Surat salem

356 5 0
                                    

Pucuk sepatu Ah hye menyapu lembut kerikil mungil disudut gulungan salju. Kristal salju berduyun duyun mengecup tubuh Ah hye, buku jemarinya mengusap setitik salju tipis di atas amplop salem di kehangatan sapasang telapaknya.

Ah hye senyap memandang sebuah tiang di muka wajahnya. Sejak seminggu lalu, fikiran yang terus berfikirnya mengusik agar ia menyelipkan surat bagi seseorang yang ia sukai, Minho. Di hening sudut ini, setiap malam Minho menyortir foto demi foto untuk ia buat kartu pos.

Surat Ah hye selalu lenyap, ya selalu lenyap. Ah hye selalu menemukan kancing bundar berwarna putih, warna kesukaannya, saat akan menyelipkan Surat baru.

"sedang apa?" suara itu mengetuk dadanya, sigap Ah hye menatap Kai yang mengernyit. Kai melirik ke balik tiang dan mengambil amplop Surat itu. Ah hye mendecak merebut Surat berwarna Salem itu, cermat ia meletakanya kembali.

"untuk Minho?" ucap Kai. "memang nya ia baca?, yakin dia baca? kalau dibaca pemulung atau petugas kebersihan bagaimana?" " pasti Minho yang baca, lagi pula selalu ada kancing putih, Dan kau tau itu adalah warna kesukaan ku." Sergah Ah hye.

Kai menggeleng "paling paling orang asing, untuk apa ia memberimu kancing?"

"Karna ia pernah melihat Ku menyulam rajutan untuk Jinri." Seketika Ah hye menempelkan ujung telunjuknya di atas bibir Kai. Kai terdiam dalam degup yang bergema, pelan ia menepis telunjuk Ah hye. "Tugas mu hanya diam, awas sampai kau bilang pada Minho aku tidak akan mau bertemu dengan mu lagi."

"Took took took" Ah hye berbalik menatap Jinri yang tertatih menghampiri nya, ia berbisik maaf karena sesaat meninggalkan nya. "Ada Kai?" Jinri membungkuk pada Kai. "Ah hye boleh kita pulang?". "Tentu." Ucapnya dibalik Jinri yang kembali mendahului.

"Kai Kali ini ku mohon, Minho atau bukan, biar aku berfikir itu Minho. Dan jangan bilang Minho." Ah hye menggenggam erat Kai. Kai tertunduk, bibirnya mendesak agar melengking sekerasnya. Ah hye menepuk Kai dan bergegas menyusul ketukan tongkat Jinri.

Why I Love you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang