, memberanikan diri menatapnya dan dia tersenyum.

"tarik napas, tenangin dulu diri kamu"

Aku mencoba menenangkan diriku, melihat tanganku yang masih erat di genggam oleh fikri bergantian menatapnya.

"ehh sorry" refleks dia melepaskan tanganku

"makasih seengganya aku sedikit lebih tenang"

"iya gapapa, lagian kamu kenapa tiba-tiba kebelakang gitu"

"aku takut kembang api"

"alasannya?"

"ga tau"

"dasar haha" dia mengacan kerudungku

"ihh udah rapih tau" dia tertawa

"hey berduaan aja lu pada"

Seseorang datang. Si pengganggu siapa lagi kalo bukan lendri.

"ehh dri"

"rifki aku duluan ya"

"iya hati-hati" dia tersenyum

"mau kemana ko buru-buru gitu"

"bukan urusan lo"

Aku pergi dari hadapan mereka, mencari temanku yang lain.

---

Malam yang panjang, sunyi. Di gedung bernamakan sekolah dengan para penghuninya. Aku menghabiskan malam panjang ini dengan penuh hidmat. Mensyukuri setiap kejadian yang tuhan takdirkan untukku.

Udara dingin seakan menjadi pelengkap di malam ini. Mendengarkan beberapa orang yang asyik dengan gitar dan suara merdunya dari luar.

"tina temenin aku ketoilet"

Aku terhentak, sial. Selalu ada yang menjadi pengganggu setiap kali aku menikmati malam.

"cila ya tuhan baru aja rebahan"

"bentar doang ya allah"

"yasudah"

Aku mengangkat tubuhku, memaksakan diri menuju taoilet. Berjalan melewati koridor yang ramai. Tatapan ku tertuju pada laki-laki di ujung sana, laki-laki yang sedang menatapku. Dia tersenyum, aku sedikit tersenyum.

"belum tidur?"

"hampir"

"ko bisa ada di sini? Mengigau?"

"di ganggu cila, minta di temenin ke toilet menyebalkan memang"

"haha yang sabar punya teman kaya dia"

"past.." belum selesai bicaraku. Tiba-tiba seseorang menghampiriku dan fikri.

"ehh kalian lagi"

Lendri, seperti hantu yang selalu ada dimanapun aku berada.

"fikri aku duluan ya"

Fikri hanya tersenyum seakan tau apa yang membuat ekspresiku menjadi sedikit lebih kesal.

Aku kembali keruanganku, untuk beristurahat setidaknya tidak terlalu lelah badanku. Untuk esok aku harap aku akan menjadi lebih baik.

Komorebi  (こもれび)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang