Chapter 5

42 11 0
                                    

Lagi, dengerin lagu It's You -- Henry Lau ❤️

------------------------------------------------------------------

"Papa," Rean berkata lirih dengan mata yang berkaca-kaca. Kedua manik matanya yang mulai berair terus menatap wajah Sony.

Rean terus mendekati dimana Sony berbaring. Rean tidak bisa menghentikan air matanya. Dia bisa merasakan keberadaan Papanya lagi. Bukan hanya sekedsr bayangan Deandra yang bisa menghilang kapan saja. Tetapi merasakan sosok orang tua yang sesungguhnya.

Rean dan Deandra memang memiliki ikatan batin yang kuat. Degup jantung Rean berdegup kencang. Begitu pula degup jantung Sony ketika anak pasangan Dean Couple itu semakin mendekat. Perasaannya tidak bisa diungkapkan. Antara senang, bingung, sedih dan bahagia. Hari itu adalah pertemuan pertamanya dengan Rean setelah selama ini dia hanya bisa melihat lewat email yang dikirim Deandra.

"Papa," sekali lagi Rean memanggil Sony dengan sebutan 'Papa' ketika dia sudah berdiri tepat di samping ranjang Sony.

Rean mengentuh tangan Sony yang masih terpasang alat medis dengan perlahan. Sony sendiri tidak tahu kenapa dia juga meneteskan air mata. Perlahan Rean mengangkat telapak tangan Sony dan ditepatkan pada dadanya sementara salah satu telapak tangan Rean yang lain ditempelkannya pada dada Sony yang jelas masih terasa ada alat medis terpasang disana. Keduanya merasakan degup jantung yang sama cepatnya. Tanpa pikir panjang, Sony langsung memeluk Rean.

Dipelukan Sony, Rean kembali merasakan pelukan yang selama 2 tahun terakhir ini dia rindukan. Rean merasakan ketenangan sama seperti saat dipeluk oleh ayahnya sendiri.

Deandra yang melihat dari belakang merasakan kesenangan dan kesedihan disaat yang sama. Dia senang akhirnya Rean bisa bertemu Sony. Namun dia sedih, waktunya menjadi berkurang. Belum lagi dia merasa cemburu karena anaknya merasa tenang dipelukan laki-laki dewasa lain selain dirinya. Tapi Deandra sadar, memang seharusnya seperti itu.

"Nama kamu siapa, Nak?" Tanya Sony melepas pelukannya dan memandang Rean dengan tersenyum. "Kamu tiba-tiba datang sama Om dan memeluk Om," lanjutnya basa-basi meski sebenarnya Sony sudah tahu siapa anak laki-laki dihadapannya.

"Saya Rean, Om." Jawab Rean sadar merasa malu karena tiba-tiba menangis dan memeluk orang yang baru saja dia temui. "M-Maaf, saya... Tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa, kamu ke rumah sakit sama siapa? Apa kamu sakit?"

Rean menggeleng. "Tadi ikut Mama jengukin adek bayi nya temen Mama, terus Rean jalan-jalan dan melihat ruangan ini... Dan.... Dan.... " Rean tidak bisa menjelaskan lagi. Tidak mungkin dia bilang kalau Papanya memberitahunya bahwa orang yang menerima donor jantung Papa ada di ruangan ini.

Sony tersenyum kemudian mengusap rambut Rean. "Kesini sama Mama aja atau sama Papa juga?" Tanya Sony mencoba memancing Rean.

Rean kaget dengan pertanyaan Sony. Dia terus memandang wajah Sony dan dada Sony secara bergantian. Kemudian Rean melihat ke arah Deandra yang duduk bibir ranjang pada sisi yang lain. Deandra menggeleng kepada Rean. Rean tidak boleh menjawabnya.

"Eh, Rean balik ke ruangan Tante dulu, ya, Om! Besok kalau ada kesempatan Rean akan jenguk Om lagi!" Kata Rean memudian memeluk cepat Sony dan meninggalkan Sony dengan pertanyaan yang tidak di jawab.

Tetapi dia merasa senang bisa bertemu dengan Rean. Meski dia masih bingung kenapa Rean memanggilnya Papa. Deandra mendekati Sony dan duduk di kursi samping ranjang Sony berbaring.

"Gue harap pertemuan kalian ini jadi awal hubungan lo sama Deanita, Kak. Gue berharap banyak sama lo. Gue ga tau gimana nanti reaksi Deanita saat ketemu sama lo. Gue ga tau hal apa yang bakal terjadi lagi setelah kalian ketemu. Tapi gue berharap banyak, lo yang bakal gantiin posisi gue jadi pendamping Deanita dan jadi papanya Rean." Kata Deandra sambil memandang Sony yang masih kebingungan.

(for) My Dean : Sequel of My Dean (Revising On Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang