1.Anak baru?

38 5 1
                                    

Apa alasan kamu tertarik membaca cerita ini?

//

Trinngggg...
Suara jam weker yang terdengar nyaring membuat seorang gadis yang sedang meringkuk di kasur king sizenya itu menjadi terganggu dan perlahan membuka matanya

Tak

Sanggadis mengubah posisinya menjadi duduk setelah mematikan suara berisik jam weker itu dan beranjak kekamar mandi untuk membersihkan badannya dan wudhu untuk manunaikan kewajibannya sebagai seorang muslih

Di sujud terakhir ia berdoa dengan Khusyu. Pelupuk matanya basah karna air mata. Dalam sujud ia meminta ampun pada sang khalik karna dosa besar yang telah di perbuatnya dan juga taklupa meminta selalu kebaikan untuk dia dan keluarganya

Setelah shalat ia bergegas memakai seragam sekolahnya lalu bebenah Buku pelajaran dan turun untuk sarapan

Hanya suara sendingan sendok yang menjadi pengiring sarapannya dengan sang kakak. Meja makannya terasa sunyi dan membosankan bagi sang gadis

"Arini." Panggil syamil--kakak laki-laki sang gadis. Memecah keheningan yang terjadi

Arini--sang gadis hanya menanggapinya dengan deheman

"Gimana sekolah kamu?"Tanya Syamil basa-basi

"Baik."Jawab Arini sedikit ketus

Syamil yang memdengar jawaban singkat dari adiknya hanya menghela nafas lelah. Akan sangpai kapan adiknya bersikap seperti ini, ia sudah sangat merindukat sifat adiknya yang ceria dan murah senyum itu

"Baguslah kalau begitu. Cepat selesaikan sarapanmu hari ini kakak yang akan mengantarmu ke sekolah, "ucap Syamil sambil beranjak dari duduknya

"Ga sibuk?"Tanya Arini berniat menyindir kakaknya yang jarang ada waktu untuknya seperti sang Ayah, bahkan saat ia benar-benar sangat membutuhkan mereka saat itu. Mereka tidak ada

Sifat mereka membuat Arini muak karna sebab pekerjaan-pekerjaan itulah Ayah dan Kakaknya jarang bisa meluangkan waktunya untuk Arini dan karna pekerjaan-pekerjaan sialan itu jugalah yang menyebabkan orang yang paling ia sayang pergi untuk selamanya

Syamil mengerit arti pertanyaan itu, tapi itu tak masalah baginya karna disini memang dialah yang bersalah jarang meluangkan waktu untuk sang Adik

"Tidak,"Jawab Syamil singkat

"Selesaikan sarapanmu Kakak tunggu di Mobil,"lanjut Syamil lalu melenggang pergi

Arini yang mendengar itu hanya diam tak menanggapi ucapan sang Kakak

**
Sekarang mereka ada di dalam Mobil menuju sekolah Arini , sekolah Gapura Bangsa salah satu sekolah tervaforit di kota Arini

Hanya kesunyian yang lagi-lagi melingkupi mereka berdua. Bukannya tak ada yang mau mengawali pembicaraan tetapi Arini yang tak merespon saat ditanyai sang kakak. Pikirannya menerawang pada kejadian menyakitkan itu tanpa bisa di cepah air matanya turun membasahi pipi mulusnya

"Arini,"panggil seseorang membuatnya kaget dan refleks langsung menghapus jejak air matanya

"Apa?"tanya Arini tanpa menolehkan tatapannya

"Maaf."ucap Syamil dengan tulus

Mendengar itu dalam hati Arini merasa miris. Apakah dengan meminta maaf bisa mengembalikan semuanya ?

Lagi-lagi mata Arini berkaca-kaca karna ada perasaan meledak-ledak dalam dirinya Seakan meminta di keluarkan. Dengan sekuat tenaga dia menahan air matanya, ia tak mau terlihat begitu lelah di depan kakaknya. Karna sunguh ia tak ingin di kasihani

Akhirnya Arini bisa bernafas lega saat mereka akhirnya sudah sampai di sekolah SMA Gapura bangsa

"Assalamualaikum,"salam Arini sambil mencium punggung tangan kakaknya

"Wa alaikusallam,"Jawab Syamil yang masih bisa didengar Arini

Dilihatnya gerbang bercat hitam yang mengjulang tinggi itu dengan malas langkahnya menuju masuk ke arah gerbang yang terbukan itu

Arini menghembuskan nafas lelah. Kehidupannya sekarang sangat membosankan dan menyakitkan, tak seberwarna dulu saat ibunya masih hidup. Jujur Arini sangan kesepian, rasanya ingin sekali Arini segere mengakhiri hidupnya ini dengan gantung diri mungkin? Tapi tidak. Arini masih cukup waras untuk melakukan itu

Terdengar suara gaduh dari kelasnya meskipun Arini belum masuk, membuat ia risih meski sudah biasa, apa lagi saat melihat gerombolan anak laki-laki yang sedang bercanda ria di depan pintu kelasnya. Jujur dalam hati Arini sangat takut kalau nanti akan di ganggui untuk menjadi bahan lelucon. Arini sangat tidak suka itu karna ia merasa di permainkan

Beberapa langkah lagi Arini sampai pintu yang berhadapan dengan gerombolan anak melaku itu ia siap-siap memasang muka datarnya

"Neng Arini, sendirian aja nih?"ucap laki-laki keribo--salah satu lelaki yang sedang bercandaria didepan pintu-- itu membuat anak-anak di situ yang melihatnya menjadi tegelak oleh tingkahnya

Arini tak menghiraukan itu yang ia harapkan sekarang hanya agar cepat-cepet sampai di tempat duduknya

"Abang kok di cuekin sih neng!"ucam laki-laki keribo itu yang Arini tau namanya Boki makin menjadi membuat tawa mereka pecah karna melihat temennya menggoda wanita cupi di kelasnya

Jangan tanyakan bagai mana perasaan Arini sekaran, tentunya sakit hati, dipandang rendah dan di permainkan. Cukup. Arini tak tahan lagi dengan semua ini. Dengan langka lebar ia berusaha untuk cepat-cepat sampai di tempat duduknya

Setelah sampai di tempat duduknya Arini cepat-cepet mengeluarkan handset dan henphonnya berusaha mengabaikan tatapan merendahkan dari murid-murid di kelasnya. Yang mereka lihat adalah Arini seorang cewek miskin, cupu dan aneh yang tak punya teman karna selalu menyendiri dan berekspresi datar. Mereka tak tahu saja kalau Arini ini termasuk anak orang kaya ayahnya seorang pengusaha sukses dan kakaknya seorang dokter dan Arini tidak bangga dengan semua itu, karna sebab pekerjaan-pekerjaan itulah hidup Arini menjadi abu-abu

Dengan cepat Arini mulai memasang handsenya mendengarkan setiap lantunan merdu Ayat suci Al-quran yang sedang di bacakan oleh seseorang. Dengan mata terpejam ia berusaha menikamati setiap Ayah yang di bacakan hatinya juga bergumam mengucap istigfar, berusaha mengusir rasa sesak di hatinya. hingga tak berapa lama guru datang

"Pagi anak-anak."sapa guru perempuan itu pada anak muridnya

"Pagi bu..."saut anak yang ada di kelas itu secuali Arini dia hanya diam memperhatikan sang guru

"Anak-anak, kalian kedatangan teman baru,"ucap bu Eli yang tak lain adalah wali kelas mereka

Seisi kelas yang mendengar itu menjadi ricuh penasaran akan anak baru itu, terutama kaum perempuan sampai ada yang menjerit kegirangan ga jelas. Arini yang melihat itu hanya menatap malas. Sepertinya hanya dia yang tak terlalu memperdulikan anak baru itu karna memurutnya dengan menambahnya siswa di kelas nya maka akan menambah juga jumlah orang yang menatapku rendah

"Anak-anak, harap tenang!"teriak bu Eli membuat semuanya bungkam

"Kemarilah,"ucap Bu Eli sambil menengok ke luar pintu

______________________
Cerita pertama. Mohon keritik dan sarannya?

Bagai mana tanggapan kamu tentang part ini?

//

TBC.

Sad YourselfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang