©peachyukee
Dua orang itu terdiam cukup lama. Maksudnya sejak kejadian tadi, Donghae membawa Hyukjae menjauh dari area apartemen. Ia memilih lahan makam yang sepi karena harus membakar korbannya, lagipula Hyukjae tidak menolaknya. Pria manis itu hanya diam sejak tadi, begitupula ketika menonton Donghae membakar mayat wanita malang itu.
"Kau tetap tidak ingin cerita?"
Donghae mengalihkan perhatiannya, yang sejak tadi memandangi api di depannya, kini beralih menatap Hyukjae. Anak muda itu sama sekali tidak terlihat takut, justru ia terlihat dingin saat ini.
"Apa yang ingin kau tau? Kau tidak bertanya sejak tadi."
"Tentang Eunhyuk. Dan apakah ini- apa ini semua nyata?"
"Menurutmu kau sedang bermimpi? Aku bisa membuatnya seakan begitu."
"Tidak. Aku percaya, tapi bagaimana bisa aku jadi terikat dengan hal seperti ini?"
"Aku percaya kalau Eunhyuk yang menunjukkannya padamu."
"Apa maksudnya?"
"Eunhyuk ingin memberitahumu. Lewat mimpimu, bahkan album foto itu, tidak ada satu orang pun yang pernah membukanya selain aku."
Penjelasan itu dapat Hyukjae dengar dengan jelas, dia tidak tuli. Tapi dia hanya bisa hening setelah itu, tidak habis pikir dengan hal-hal mistik seperti ini. Semua informasi baru yang ia terima malam ini terlalu banyak. Baik untuk diterima ataupun untuk dipercaya.
Hyukjae juga tidak tahu bagaimana bisa ia kembali pada Donghae, setelah menemukan foto Eunhyuk. Bahkan setelah tadi ia melihat Donghae dalam wujud seramnya. Pria itu seperti seorang singa yang kelaparan, dengan beberapa urat yang menonjol di sekitar matanya. Terlihat menyeramkan. Penghisap darah yang tidak punya belas kasih.
Saat itu Hyukjae rasanya ingin berlari dari sana, tapi di sisi lain ia juga ingin tinggal. Donghae dengan sosok vampirnya, membuat Hyukjae ingin tetap tinggal. Ia takut, tapi ia berakhir dengan menghampiri Donghae dan tetap mengikuti pria itu.
"Kurasa Chungha juga punya pendapat yang sama, apalagi sumber kekuatannya berasal dari para arwah leluhurnya juga."
"Chungha juga vampir?"
"Dia penyihir."
"Kau menipu aku dan ayahku?"
"Hanya kau. Ayahmu sudah mengenalku sejak lama."
Bagus. Sekarang ada perasaan kesal dalam hati Hyukjae, entah kesal pada dirinya sendiri, ayahnya, atau Donghae dan Chungha.
"Kenapa?"
"Entahlah, kau hanya— membuatku tertarik? Bahkan itu terjadi saat kau masih bayi."
"Ya Tuhan! Saat bayi? Kau melihatku saat bayi?"
"Begitu kau lahir, yang kau lihat wajahnya adalah milik ayahmu, ibumu, dan aku."
"Ini tidak mungkin. Apa karena itu kau tampak tak asing?"
"Tentang itu, aku juga masih membicarakannya dengan Chungha. Seharusnya kau tidak punya ingatan bayimu soal wajahku."
"Apa yang sudah kau lakukan padaku?"
"Bukan aku. Ini semua semacam sudah ditakdirkan."
.
Kamar itu tampak seperti kapal pecah. Seharusnya dia memang memilih gudang atau setidaknya ruang kosong yang sudah tidak terpakai.
Ada semacam taburan garam yang jelas, membentuk lingkaran pembatas yang cukup besar diameternya. Kurang lebih lima orang bisa berada dalam lingkaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slavery Contract [HaeHyuk] .discont
FantasyDonghae -si vampir tampan itu memang berniat mengikat Hyukjae dengan sebuah kontrak. Dengan bantuan Chungha -temannya yang penyihir, ia percaya kalau kontrak itu bisa berlaku selamanya. Tapi entah kenapa, Hyukjae berperilaku seakan kontrak itu sudah...