Flashback

37 2 0
                                    

"Abang buruan" teriak Dania memanggil kakaknya yang sedari tadi tidak keluar kamar, padahal kemarin dia bilang mau mengantarnya ke toko buku.
"Sebentar dek, lagi jalan ini" tak kalah keras David membalas panggilan sang adik.
"Abang, adek nggak usah triak-triak, masih pagi juga" tegur sang mama dari dapur.
"Adek ma" sangkal David menyalahkan Dania.
"Kok adek sih, abang yang salah, ngapain lama banget" ucap Dania tak mau kalah.
"Ya udah nggak abang anter" mengoda adiknya, sambil berjalan menuju sofa di ruang tamu, lalu mendudukan diri di sana.
"Kok gitu sih, nyebelin tahu nggak" Dania ikut duduk disamping kakaknya sambil melayangkan cubitan di pinggang sang kakak.
"Aduh sakit dek" ucap David sambil mengusap-usap pinggangnya.
"Mama abang nakal" teriak Dania mengadu ke mamanya.
"Kok abang, adek yang nakal ma, nyubitin abang" balas David tak mau kalah.
"Kalian ya udah pada gede masih aja berantem" tegur sang papa yang sedang menuruni tangga, menuju ke tempat mereka.

Tak menyiakan kesempatan Dania langsung meminta pembelaan dari papanya.
"Pa, abang bohongin adek, katanya kemaren mau anter ke toko buku tapi sekarang nggak mau" rengek Dania sambil mengoyang-goyangkan tangan papanya.
Dania kalau sedang berkumpul dengan keluargannya memang selalu manja.
"Dih ngadu" balas David pura-pura kesal, tapi setelahnya tak bisa menutupi tawa melihat tingkah adiknya.
"Abang udah deh, buruan anter adek kamu, ntar tambah ngambek dia" ucap mama berjalan menuju ketempat berkumpul sang suami dan kedua anaknya, sambil membawa sebuah nampan berisi minuman dan cake. Memang weekend begini enaknya ngumpul bareng keluarga.

"Iya tuh, mukanya udah manyun gitu" tambah sang papa diiringi kekehannya.
"Papa" rengek Dania.
"Ya udah yuk, buruan" ucap David akhirnya.
"Ayo" Dania langsung menarik tangan sang kakak. Setelah sebelumnya pamit kepada mama dan papanya.
"Ma, pa berangkat dulu" teriak David, kalau adiknya dalam mood ngambek memang susah.

Mereka kini telah sampai di sebuah toko buku, setelah memarkirkan mobilnya, David dan Dania langsung memasuki toko tersebut.

"Cari buku apa sih dek" tanya David ketika melihat adiknya hanya muter-muter dari rak satu ke rak berikut, tanpa berniat mengambilnya. Pasalnya mereka sudah setengah jam memutari toko tersebut.
"Bentar belum ketemu, kalau abang capek tunggu di sana aja" jawab Dania sambil menunjuk sebuah kursi yang disediakan untuk pengunjung.
"Ya udah, abang tunggu disana" balas David sambil berjalan menuju tempat tersebut.

Sudah 1 jam Dania mencari buku yang ia inginkan tapi tak kunjung ketemu, akhirnya ia memutuskan untuk menanyakan kepada salah satu karyawan.
"Permisi mbak, buku kumpulan puisi dimana ya?" tanyanya.
"Oh, ada disana, di rak paling atas" jawab karyawan tersebut sambil menunjuk rak yang dimaksud.
"O ya, terima kasih" ucap Dania lalu beranjak menuju rak tersebut.

Sesampainya disana dia langsung melihat beberapa buku kumpulan puisi dengan pengarang- pengarang yang berbakat, termasuk buku yang ia cari, puisi karya Khalil Gibran.
"Fyuh, ternyata disini" ucapnya pada diri sendiri.
"Aduh tinggi banget lagi" keluhnya sambil sedikit melompat untuk mengambil buku tersebut.
"Kalo nggak bisa itu minta tolong" ucap seseorang yang membuatnya kaget, Dania hanya melihat cowok tersebut tanpa berniat bertanya.
"Nih" cowok itu mengambil buku yang Dania inginkan dan memberikan kepadanya.
"Owh makasih" ucap Dania tersenyum tulus, tapi ia tak melihat balasan dari cowok tersebut, yang terlihat hanya wajah datarnya. Setelah itu berlalu pergi tanpa pamit.
"Itu cowok siapa sih, mukannya lempeng banget" batin Dania.





Sedingin apapun kamu, aku pecaya ada sisi dimana orang lain nggak tahu tentang mu, dan akan ku buktikan itu.
"Dania Veronika"























Balik lagi nih diwork aku.
Jangan lupa vomment ya kalo mau dilanjut ceritanya...

Thank you😘

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang