#10

13 0 0
                                    

Sikap tak menentukan sifat
Ekspresi tak menggambarkan hati
Mungkin yang kita lihat hanyalah topeng belaka
Untuk menutupi perasaan
yang telah lama terluka

Di sebuah kursi, di depan sekolah SMA Merah Putih duduk seorang cewek dengan muka lesunya. Pasalnya sang kakak yang sudah berjanji akan menjemput tepat waktu dan mengajaknya berjalan-jalan tak juga menampakan batang hidungnya.

"Ihh abang kemana sih, lama banget, tahu gini gue bareng sama Fani aja tadi" gerutu Dania kesal. Waktu di jam tangannya sudah menunjukkan pukul 17.30, langit sudah mulai gelap, bukan hanya karena malam akan datang tapi juga mendung yang menghiasi langit.

"Mana angkot jam segini nggak ada yang lewat, hp juga nggak kebawa. Sial banget sih nasib gue hari ini" Dania merutuki sifat pelupanya yang tidak tahu kondisi.

Sampai ada sebuah motor yang berhenti tepat di depan tempat duduknya. Orang tersebut membuka kaca helm, menampakan wajah rupawannya.

"Belum pulang" tanya Zidan, yah cowok tersebut.

"Emm, belum di jemput" balas Dania canggung mengingat kejadian tadi pagi bersama Zidan.

"Mau bareng" tanya Zidan menawarkan diri, merasa kasihan melihat Dania sendirian disini, apalagi dalam cuaca mendung seperti ini.

"Apa?" tanya Dania memastikan kalau pendengarannya masih berfungsi dengan baik.

"Gue anter!" ucap Zidan akhirnya, melihat ketidakpercayaan Dania.

"Nggak ngrepotin?" Dania banyak tanya ya. :)

"Nggak" semakin kesini Zidan percaya bahwa yang dibilang oleh David itu benar, kalau Dania cerewet.

Setelah mendengar jawaban Zidan, akhirnya Dania memutuskan untuk menerima tawarannya. Daripada sendirian disini, takut:(.

Zidan menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, tak mau membuat orang yang berada di boncengannya masuk angin karena udara yang dingin.

"Oh iya kakak kok baru pulang" tanya Dania memecah keheningan.

"Ada ekstra" balas Zidan.

"Ekstra apa?" entah rasa penasaran Dania kumat dengan orang yang tidak tepat, kenapa? Karena mengingat Zidan yang irit bicara mungkin pertanyaannya hanya akan dianggep angin lalu.

Tapi salah, Zidan masih menanggapi pertanyaan Dania sampai tiba di rumah Dania. Dan Dania merasa hanya untuk lebih bisa menguasai suasana untuk mengobrol dengan Zidan.

"Emm makasih ya kak, 2 kali dianterin" ucap Dania setelah turun dari motor.

"Hmm" balas Zidan singkat.

"Aku masuk dulu, kakak ati-ati" ucap Dania.

"Hmm" Zidan langsung melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Dania.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang