Cara mudah untuk bertahan hidup sekarang adalah menanam sesuatu. Tapi masalahnya dia tidak memiliki satu biji tanaman apapun. Jadi dia bersiap-siap untuk meminta beberapa benih pada penduduk desa.
Tetangga paling dekat memiliki beberapa sayur di halamannya. Jadi dia ingin meminta beberapa biji benih.
"Permisi."
"Ya. Tunggu sebentar."
Sheng Xuanlu melihat seorang bibi paruh baya keluar dari rumahnya. Dia mengenakan celemek.
"Oh siapa ini?"
"Bibi. Aku Sheng Xuanlu ."
"Eh? Benarkah?"
"Benar bibi."
"Kau terlihat berbeda! Kau terlihat tampan."
"Terima kasih bibi."
"Ada perlu apa?"
"Begini bibi. Aku ingin menanam sayur di halaman. Jadi aku ingin meminta sedikit bibit dari bibi."
"Bibit? Tentu. Bibit apa yang kau butuhkan?"
"Hmm... Lima biji dari masing-masing sayura yang kau miliki. Apakah ini merepotkan bibi?"
"Semuanya?"
"Benar. Aku tak tahu apa benar-benar berhasil. Jadi aku ingin mencoba semuanya."
"Baiklah. Tunggu sebentar."
Sheng Xuanlu menunggu cukup lama. Dia memperhatikan kebun sayur tetangganya. Mereka tumbuh subur dan berbuah banyak.
"Sheng Xuanlu, ini benihnya."
"Terima kasih bibi. Ini dua ekor ikan. Kebetulan aku menangkap sukup banyak tadi."
"Padahal kau tak perlu membawa apapun. Tapi terima kasih."
"Kalau begitu permisi bibi."
Sheng Xuanlu kembali ke gubuknya. Kemudia dia masung keruangnya. Sheng Xuanlu memeriksa benih yang dia terima. Benih terong, mentimun, tomat, jagung, seledri, dan beberapa sayuran lainnya. Bibi itu memberinya sepuluh biji. Dia memang baik sekali.
Sheng Xuanlu menggali banyak lubang yang cukup dekat dari sungai. Mereka di kelompokan berdasarkan jenisnya. Setelah menanam semua benih, dia kemudian pergi ke sungai untuk mengambil air. Air ini penting untuk pertumbuhan tanaman.
Setelah menanam, dia pergi ke air terjun untuk meminum air suci kemudian bermeditasi. Setelah bermeditasi dia pergi ke luar untuk membakar ikan. Untuknya ada garam di gubuknya. Untuk anak seukuranya, tiga ikan akan membuatnya kenyang cukup lama.
Setelah itu dia mencari beberapa benih lagi. Ketika berjalan di kampung dia melihat seorang anak di bawanya sedang memakan buah apel. Sheng Xuanlu pun menghampiri anak kecil itu.
"Permisi dek. Bolehkan kakak bertanya sesuatu?"
"Bertanya apa?"
"Bolehkah kakak meminta biji dari apel yang kau makan?"
"Biji apel?"
"Ya. Biji apel. Boleh kan. Kakak mohon."
"Baiklah. Toh ini hanya biji apel."
Sheng Xuanlu pun menerima 4 biji apel. Dia pun kembali berkeliling kampung. Dia berharap memiliki beberapa keberuntunga lain. Dengan menebalkan muka dia meminta beberapa benih pada tetangga yang memiliki pohon buah seperti pohon jambu, semangka, mangga, dan jeruk.
Sekarang sudah sore dan perutnya sudah lapar. Dia kembali lagi pada ruang nya. Dia sudah melihat Sayuran-sayuran yang dia tanam sudah mulai bertunas. Dia pergi ke air terjun untuk minum. Dengan minum air dia dapat menahan sedikit lapar. Kemudian dia kembali bekerja.
Sheng Xuanlu menanam semua biji buah yang dia terima. Sama seperti sayuran, dia juga mengelompokan lokasinya. Setiap pohon kecil memiliki jarak 3 meter. untuk pohon besar dia menanamnya dengan jarak 7 meter. untuk tanaman merambat seperti semangka, dia menanam dengan jarak satu meter.
Setelah bekerja dia mandi dan kembali ke gubuknya. Sheng Xuanlu merebus sebuah ubi manis untuk makan malamnya. Kemudian pergi tidur.
.
Sawi dan Timun membutuhkan waktu 30 hari sampai panen. Tapi karena waktu ruang sepuluh kali lebih cepat dari waktu dunia luar di tambah lagi dengan air suci, dia hanya butuh sehari untuk memanen sawi dan timun untuk di jual ke pasar.
Jadi dia ikut menumpang mobil yang akan mengantar sayur ke pasar. Setelah itu dia mengeluarkan keranjang bambu yang diisi dengan sepuluh sawi dan lima kilo mentimun. Seteah itu di berdiri dan berteriak menjual sayur. Dari menjual sekeranjang sawi dan mentimun, Sheng Xuanlu mendapatka 30 yuan.
Uang tersebut di belikan beras 1 kg seharga 5 yuan. Beras ini cukup untuk 1 minggu. Dia juga membeli 20 ekor bibit ikan seharga 4 yuan. Empat ekor anak ayam seharga 10 yuan juga dibelinya. 11 yuan di bawa pulang untuk di simpan. Semua hewan akan dipelihara di ruangnya. Jadi 10 tahun ketika zombi muncul, dia memiliki banyak persediaan makanan.
Keesokan harinya dia mendapatkan uang 40 yuan. Uang tersebut dia belikan 4 ekor bebek seharga 14 yuan. 40 ekor bibit ikan jenis lain seharga 8 yuan. Sisa uangnya dia belikan minyak goreng seharga 5 yuan. 13 sisanya dia simpan.
Hari ketiga, keempat sam pai seminggu, jumlah uang yang dia dapatkan bertambah. Dalam satu minggu dia membeli beberapa jenis anakan hewan. Dia memiliki dua pasang ayam, 100 ekor ikan, dua pasang bebek.
Sisa uang dari minggu pertama adalah 360. Minggu berikutnya pendapatan Sheng Xuanlu rata-rata mencapai 500 yuan per minggu. Total uang yang dikumpulkan di bulan pertama adalah 1455. sisa uang tersebut dibelikan sepasang kambing seharga 1000 yuan dan empat pasang kelinci pedaging seharga 40 yuan. Sheng Xuanlu juga membeli 2 kaos polos seharga 15 yuan. Sisa 400 yuan akan di tabung untuk membeli sepasang anak sapi. Harga sepasang anak sapi adalah 5000 yuan. Kemungkina dia baru dapat membelinya tahun depan. Tapi dia tak terlalu terburu-buru. Masih ada 10 tahun untuk bersiap-siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn Cultivators Before Apocalypse
FantasySheng Xuanlu seorang kultivator musik yang terlahir kembali sebagai seorang anak beberapa tahun sebelum kiamat zombie. Bagaimana kultivator kita yang miskin bersiap siap menghadapinya?