Hanin Dhiya - Suatu Saat Nanti
***
Mataku dan matamu memang sering bertemu, namun hatiku dan hatimu tak akan pernah saling menyatu.
***
Tanah air
Ku tidak ku lupakan
Kan terkenang
Selama hidupku...Pengeras suara yang menggantung di sudut lapangan sekolah, terus saja menyanyikan lagu-lagu nasional. Meskipun sebenarnya tak ada satu orang pun yang memperdulikan lagu-lagu itu. Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang sibuk menggosipkan berita terbaru, ada yang membaca, ada yang menyapu, ada yang berbagi pengalaman selama liburan semester 2 kemarin, atau bahkan sarapan pagi di kursi depan kelas, sebelum bel tanda masuk dibunyikan.
Jam berwarna biru tua yang melingkar di tangan kiri Shaula, menunjukkan pukul 06.50. Kini, ia sedang duduk di kursi tunggu di ruang lobby. Ia telah selesai mengurusi surat-surat pindah dari sekolahnya yang dulu.
Hari ini, Shaula berstatus menjadi siswa baru di SMA Baktiyudha. Ia sudah lama tidak bertemu sahabat kecilnya sejak 2 tahun yang lalu, sehingga ia memutuskan untuk bersekolah disini, bersama sahabatnya yang bernama Rivera.
Rivera Alessandra Feronic, merupakan sahabat kecil yang selalu di sisi Shaula. Ketika Shaula menjadi bahan bully sejak kelas VII, Rivera selalu membelanya, ia tak pernah lelah menjaga Shaula.
Namun saat Rivera kelas IX, ia sendirian, karena orangtua Shaula tidak tega melihat anaknya yang selalu dibully, sehingga Shaula harus pindah ke sekolah lain. Sehingga mereka harus berpisah.
"Mari Shaula, Ibu tunjukkan kelas barumu."
Bu Airi datang dan membuyarkan lamunan Shaula yang sedang mengingat kenangan-kenangan yang masih tergambar di otaknya.
"Baik Bu," balas Shaula sambil tersenyum sopan dan berdiri dari duduknya.
Dalam perjalanannya menuju kelas, Shaula merasa risih dengan tatapan siswa-siswa di sekitarnya. Namun ia beruntung, karena bel tanda masuk berbunyi, yang mengharuskan siswa untuk secepatnya masuk ke kelas karena hari ini adalah hari pertama dimulainya pelajaran.
Shaula mengikuti Bu Airi yang berbelok ke kanan, tempat dimana kelas XI MIPA berada. Shaula dapat mengetahui bahwa ia sedang berada di XI MIPA karena diperbelokan tadi ada tulisan "XI MIPA" yang menggantung di atas.
Langkahnya terhenti, kemudian Shaula mengekori Bu Airi yang masuk ke kelas XI MIPA 1. Seisi kelas bergegas untuk duduk di bangku masing-masing.
"Selamat pagi! Hari ini Ibu akan memperkenalkan teman baru kalian. Shaula, silakan perkenalkan dirimu."
Shaula mengangguk. Ia menghembuskan napasnya sebelum memperkenalkan diri. Kini, ia menjadi pusat perhatian. Tangannya berkeringat, ia takut akan membuat kesalahan. Namun ia harus percaya diri, agar ia tidak berlama-lama di depan teman-teman kelasnya.
"Perkenalkan, nama saya Shaula Velandina Allyra, bisa dipanggil Shaula atau pun Lyra. Saya berharap, semoga kalian bisa menerima saya sebagai teman. Terima kasih." Setelahnya, Shaula merasa lega.
"Terima kasih Shaula, silakan duduk di sebelah Karina." Bu Airi menunjuk kursi paling depan di pojok kanan.
"Baik Bu, terima kasih."
Shaula menuju ke bangkunya, yaitu di sebelah Karina.
"Hai, kenalin gue Karina." Karina menyodorkan tangannya di depan Shaula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setengah Dasawarsa
Novela JuvenilLaki-laki yang jatuh cinta, dapat dengan mudah mendapatkan hati seorang perempuan. Tetapi perempuan yang jatuh cinta, sulit mendapatkan hati seorang laki-laki. Bahkan ketika seorang perempuan ingin menyatakan cinta terlebih dahulu, perempuan itu ak...