Pertemuan

60 2 1
                                    

"Mama, papa" seorang siswi dengan seragam SMA menyapa kedua orang tuanya yang duduk di meja makan. Dia Dania Veronika, siswi SMA Merah Putih.

"Abang kamu mana?" tanya sang papa.

"Nggak tahu, eh.. Itu" melihat kearah tangga, lebih tepatnya kearah sang kakak yang sedang menuruni tangga.

"Abang berangkat ya ma pa" pamit sang kakak yang sudah sampai dimeja makan sambil menyalami kedua tangan orang tuanya.

"Adek juga" susul Dania

"Nggak sarapan dulu" tanya sang mama.

"Nggak usah, abang udah telat ini"

"Iya adek juga sarapan di kantin sekolah aja" susul Dania.

"Ya sudah hati-hati, David bawa mobil nya jangan ngebut" nasehat sang papa.

"Sip" mengacungkan jari jempolnya.

##
Disinilah Dania sekarang di depan gerbang sekolahnnya, setelah turun dari mobil dan pamit kepada kakaknya, dia berlari memasuki sekolah sekali-kali melihat jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 06.58, 2 menit lagi masuk, dengan langkah cepat Dania terus berdoa semoga guru yang akan mengajar di jam pertama belum masuk kelas.

Brak
Karena terlalu fokus pada jam tangan Dania menabrak orang di depannya, membuat dia terjatuh ke lantai.
"Aduh..." meringgis sambil memegangi pinggangnya.
"Jalan pakek mata" ucap seseorang yang tadi ditabraknya.
"Maaf nggak sengaja" balas Dania tidak berani menatap seseorang yang berdiri di depannya, mendengar ucapan dinginnya saja takut apalagi melihat wajahnya.
"Ck" decaknya sambil berlalu pergi.
"Jam 7, gue telat" desis Dania sambil berusaha bangkit lalu berlalu memasuki kelas.

Sesampai di kelas Dania menghembuskan nafas lega karena belum ada guru, berjalan gontai menuju tempat duduknya, bagaimana tidak lemas, tadi pagi belum sempat sarapan dan badan sudah dibuat lari, fyuh nasib buruk.

"Tumbenan telat" itu suara sahabatnya, Fani.
"Bangunnya kesiangan" balas Dania acuh tak acuh, disusul menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangan di atas meja.
"Pasti bergadang buat puisi kan" tebak Fani yang sudah tahu tabiat sahabatnya itu, memang Dania suka puisi, bukan hanya membaca tapi sesekali membuat, karena menurutnya puisi itu bukan hanya sekedar kata-kata tapi di dalamnya tersirat makna yang belum tentu orang lain tahu, dan mengungkapkan isi hati lewat puisi lebih terasa.

"Pengumuman" teriak Bima, sang ketua kelas untuk menarik perhatian teman-temanya.
"Apaan" balas Siska, salah satu teman sekelas Dania.
"Berhubung hari ini Bu Darmi ada rapat, kita disuruh ngerjain lks halaman 20-25" lanjut Bima menjelaskan.
"Dikumpulin nggak?" tanya Revan, si cowok pemalas yang kerjaannya main game di pojok kelas.
"Nggak, langsung dibahas minggu depan" balas Bima.
"Ya udah kerjain di rumah aja, gue mau lanjut liat mv BTS" teriak Tania, si kpopers, yang kerjaannya setiap hari melihat mv boyband dari negri ginseng itu.

Dalam hati Dania bersyukur karena sedari tadi dia menahan lapar, berhubung jamkos Dania mengajak Fani ke kantin.
"Fan temenin gue ke kantin yuk, belum sempet sarapan, laper" ajak Dania dengan melas.
"Hahah, muka lo bikin ngakak tau nggak, ya udah yuk" berdiri dan berjalan beriringan menuju ke kantin sekolah.

"Pesenin ya, gue tunggu di sini, lemes banget gue, dari kemarin belum sempet makan" ucap Dania sambil duduk di kursi kantin.
"Ya udah berhubung gue cantik, gue pesenin deh" jawab Fani diiringi tawanya.
"Nggak ada hubungannya" sahut Dania melihat kepedean sahabatnya itu.
"Besok gue tembak deh biar ada hubungan" jawab Fani asal diiringi kekehannya, lalu beranjak memesan makanan, Dania hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah sahabatnya. Jangan tanya kenapa Fani tidak menanyakan makanan apa yang Dania mau, karena Fani sudan tahu makanan kesukaan sahabatnya itu. Sahabat yang baik:)

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang