Chapter 4

31 3 2
                                    

Lelah rasanya, aku ingin beristirahat. Tapi kewajibanku sebagai pelajar yang di beri tugas harus kupenuhi, menuliskan huruf demi huruf menjadi rangkaian kata sebagai jawaban tugas tersebut.
-

"jangan tidur kemaleman" seseorang diambang pintu kamarku membawa segelas air putih.

"iya beresein ini dulu"

"minum dulu sebelum tidur"

"iyaa makasih" aku mengambil minum tersebut dan melanjutkan menulisku.

-----

"tina bangun udah siang"

Aku membuka mataku, melihat jam doraemon yang menempel di dinding kamarku. 05:15 sial rasanya baru 5 menit yang lalu aku tertidur. Aku mengangkat tubuhku dengan mata tertutup.

"handuknya udah di kamar mandi cepetan mandi" aku berjalan menuju arah kamar mandi.


30 menit, aku sudah rapih dengan seragamku. Memakai sepatuku, dan keluar kamar.

"sarapan atau bawa bekal?"

"sarapan aja ah"

Kakakku menyiapkan sarapanku, aku menghabiskannya sambil memainkan ponselku.  Tak lama, selesai sudah sarapanku, aku berpamitan untuk pergi sekolah.

-----

Hari senin, kabarnya akan ada serah terima jabatan dari osis lama kepada osis baru di depan warga sekolah setelah upacara.

"tina baris paling depan yu"

"ga mau males panas ga bisa gerak gerak kalo di depan"

"sama aku tina berdua paling depan"

"apa lagi sama kamu ris aku ga bisa berenti ketawa" risma mendelikan matanya tanda kesal dan aku tertawa.

"sekarangkan sertijab osis"

"ya terus? Apa hubungan nya sama aku?"

"siapa tau mau liat si lendri di pakein slendang osis sama senior cantik itu"

"iww terus aku harus apa? Jungkir balik di depan gitu"

"ehh jangan yang ada tina malah cemburu" cila, si kancil menyebalkan.

-----

Jam pelajaran kedua, pelajaran olahraga semua warga kelas bergantian untuk mengganti pakaiannya.

"tina ayo ganti baju" cila mengajakku yang masih mencari baju olahragaku.

"duluan aja cil, aku kayanya ga bawa baju olahraga deh"

"ya terus gimana?"

"nanti aku izin aja ke gurunya"

"kalo di hukum?"

"ya jalanin lah"

"yaudah aku ganti baju duluan nanti kita coba nyari ke kelas lain"

Aku menganggukan kepalaku dan mencoba menelpon kakakku untuk mengantarkan baju olahragaku tapi nomornya tidak bisa di hubungi. Seseorang menghampiriku.

"pake punya aku aja" ia menyerahkan baju olahraganya.

"gausah makasih"

"gapapa pake aja, aku bisa minjem punya temen yang lain"

"udah minta di anterin bajunya ko"

"ga bisa di telpon kan makanya pake punya aku aja"

Aku melamun, heran pengapa dia sebaik itu padaku bukan nya dia tidak pernah mau mengalah.

"melamun ini pake" aku terhentak ucapannya menyadarkanku dari lamunan.

"engga ah"

"tina ga jadi olahraga katanya pak wandi nya ga ada lagi ada urusan di luar jadi cuma di kasih tugas di kelas"

Cila berteriak dari arah pintu memberi tahu kabar baik untukku, bahwa guru olahraga sedang tidak ada, aku tersenyum.

"alhamdulillah"

Aku menatapnya yang masih setia berdiri di depan tempat dudukku, aku melipat baju yang dia letakan di mejaku dan memberikannya.

"ini, makasih"

"ko makasih kan ga jadi"

"makasih udah mau baik"

Dia mengangguk dan tersenyum, kali pertama aku melihat senyum tulusnya. Damai, bertolak belakang dengan sifat aslinya yang pembangkang, dan aku membalas senyumnya.

"ekhemmm... Seret nih"

Dan tak sadar ada cila di ambang pintu yang sedang memperhatikan kami berdua. sial, cila melihat aku tersenyum pada laki-laki itu.

Lendri meninggalkanku, menuju tempat duduknya untuk berkumpul membicarakan game di kawasan kaum adam.

"ko dia nyamperin kamu sih" sifat keponya sudah mulai muncul, akan ada banyak pertanyaan kalau sudah seperti ini.

"nawarin ngasih minjem baju" aku membereskan isi tasku yang ku keluarkan tadi.

"terus kamu mau?"

"ya engga lah"

"fix deh dia suka sama kamu"

"engga cila dia masih sering curhat soal si yaya ke aku"

"kamu cemburu?"

"ya engga lah lagian aku udah ada deket sama anak ips" mengapa aku mengatakannya, akan lebih banyak pertanyaan setelah ini.

"hahhh siapa? Ko kamu ga cerita sama aku"

"iya nanti cerita"

"secepatnya ya"

Aku mengangguk saja dari pada harus memperpanjangnya.

-----

Komorebi  (こもれび)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang