Dengan kecepatan tinggi cowok tersebut mengendarai motornya, menembus jalanan malam yang lenggang. Walaupun waktu baru menunjukkan pukul 8.00 malam, tapi jalanan tampak sepi, mungkin karena ini bukan weekend jadi tak banyak orang keluar malam. Apalagi anak sekolah, mereka lebih menyibukkan diri dengan tugas yang menumpuk.
"Sorry telat" ucap Zidan pada temannya, tanpa ekspresi.
"Lo minta maaf apa mau ngajak perang?" pertanyaan yang lebih merujuk ke sindiran.
"To the point" balasnya tak mau basa-basi.
"Sabar bro, buru-buru banget, emang mau kemana sih? Baru dateng juga, pesen minum dululah" mencoba mencairkan suasana, mengobrol dengan Zidan memang harus extra sabar. Tak menanggapi pertanyaan temannya Zidan beranjak dari kursi berniat pergi, tapi sebelum itu terjadi Vano, temannya tersebut segera mencegah.
"Eh eh, mau kemana?, iya deh gue to the point, duduk dulu" ucapnya.
"Sebenernya gue mau minta tolong, di sekolah lo ada cewek namanya Dania Veronika kan, dia tu cantik banget, pertama gue ketemu, gue deg-degan gitu. Kayanya gue jatuh cinta pa-" ucapan Vano terpotong karena seruan Zidan.
"To the point" sela Zidan memperingatkan. Vano hanya mengelus dada melihat tingkah dingin temannya.
"Iya, nggak sabaran banget sih, kan jarang-jarang gue curhat sama lo" belanya.
"Intinya gue mau minta tolong sama lo buat stalkerin dia" lanjutnya dengan cepat sebelum mendapat peringatan dari mulut Zidan.
"Faedahnya buat gue apa?" tanya Zidan, jangan lupakan ekspresi dinginnya.
"Kan gue minta tolong, mau nggak" tanyanya meminta kepastian.
"Nggak janji" jawabnya.
"Udah tahu kan Dania yang mana?" tanya Vano memastikan, mengingat Zidan tipekal cowok yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar memungkinkan dia tak mengetahuinya.
"Belum" jawabnya singkat, padat, dan jelas.
"Sudah ku duga. Ini nih orangnya" menunjuk gambar yang berada di layar hpnya, disana terdapat foto seorang cewek lengkap dengan seragam SMA nya tengah tersenyum manis menghadap kamera.
'Dia' batin Zidan, menginggat perempuan yang menarik perhatiannya saat mengunjungi toko buku seminggu yang lalu. Kenapa ada rasa tak rela kalau temannya menyukai perempuan itu, kenapa??. Tanpa melihat temanya Zidan langsung berlalu pergi.
"Gue pulang" pamitnya.
"Gue tunggu kabar secepetnya" teriak Vano ketika sadar Zidan sudah tidak ada di tempatnya.###
Saat mata ini menatapnya
Hatiku seakan berkata tuk mendekat
Namun...
Ragaku seakan kaku tuk melangkahDania sedari tadi tidak bisa tidur, dia duduk di meja belajar, tangannya dengan aktif menulis ungkapan hatinya di buku diary. Pikirannya terus tertuju pada cowok yang ia temui di toko buku itu, dan ternyata dia adalah kakak kelasnya.
"Dek ngapain?" tanya David yang sedari tadi memperhatikan gelagat adiknya dari pintu kamar.
"Eh monyet" Dania yang sedari tadi melamun dibuat kaget dengan teguran sang kakak.
"Hahahahaha, ini Justin Bieber bukan monyet" disela tawanya David menyebut dirinya Justin Bieber penyanyi asal amerika itu.
"Iya, kw 99%. Lagian abang ngapain sih ngagetin" ucap Dania jengah dengan sikap kakaknya satu itu.
"Kw juga nggak pa pa, yang penting mirip. Adek ngapain belum tidur?" tanya David sambil melangkah menuju ke tempat sang adik duduk. Dengan buru-buru Dania menutup buku diarynya.
"Nggak pa pa, belum ngantuk" jawabnya diiringi senyuman manis.
"Tapi udah malem dek, tidur gih, besok kesiangan sekolahnya" titah sang kakak. David termasuk kakak yang protektif dan perhatian, walaupun setiap mereka ketemu selalu berantem tapi jika tak ketemu seharipun pasti saling kangen.
"Ya udah, abang balik ke kamar" Dania langsung menarik kakaknya menuju pintu.
"Iya dek, abang bisa jalan sendiri nggak usah di tarik-tarik gini" sela David.
"Udah sana balik kamar, bye" ucap Dania, sebelum akhirnya menutup pintu kamar.
"Tidur dek jangan bergadang" nasehat David dari luar, setelahnya berlalu masuk kamar.###
Sedari tadi Zidan tak mengalihkan pandangan dari layar hpnya, mengamati wajah perempuan yang membuatnya penasaran.
'Dania Veronika' batin Zidan menyebut nama cewek tersebut.
"Zidan belum tidur?" tanya Lita, tante Zidan.
"belum" jawab Zidan seadanya.
"Ada masalah?" tante Lita bertanya ketika menyadari gelagat keponakannya itu, berjalan menuju sofa menghampirinya.
"Nggak" jawab Zidan.
"Kalau ada masalah boleh kok cerita sama tante" ucap Tante Lita lembut sambil membelai rambut Zidan.
"Zidan ke kamar ngantuk" ucap Zidan setelahnya barlalu menaiki tangga menuju kamarnya. Tante Lita hanya bisa termenung melihat sikap keponakannya, semenjak Zidan tahu tentang masa lalunya sifatnya berubah menjadi orang yang tertutup. Lita hanya bisa berdoa yang terbaik untuk keponakannya itu.
Halo, author balik lagi nih, jangan lupa vote + comment ya..
Mianhae typo berterbangan..
Thank you😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIDAN
RandomZidan si cowok dingin SMA Merah Putih, memiliki wajah tampan yang membuat para kaum hawa terpesona. Dibalik sikap dinginnya tersimpan luka yang mendalam. Akankah ada seseorang yang bisa menaklukan hatinya dan membuat luka yang selama ini disimpan me...