Moments 14

362 14 0
                                    

Gema Athaillah

Ini merupakan kejadian langka yang seru abis di dalam hidup gue. Ya, ya, ya, gue tau ini bukan saatnya untuk bercanda dan menikmati serunya kejadian ini. Karena sekarang Sakura ada di tangan Fabi. Oh-oh, Prisil juga. Gue sampai lupa kalau ternyata anak itu juga diculik.

Sekarang gue dan yang lainnya berusaha lari sekuat tenaga menghindari serangan-serangan dari benda yang berusaha menimpuk kami dengan seenak jidat. Tadi kayu balok yang besar, sekarang mereka menggunakan besi dengan duri-duri tajam yang siap menusuk tubuh kami kapan saja.

Untungnya Badai cekatan. Setiap kali dia melihat benda yang hendak menyerang kami, dia akan langsung berteriak untuk menunduk.

Gue melihat ke atas gedung. Di sana ada beberapa anak buah Fabi yang melemparkan benda itu ke arah kami. Memang sialan banget. Kami datang dengan tangan kosong, tapi mereka menyerang kami bertubi-tubi dengan benda-benda aneh.

“Kamu seharusnya tahu akibat dari permainan kamu, Ara.”

Oh-oh, itu suara M. Sepertinya dia tidak sadar sama sekali jika suaranya sudah terekspos ke seluruh ruangan.

“Aku janji kali ini aku akan ikut kamu.” Suara Sakura terdengar lirih. “Aku akan menuruti semua kemauan kamu.” Tiba-tiba Sakura menekankan kata ‘semua’. “Tapi tolong bebaskan mereka.”

“Itu tandanya! Itu tandanya!” seru Badai di tengah-tengah pelarian kami.

Gue dan yang lainnya langsung mengernyit.

“Kita harus merekam percakapan itu!!!” seru Badai dengan nafas terengah-engah.

“Jangan bego deh!” Awan mencibir. “Kita lagi diserang begini, gimana mau merekam? Yang ada suara kita yang teriak-teriak ini yang akan terekam!”

Benar juga kata Awan. Jadi kami harus bagaimana? Jika itu adalah tanda dari Sakura, berarti kami harus melakukannya. Jika tidak, kami akan kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan Sakura.

“Ini pesan dari Sakura. Dia mengatakan ada satu cara agar kita bisa membebaskannya juga membebaskan Prisil.”

Gue menatap Badai tak yakin.

Badai yang tahu nggak ada yang percaya padanya langsung menunjukkan ponselnya. “Ini pesan dari Sakura sebelum dia meninggalkan sekolah bersama Fabi.”

Kami semua terbelalak lebar saat membacanya. Itu rencana yang Sakura susun dan dikirimkan pada kami setelah dia menaiki mobil Fabi. Cewek itu ternyata memikirkannya dengan matang-matang.

“Kita hanya perlu datang ke sana. Merekam semua yang akan dibicarakan Sakura dan Fabi.” Badai berkata pelan. “Sakura akan mengatur speaker yang ada di sana, sehingga kita bisa mendengarkan percakapan mereka di seluruh gedung.”

Ide yang cukup cemerlang. Tapi gue harus memastikan rencana ini nggak akan gagal. “Bagaimana kita bisa tahu kalau kita harus mulai merekam?”

“Di saat Sakura menekankan kata ‘semua’.”

“Lalu apa yang akan kita lakukan setelah itu? Bagaimana caranya kita bisa membebaskan Sakura dan Prisil?” Awan mengernyitkan keningnya.

“Kita hanya perlu memanggil polisi dengan bukti rekaman-rekaman tersebut. Polisi akan menyelesaikan semuanya.”

“Kalau...” Zia terdiam sejenak menatap kami. “Kita nggak bisa merekam apa yang Sakura dan Fabi bicarakan... apa yang akan terjadi?”

UNBELIEVABLE MOMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang