Chapter 6

8 5 0
                                    

----

Hari ini latihan tari di perpanjang. 17:35 sekolah masih cukup ramai karena banyak yang ikut mempersiapkan untuk acara besok.

Latihan di akhiri, keringat bercucuran dan hujan melengkapi sore ini.

"tina di jemput?"

"iya cil"

"kita duluan ya udah sore"

"iya hati-hati"

"kamu juga hati-hati di godain si lendri" fitri berucap pelan.

"apaan sih, kamu tuh sama si indera"

Mereka meninggalkanku, menyisakan tawa. Entah lah mereka sangat berharga untukku.

Langit sudah menjadi lebih gelap, aku menatap jalanan dari gerbang seorang diri. Sepi, sunyi hanya aku di sana.

"hai" seseorang dengan beat merah, tersenyum padaku.

"hai"

"mau bareng?"

"engga deh, duluan aja"

"yakin?"

"iya yakin"

"ga bakalan takut?"

"jangan nakut-nakutin lah"

"haha, yasudah kalo begitu aku duluan saja"

"iya, hati-hati tuan menyebalkan"

"kamu juga manis"

Motor itu pergi dari pandanganku, aku tersenyum menatapnya. Pipiku memanas aku tau saat ini aku sedang malu.

"senyam senyum ayo pulang"

Aku terhentak, aku terlalu asik melamun menatap rifki yang sudah pergi dan tak terlihat hingga tak sadar rijal sudah datang menjemputku.

"astagfirullah, ngagetin mulu lu gendut"

"ya elu ngelamun mulu liatin apaan sih senyam senyum sendiri lagi"

"kepo ahh ayo balik cape nih mau mandi"

-----

Malam ini aku sibuk membereskan apa yang akan ku bawa besok, dirasa sudah lemgkap aku merebahkan badanku. Lelah rasanya.

Aku mengecek ponselku, ada beberapa notifikasi. Tidak biasanya seperti itu. Aku melihat chat teratasku, terlihat nama rifki alifian di sama.

Rifki alifian
Jangan lupa persiapin buat besok

Me
Udah, kamu juga

Rifki alifian
Selamat beristirahat:)

Aku tersenyum, mematikan ponselku dan menyimpannya. Lalu pergi ke ruang mimpiku.

-----

"rijal ayo berangkat udah telat lama banget sih ihh udah tau sekarang ada acara sekolah kan udah di bilang dari kemaren berangkatnya lebih pagi jangan telat"

Aku berbicara dengan nada tinggi andalanku, berteriak dari arah kamar sambil memakai sepatu. Menghampiri kakakku dan berpamitan.

"berangkat ya teh"

"di sana hati-hati, kalo ada apa-apa telpon jaga diri jangn banyak tingkah"

"kaya di tinggal seminggu aja, besok juga aku pulang lagi teh"

Aku keluar dengan terburu-buru, sambil meneriaki nama rijal berkali-kali.

"berisik elah, elu yang lama gw udah nunggu dari tadi"

"kirain lu belum keluar makanya gw teriak"

"mulut lu aja kea toa"

"ngomong mulu ayo berangkat elah"

Kurang dari 10 menit aku sudah berada di gerbang utama sekolahku, sudah cukup ramai. Dan ada ucapan selamat datang di atas gerbang.

Aku sedikit berlari menuju kelas, lapangan sekolah sudah ramai dengan dekorasi yang di siapkan panitia.

"assalamu'alaikum, telat ga?" aku meletakan tasku yang sangat berat itu di atas meja.

"waalaikumsalam, tarik nafas dulu napa na"

"udah bel?"

"baru aja bel, lagian kamu kemana aja sih?" cila memberi pertanyaan dengan nada kesal

"paling juga telat bangun" fitri menebaknya

"iya telat bangun"

"dasar kebo lu"

"dari pada kamu kancil"

"biarin aja ribet banget"

"kamu juga sama aja"

"heyy udah deh bukan waktunya adu mulut, ini pasang pita jangan sampe ilang kalian tuh bisa ga sih sehari aja ga ribut"

Fitri berbicara lebih banyak dari kami berdua seperti ibu yang memisahkan kedua anaknya yang sedang berdebat.

"iya bu" ucap kami serentak, fitri mendelikan matanya tanda kesal.

"acaranya abis dzuhur, setelah sholat jum'at anak cewe yang lagi sholat langsung sholat dulu terus nanti ke ruangan masih-masih eskulnya" yaya memberi pemberitahuan itu di depan kelas.

"cila aku belum makan ke kantin dulu yu"

"kamu tuh kebiasaan ya udah tau kamu sakut magg kalo kambuh repot"

"yaudah sih tadi kan ga sempet"

"tiap hari ga sempet mulu, ayo ke kantin"

Manusia mungil itu memang banyak bicara, tapi ada nada khawatir dari banyak bicaranya itu.

-----

Komorebi  (こもれび)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang