Chapter 1

1.8K 57 5
                                    

Pukul 23:50 wib, Diandra terbangun dengan peluh membasahi tubuhnya. Yah dia bermimpi buruk lagi tentang kakek-kakek bungkuk yg selalu mengatakan bahwa ia akan mendapat sesuatu yg besar dalam hidupnya, dan ia harus bisa menerimanya dan mensyukurinya.


Diandra tidak tau kenapa ia selalu bermimpi seperti itu, dan kali ini ia bermimpi bahwa kakek-kakek itu melemparkan sebuah bola cahaya berwarna putih bersinar kearah dahi ditengah-tengah matanya hingga Akhirnya membuatnya terbangun.

"Kenapa kakek-kakek itu selalu hadir dimimpiku tapi kali ini ia sangat aneh, kenapa melemparkan bola bercahaya itu kearahku" gumam Diandra bingung.

Beberapa menit ia termenung dan Diandra memutuskan untuk minum karna ia merasa tenggorokannya sangat kering.

Diandra keluar kamarnya menuju arah dapur yg letaknya ada di lantai bawah sedangkan kamarnya ada dilantai dua.

Jalan menuju dapur tampak sangat gelap karna semua ruangan dimatikan lampunya saat malam, hanya lampu dapur saja yg menyala karna memang sengaja tidak dimatikan, Dian harus melewati ruang tamu yg cukup luas untuk sampai ke dapur, cahaya dari dapur yg menerangi jalannya menujunya.

Sesampainya didapur Dian bergegas mengambil sebotol air dingin dikulkasnya dan menegaknya sampai habis karna ia benar-benar merasa sangat haus.

Setelah selesai minum.

Dian bergegas kembali kekamarnya tapi saat ingin melewati ruang tamunya, tiba-tiba seluruh lampunya menyala dengan terang dan menampakkan sosok keluarga juga teman-temannya yg berteriak "KEJUTAAN, SELAMAT ULANG TAHUN" pada Dian.

Diandra terkejut karna mereka semua hadir ditengah malam begini hanya untuk memberikannya kejutan selamat ulang tahun dan Diandra juga lupa kalau hari ini ada hari ulang tahunnya yg ke 17.

Ia melirik jam dinding di dinding rumahnya dan waktu sudah menunjukkan tepat pukul 00:00 wib, tanda bahwa kini usianya sudab menginjak 17 tahun.

Keluarga dan teman-teman mengerubungi Diandra.

"Selamat ulang tahun yg ke 17 nak, kamu sudah semakin dewasa sekarang" ucap Ardhan menyelamati Anaknya bungsunya.

"Terima kasih yah" ucap Diandra sembari mencium pipi ayahnya.

"Ayo tiup lilinnya nak" ucap Anjani sembari menyodorkan kue ulang tahun yg besar dan bagus pada Dian.

Diandra pun hendak meniup lilinnya tapi Ferry mencegahnya.

"Eh Di, ucapkan dulu harapan kamu dalam hati sebelum meniup lilinnya" ucap Ferry menasehati.

Diandra mengangguk menurut, ia segera memohonkan harapan sebelum meniup lilin angka 17 nya.

"Aku harap, aku bisa bertemu seseorang yg bisa membuatku selalu bahagia" ucap Diandra dalam hatinya sembari memejamkan matanya.

Setelah itu, ia membuka matanya dan meniup lilinnya.

"Happy Sweet Seventeen Diaaaannn" sorak teman-temannya.

Ketika baru saja meniup lilinnya, Dian merasa kepalanya amat sangat berat dan sakit seperti ada sebuah besi yg beratnya berkilo-kilo gram menimpa kepalanya.

Dian-pun seketika pingsan, sebelum pingsan Diandra mendengar suara laki-laki yg sangat lembut berbisik padanya.

"Selamat ulang tahun Dian dan selamat mendapatkan hadiahmu dari tuhan" bisik suara itu dan akhirnya Diandra benar-benar pingsan.

Beberapa jam pingsan akhirnya Diandra sadar dari pingsannya

Ia menatap bingung keselilingnya

"Dian akhirnya kamu bangun de, ada apa dengan kamu kenapa tiba-tiba pingsan begitu de ?" tanya Citra cemas

Petualangan Indigo Season 1 - Villa Angker [Completed √]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang