|peachyukee
Satu per satu kelopak bunga mawar itu jatuh ke lantai. Menumpuk bersama kelopak-kelopak lain yang sudah lumayan menggunung.
Hyukjae, dengan kedua tangannya yang sibuk melukai mahkota mawar itu tampak melamun. Ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Aku pernah melihatnya, tapi di mana?"
Sejak sampai di rumah kemarin, ia terus saja memikirkan Donghae. Tentang kenapa pria tampan itu bisa terlihat tak asing baginya. Hyukjae bahkan memeriksa semua albun foto yang ada. Setidaknya agar menemukan jawaban.
Tapi tetap saja, tidak ada petunjuk apapun.
"Pasti benar, aku pernah bertemu dengannya."
Tok Tok—
Suara ketukan pintu utama terdengar sampai di kamar. Rumah yang sederhana ini juga memudahkan mereka menerima tamu dengan cepat.
"Ya, siapa?"
Hyukjae berdiri, meninggalkan mawar-mawarnya yang sudah terluka (beberapa layu). Ia keluar dari kamar, lalu membuka pintu agar bisa melihat siapa tamunya.
"Donghae-ssi?"
"Hey."
Donghae tersenyum, dengan kedua tangannya yang membawa sebuket bunga mawar merah.
Hyukjae melihat itu sebentar, lalu ia kembali menatap wajah Donghae.
"Ada apa sampai kemari?"
"Aku ingin memberikan ini sebagai tanda salam kenal dan sebetulnya juga aku ingin menemui Yoona, apa dia ada di dalam?"
Hyukjae menekan kedua bibirnya dan menerima buket itu. Kepalanya dengan cepat menggeleng.
"Eomma dan appa pergi sejak pagi, mungkin sebentar lagi mereka pulang. Mau menunggu?"
Memang pertanyaan itu yang sejak awal dinanti oleh Donghae, jadi ia mengangguk antusias.
"Tentu saja, lagi pula aku sudah datang jauh-jauh dari Seoul."
Hyukjae hanya mengangguk, lalu ia memutuskan untuk masuk dan meletakkan buket bunga di atas meja.
Pintu sama sekali tidak ia tutup. Ia kira Donghae akan masuk menyusulnya, tapi ternyata tidak.
Ketika Hyukjae kembali menghadap ke arah Donghae, ia dapat melihat pria tampan itu masih berdiri di luar pintu.
Vampir tidak bisa masuk ke sembarang tempat, jika pemilik rumah belum mengundangnya.
"Donghae-ssi, kenapa masih di situ?"
Donghae menggelengkan kepala dan berusaha terlihat sesantai mungkin.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa tidak sopan jika masuk ke rumahmu sembarangan."
"Eh? Kau teman ayahku, jadi itu bukan masalah. Pada akhirnya juga kau akan duduk di dalam kan?" canda Hyukjae sambil mendekat ke arah pintu.
Donghae tersenyum mendengar itu, lalu ia mengangguk.
"Tapi ini pertama kalinya aku kemari, dan ayahmu tidak ada di sini sekarang."
"Tidak masalah, Donghae-ssi. Masuklah, aku akan membuatkanmu teh."
Si manis itu segera beranjak ke dapur, lalu membuat teh untuk Donghae.
Sementara Donghae sendiri hanya bisa tersenyum senang. Perlahan, ia melangkah memasuki rumah itu dengan tenang. Setidaknya jika sudah diundang seperti ini, ia bisa berkunjung dan masuk kapan saja semaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slavery Contract [HaeHyuk] .discont
خيال (فانتازيا)Donghae -si vampir tampan itu memang berniat mengikat Hyukjae dengan sebuah kontrak. Dengan bantuan Chungha -temannya yang penyihir, ia percaya kalau kontrak itu bisa berlaku selamanya. Tapi entah kenapa, Hyukjae berperilaku seakan kontrak itu sudah...