Prolog

207 29 7
                                    

"Okay, Dean?" kata seseorang dari balik kamera. Dan seorang laki-laki dengan wajah sayu di depan kamera itu menganggup siap untuk di rekam.

"Rean, saat kamu menemukan menonton video Papa ini, Papa yakin kamu sudah besar. Sebenarnya Papa sangat malu dan tidak patut merekamnya. Tapi, karena Papa ingin kamu mewujudkan 1 hal keinginan yang tidak dapat papa capai, Papa harap kamu bisa mewujudkannya. Untuk Papa."

"Papa ingin kamu menemukan seorang laki-laki yang sudah Papa siapin untuk jadi pengganti Papa sebagai Papa barumu, suami baru Mamamu."

"Memang terlalu mengejutkan dan sulit diterima. Tapi yakinlah, Nak, Papa tidak salah orang. Papa bersumpah bahwa kematian Papa tidak akan tenang jika Mamamu dan kamu tidak bahagia dengan orang pilihan Papa."

"Papa tahu orang yang Papa pilih adalah orang yang cacat. Tetapi dialah orang yang tepat. Dia juga mencintai Mamamu sejak dulu. Mungkin sejak Mamamu kabur ke Jerman. Dialah yang menjaga Mamamu selama Papa tidak ada disamping Papa. Orang itu kebetulan juga tinggal di Jerman setelah lulus SMA. Kami bertiga pernah satu sekolahan sebagai Junior dan Senior."

"Papa mengidap kanker Otak sudah sejak akhir SMP. Dan itu hanya Papa yang tahu dan juga dokter khusus kepercayaan Papa. Papa menjalani terapi dan meminum obat setiap hari. Tidak ada yang tahu, karena waktu itu Papa yakin Papa bisa sembuh."

"Tapi takdir mengatakan lain, keadaan Papa memburuk saat kelas 2 SMA. Dan saat itu Mamamu sedang ada di Jerman bersama Kakek buyutmu. Papa melakukan terapi sendirian. Papa juga mencari keberadaan Mamamu di Jerman, Papa berniat menyusul. Tetapi dokter Papa menyarankan untuk tetap tinggal demi kesehatan."

"Saat itu Papa ingat bahwa teman Papa itu juga ada di Jerman, Papa meminta bantuannya untuk mencari Mamamu. Meski dia menjawab tidak mau dan tidak peduli, tetapi Papa tahu dia juga sedang mencari Mamamu. Papa memiliki banyak relasi di luar negeri dan menemukan bahwa teman Papa itu sering membuntuti Mamamu dengan tujuan menjaga dan mengawasi Mama. Papa merasa lega dan Papa terus berpura-pura masih mencari keberadaan Mama."

"Selama itu, Papa melakukan pengobatan dan terapi tanpa diketahui oleh keluarga bahkan sahabat Papa seperti Om Yuta, Om Arius, Om Dana, Om Zaky dan termasuk teman Papa itu. Papa terus curhat soal Mamamu kepada orang itu. Mungkin saja teman papa sudah bosan membaca chat atau ngobrol skype dengan Papa. Karena Papa hanya akan membahas soal Mamamu dengannya. Mungkin dia sudah hafal apa yang akan Papa katakana dan sampai ingat semua hal yang disukai dan tidak disukai Mamamu."

"Sampai suatu hari, rekan Papa memergoki orang itu masuk sebuah rumah sakit dan keluar dengan raut yang shock. Papa mencari tahu dan akhirnya mendapatkan informasi bahwa orang itu mengalami kelainan jantung. Hanya akan bertahan beberapa tahun dengan konsumsi obat-obatan dan akan sembuh jika mendapat transplantasi jantung."

"Sampai akhirnya Mamamu kembali ke rumah dan kami menikah. Kamu lahir 8 bulan kemudian dan Mamamu masih tidak tahu dengan kondisi asli Papa. Kita hidup Bahagia seperti yang kita lalui sebelumnya. Sampai akhirnya keadaan Papa sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Papa baru jujur dan Om Anton yang menjadi pengganti dokter pribadi Papa selama 4 tahun terakhir juga bungkam atas permintaan Papa. Kamu tidak perlu menyalahkan Om Anton."

"Kamu tahu, kan, Papa orang yang licik, akan menggunakan berbagai cara agar keinginannya terpenuhi. Begitu juga cara Papa membungkam mulut Om Anton agar tidak membocorkannya kepada siapapun. Jadi jangan salahkan Om Anton."

"Keadaan Papa memburuk begitu juga keadaan teman Papa yang masih menjomblo di Jerman itu. Kami masih berkomunukasi dan akhirnya Papa memutuskan untuk mendonorkan jantung Papa untuknya. Mungkin Tuhan memihak kepada Papa, system jaringan kami sama dan Papa bisa mendonorkan jantung Papa untuknya. Mamamu menolaknya di awal. Tetapi akhirnya setuju dengan keputusan Papa. Papa masih berguna untuk orang lain di detik terakhir hidup Papa."

"Dan tugas Rean sekarang adalah menemukan orang itu untuk Mama. Dan untukmu juga. Tenang saja, Om Anton akan membantumu. Dan kamu tahu, Nak, orang yang mendapatkan donor organ akan memiliki perilaku yang sama dengan si pendonor. Jadi kamu akan tetap merasa familiar dengannya."

"Ini adalah foto orang itu. Yang papa sebut dari awal. Namanya Sonyiaji Putra Roderick. Mantan pacar tante Marcella, dan mantan tunangan Tante Daisy. Tapi jangan khawatir, Papa bisa pastikan dia sudah move on dari kedua wanita itu. Dan hanya menyukai Mama mu meski bertepuk sebelah tangan."

"Papa meninggalkan sebuah foto bersama dengan flashdisk video ini. Ada di dalam amplop. Kamu bisa mengambil dan menyimpannya. Ingat, flashdisk ini jangan sampai hilang. Karena wasiat tak tertulis ini hanya kamu yang bisa menyimpannya."

"Selamat tinggal, Nak, Papa sayang kalian semua,." Laki-laki itu akhirnya menutup layer kamera dengan kedua tangannya.

"Uda, Dean?" terdengar suara lain didalam video itu.

"Tunggu!!" Dean kembali membuka layar kamera dan kembali ke posisi semula. "Rean, jangan khawatir, Papa tidak akan pergi sampai kamu benar-benar bisa membuat Mama menikah dengan Sony. Jika kamu ingin bertemu dengan Papa, ada hal ajaib yang bisa kamu lakikan. Hal ajaib yang bisa kamu lakukan saat kamu kangen sama Papa adalah tutup matamu dan panggil Papa, maka Papa akan muncul di hadapan kamu. Yah, meski cuma sama kamu aja papa bisa terlihatnya, See you, Sayang!!" dengan tersenyum Dean mengakhiri videonya dan video itu berhenti.

Video berakhir dan air mata Rean masih berlinang dalam diam. Kemudian dia mengambil sebuat foto dalam amplop yang dimaksud oleh Dean. Sebuah foto ukuran 4R. Ada protret Dean, Papanya, bersama dengan seorang cowok yang lebih tinggi dari Dean. Laki-laki itu memang tampan tapi terlihat lebih dingin.

Melihat foto itu dengan menangis, "Papa, Rean akan berusaha membuat Papa tenang disana. Mama pasti bahagia."

(for) My Dean : Sequel of My Dean (Revising On Process)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang