#9

8 0 0
                                    

Sudah siap dengan seragam sekolahnya, Zidan keluar kamar menuju meja makan.

"Zidan berangkat" ucap Zidan menyalimi om dan tantenya.

"Nggak sarapan dulu" tanya tantenya.

"Nggak laper" jawab Zidan, sambil beranjak, baru berjalan langkahnya terhenti ketika mendengar teriakan adik sepupunya itu yang membuatnya membalikkan badan.

"Kak Idan nanti ajak Kak Nia main kesini ya" teriak Dafa, bocah berumur 4 tahun itu memang sangat suka dengan sikap ramah Dania.

"Nia? Siapa?" tanya papa Dafa. Bama, om Zidan.

"Pacarnya Kak Idan" ucap Dafa membuat kedua orang tuannya cengo, pasalnya melihat sikap Zidan yang seolah tidak peduli dengan lingkungan sekitar bisa menjalin hubungan dengan seorang perempuan.

Zidan tidak memperdulikan keberadaan ketiga orang itu yang tengah membicarakannya. Berlalu keluar rumah menuju garasi untuk mengambil motornya.

Sebelum melajukan motornya lebih dulu Zidan memasang earphone di telinganya, menyalakan lagu favoritnya.

Melajukkan motornya dengan kecepatan sedang, menikmati angin pagi.

###

"Bang nanti adek ada ekstra, jemput jam 5 ya" sekolah Dania memang menerapkan sistem fullday, jadi pulangnya sekitar jam 15.30, jika ditambah ekstra maka kurang lebih 17.00 baru pulang.

"Iya, bawel" balas David yang masih fokus dengan stir mobilnya.

"Cuma ngasih tahu aja, ntar lupa lagi" balas Dania acuh mengingat kemarin abangnya itu telat 15 menit menjemputnya. Mungkin untuk orang lain masih biasa, beda dengan Dania yang memang tidak suka menunggu.

"Kan kemaren udah minta maaf, ya udah deh nanti pulang sekolah abang ajak jalan-jalan" bujuk David, memang gara-gara dia telat menjemput, Dania marah dan mendiamkannya. Ini aja ucapan pertama yang keluar dari mulut Dania setelah insiden itu.

"Beneran" mata Dania langsung berbinar mendengar penuturan kakaknya.

"Iya" jawab Zidan.

"Ya udah di maafin" ucap Dania seneng.

"Dasar" gerutu Zidan sambil mengacak rambut adiknya.

"Ih jangan, berantakan nih" sunggut Dania tak terima. Sedangkan David sudah tak bisa membendung tawannya, setelahnya tidak ada percakapan di mobil hingga sampai di sekolah Dania.

"Adek masuk dulu, abang ati-ati, assalamualaikum" pamit Dania menyalami tangan kakaknya. Setelah itu turun dari mobil dan masuk ke sekolahnya.

###
"Masih sepi" gumun Dania sambil melihat jam yang bertenger di tangan munggilnya, 6.00. Dania memang berangkat agak pagian karena kakaknya ada mata kuliah pagi.

'Emm, ke taman belakang aja kali ya' batin Dania. Sambil melangkahkan kakinya menuju taman belakang sekolah yang pasti sepi karena masih terlalu pagi.

Namun prespektifnya salah, di kursi bawah pohon sudah duduk seorang cowok yang terlihat memejamkan mata menikmati suara musik yang berasal dari earphonenya.

Baru saja Dania ingin membalikkan badan, orang tersebut sudah menolehkan kepala ke arahnya, matanya bertemu tatap dengan mata cowok itu, buru-buru Dania memalingkan wajahnya.

Karena tertangkap basah memperhatikannya Dania memutuskan untuk menghampiri cowok tersebut.

"Kak Zidan" panggilnya.
"Hemm" jawabnya masih memejamkan mata.
"Boleh duduk di sini" tanya Dania ragu, malu, takut, bercampur jadi satu.
"Ini tempat umum" balas Zidan.
"Ehh iya" Dania langsung mendaratkan pantatnya dikursi samping Zidan. Merasa bertambah malu.

Setelahnya tak ada pembicaraan diantara mereka berdua, sampai pertanyaan Zidan membuat Dania bingung.

"Tumben nggak telat" tanya Zidan berusaha memecah keheningan.

"Hah, kok kakak tau aku pernah telat?" bukannya menjawab Dania justru malah bertanya balik. Sambil memikirkan kenapa Zidan bisa tahu kalau dirinya pernah telat, sampai pikirannya terhenti pada suatu kejadian dimana dia telat dan tidak sengaja menabrak seseorang.

'Apa Zidan ya, yang gue tabrak waktu itu' batin Dania.

"Kakak yang waktu itu aku tabrak ya?" daripada bingung Dania memutuskan untuk menanyakannya langsung.

"Hemm" lagi deheman yang digunakan Zidan untuk menjawab.

'Pantesan sama, sama-sama bikin takut' batin Dania.

"Emm, maaf ya kak, waktu itu beneran nggak sengaja" ucap Dania sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya membentuk V:, tak lupa dengan senyum manis yang terukir di wajah ayunya.

"Hemm" jawab Zidan yang membuat Dania merutuk dalam hati.

'Emang ngomong harus bayar apa, hemat banget' rutuk Dania melihat sikap Zidan.
'Sabar' lanjut Dania.

"Oh iya, dengerin lagu apa kak, kayaknya seru" ucap Dania berusaha menghilangkan suasana akwrad yang melingkupi dirinnya dan juga Zidan.

Tanpa menjawab pertanyaan Dania, Zidan mencopot salah satu earphonenya dan memasangkan ke telinga Dania.

Dania terpaku menerima perlakuan Zidan, jantungnya tiba-tiba berdetak kencang seolah sedang berlomba. Apalagi mata hitam pekat Zidan menatapnya dengan jarak sedekat ini, buru-buru Dania mengalihkan pandangannya, tak mau terlalu lama bertatapan dengan Zidan yang membuatnya susah bernafas.
















Balik lagiiiiiiiiii.

Mianhae typo berterbangan.

Thank you😘

ZIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang