Sheng Xuanlu mempelajari sesuatu hari ini. Untuk mendapatkan uang selain bekerja dia juga bisa mengikuti kompetisi. Sheng Xuanlu mencari beberapa lomba dengan hadiah uang. Kecuali lomba menari, Sheng Xuanlu akan mengikuti semua lomba yang mungkin.
Sheng Xuanlu menuliskan semua lomba yang akan dia ikuti. Kemudian mengelompokannya sesuai dengan jenis, waktu, dan persyaratan. Setelah itu, Sheng Xuanlu menandai lomba yang membutuhkan usaha dan waktu. Misalnya lomba menulis novel. Walaupun dia tidak mengerti apa itu.
Leng Gao melihat semua formulir pendaftaran itu.
"Kau ingin mengikuti semua lomba ini?" tanya Leng Gao.
"Kakak."
"untuk apa semua ini?"
"Aku ingin mengetahui bakat ku."
"Kau menandai bagian lomba musik. Kau bisa memainkan alat musik?"
"Aku cukup mahir Flute dan guqin."
"kau juga menandai bagian piano."
"Aku belajar selama setahun. Aku hanya ingin mengujinya."
"Ada juga bagian sastra dan puisi."
"....."
"Jujur padaku. Untuk apa semua ini?"
".... Rahasia."
"Kau masih kecil. Butuh izin orang tua untuk mengikuti ini. Apa yang akan kau lakukan?"
"...."
"Pilih beberapa. Setidaknya yang diizinkan oleh paman."
".... Baiklah."
Akhirnya dia mengikuti lomba musik. Lomba piano dua bulan lagi. Lomba guqin dan lomba flute beberapa bulan kedepan.
Mereka berdua menjelaskan keterikutan lomba. Kakek dan Leng Mingzhi mendengarkan dalam diam.
"Kau belajar pedang dan menembak. Aku kira kau akan memasuki militer." ucap kakek."
"Kau selalu berjualan dulu. Aku kira kau akan jadi pembisnis."
"......"
"......"
"Baiklah. Kalau kau ingin mencoba, ikuti saja. Lagi pula kau masih muda. Jika mengalai keunduran, kau masih bisa memulai dari awal."
"tentu saja bisa. Anakku itu baru 8 tahun."
"...... Lulu bertingkah seperti orang dewasa. Aku sampai tidak sadar usianya."
"....."
"Kalau begitu, besok pergilah untuk membeli piano tau apapun yang kau butuhkan. Kita tidak kekurangan uang."
"Terima kasih kakek."
Sheng Xuanlu mempelajari cara bermain, nada dan cara membaca skor musik. Setidaknya piano lebih mudah dari guqin. Tidak perlu sampai tanganmu lecek akibat senar. Tapi dia tidak pernah menyepelekan. Dia berlatih dasar walaupun bosan. Dia melatih dan menghapal suara yang keluar dari piano. Setelah satu minggu, nada dan note balok berputar-putar di kepalanya.
Dalam seminggu kemudian, dia belajar beberapa lagu klasik terkenal. Karena berkultivasi, kecepatan tangannya tidak perlu diragukan lagi.
Minggu ketiga dia berlatih lagu modern. Lagu modern memiliki beberapa versi piano. Setiap orang yang dia dengar memiliki warna mereka masing-masing. Tentu saja Sheng Xuanlu mengerti itu. Sudah bertahun-tahun dia bermain guqin dan seruling. Nada tertentu dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Ada nada yang dapat menjatuhkan iblis, menekan iblis, membunuh iblis, menenangkan iblis, melemahkan iblis, dan beberapa fungsi lainnya. Sepertinya dia terlalu sering berurusan dengan iblis.
Lalu, jenis musik apa yang akan dia mainkan?
Haruskan dia menggunakan nada mengusir iblis? Pembersih jiwa? Penenang jiwa? Penyemangat? Atau peningkatan kesehatan?
Kadang terlalu jenius itu membuatmu pusing. Kalau anak biasa, mereka hanya bermain dengan tepat dan benar. Mereka tidak perlu memikirkan apa itu warna dan apa itu jiwa.
Sheng Xuanlu tidak perlu terburu-buru. Masih ada waktu satu bulan untuk menentukannya.
Sheng Xuanlu melakukan penelusuran di internet untuk menonton konser-konser piano dunia. Dia cukup takjub dengan bagaimana musik berkembang. Tapi dari musik yang dia dengar, tidak ada satupun yang dapat mengusir iblis.
Akankah dia kultivator musik yang tersisa?
Apa yang harus dia lakukan untuk melindungi keluarganya dari para zombie itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn Cultivators Before Apocalypse
FantasySheng Xuanlu seorang kultivator musik yang terlahir kembali sebagai seorang anak beberapa tahun sebelum kiamat zombie. Bagaimana kultivator kita yang miskin bersiap siap menghadapinya?