Putri Yuang Adhi Ghaluh, gadis cantik yang terlahir sebagai pewaris takhta kerajaan besar,Jaya Purnomo.
Kini Ia berada ditengah Hutan perbatasan, menghadapi pewaris kerajaan Widjaya yang tidak pernah ada kedamaian dengan kerajaan milik ayahandanya. Sebab dulu sempat terjadi perebutan takhta diantara keduanya yang mengakibatkan perselisihan.
"Aku Putri Yuang Adhi ghaluh,berdiri disini untuk menghabiskan darahmu hingga menetes ketanah,runcingnya panah kesayanganku ini akan memanas dihatimu,Pangeran Arya Widjaya!"
Ujarnya dengan tekad yang berhasil ia kumpulkan,bahkan ia tak merasa takut sedikitpun jika ia harus berhadapan langsung dengan pangeran pewaris kerajaan Widjaya.Beberapa kali ia tunjukkan anak panahnya kepada sang lawan,putra kerajaan Widjaya.
Diangkatlah busur panah miliknya hingga kedepan dada,mengarah,serta membidikkan pada sasarannya seraya tersenyum miring.
"Kenapa Arya?! Kamu takut?! Dasar pengecut!!!"tantang ghaluh penuh kemenangan menatapi Arya yang terdiam tidak menanggapi.
"Sampai kapanpun Kamu tidak akan pernah menjadi lawanku! Karna kamu putri kerajaan Widjaya,Adik kandungku Sendiri!".
"Alasan!mengarang cerita dari mana kamu?! Sudah jelas kita terlahir dari darah daging yang saling bermusuhan"Putri Ghaluh melepaskan anak panahnya hingga tepat mengenai hati Arya Widjaya.
Rasa sakit yang menjalar dihati Arya membuat ia bertekuk lutut dihadapan putri Ghaluh,Cairan merah juga mulai mengalir menodai pakaian kerajaannya,tangannya tidak terlepas dari bagian sakit yang telah Ghaluh ciptakan.
"Memang sulit meyakinkan keadaan serumit ini, dan kamu tidak akan pernah mengerti. Biarlah kamu memahaminya sendiri Dinda." Lirih Arya dengan napas tersengal-sengal. "Perlu kamu tahu adikku, bukan ayahanda kita yang serakah akan takhta dan kekuasaan. Kamu hanya diperalat oleh orang jahat yang mengaku sebagai orang tuamu."
"Omong kosong! Kamu hanya mengarang cerita untuk mengelabuhi ku. Lemah! Ini belum setengah dari kemampuanku."makinya sembari mendorong tubuh Arya dengan kakinya hingga jatuh terguling kedasar jurang yang curam. Tidak bisa di bayangkan jika nanti pangeran Arya tergeletak didasar sana. Bagaimana jasadnya yang akan membusuk dimakan binatang buas?.
Ghaluh melongok untuk memastikan. Entah mengapa ia sedikit merasa kasihan."Ah tidak-tidak. Bukannya ini berita bagus? " Batinnya sembari menggeleng kuat. Untuk apa dia memikirkan semua itu? Toh sekarang ini ia tengah menggenggam berita baik untuk keluarga besar istana ayahandanya.
👑👑👑
Dengan wajah penuh kebahagiaan Putri Ghaluh pulang dengan kemenangan karena dirinya,Arya bisa terjatuh atau bahkan mati dijurang sana.
Ia mempercepat jalannya ingin mengabarkan kepada seluruh penghuni Istana Kerajaan Jaya Purnomo atas kemenangannya.Ia memang sengaja untuk tidak bersorak ria sebelumnya,biarlah kabar itu ia hadiahkan kepada kedua orang tuanya.
Tunggu! Sepertinya kedua orang tuanya tengah berbincang hangat didalam sana. Sungguh sangat tidak sopan jika ia menyelonong masuk kedalam. Mungkin untuk saat ini kabar bahagianya ia simpan terlebih dahulu. Toh, masih ada banyak waktu untuk_.
"Kamu memang pintar mendidik boneka bodoh itu.
Boneka bodoh? Apa yang ayahanda maksud?. Ah Ghalauh yang tadi tidak berniat menggangu kehangatan orang tuanya pun semakin penasaran, ia semakin mempertajam pendengarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Singgahsana Hati
RomanceKetika orang lain sibuk dengan harinya sendiri disitu sebuah tekad tumbuh karena seseorang dengan sendirinya