22화

2 1 3
                                    





Dara POV

Aku menatap ponsel di tanganku sambil memikirkan semua yang terjadi diantara aku dan Jaehyun. Apa aku harus meneleponnya sekarang? Tapi aku merasa tak enak padanya karena apa yang aku katakan padanya. Aku merasa bahwa aku benar-benar keterlaluan, padahal dia sudah sangat baik padaku selama ini. Sebenarnya aku sangat takut jika aku harus kehilangan Jaehyun, karena mungkin aku tak akan pernah menemukan lagi pria sepertinya.

"Ah, sial." gumamku sambil beranjak dari tempatku.

"Kau kenapa, Dara-ya?" tanya Jehyung yang aku tak tahu sejak kapan dia berdiri tak jauh dariku.

"Tidak apa-apa." jawabku hanya memberikan senyuman singkat padanya.

"Sikapmu menunjukkan hal yang sebaliknya." 오후 komentarnya itu menahanku untuk melangkah pergi dari ruangan. "Apa kau masih bertengkar dengan Younghyun? Ah, benar! Aku rasa baik kau dan dia sama sekali tak saling membicarakan saat aku bertanya."

"Tidak ada apa-apa." ulangku lagi dengan sabar. "Kami tidak bertengkar, dan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Younghyun Oppa."

"Jinjja? Tapi sikapmu dan Younghyun akhir-akhir ini sangat aneh." sahut Jehyung. "Beberapa hari yang lalu, Younghyun memberitahuku jika dia akan pergi ke Jeonju. Lalu di hari yang sama, Ahjumma juga memberitahuku jika kau pergi ke Jeonju. Apa kalian pergi bersama?"

"Eo, Oppa." sahutku singkat.

"Baguslah kalau begitu. Itu berarti kalian sudah saling menerima keadaan satu sama lain. Aku ikut senang mendengarnya."

Kedua alisku saling bertaut sambil memandangi Jehyung yang tersenyum ke arahku. Apa dia belum tahu jika aku dan Younghyun sebenarnya bukan saudara kandung? Melihat dari sikapnya, sepertinya Younghyun memang belum memberitahunya. Haruskah aku yang mengatakan padanya?

"Oppa." panggilku pelan.

"Eo, wae?"

Aku menimbang sesaat, lalu menggelengkan kepala. "Aniyo, amugeotdo." kataku pada akhirnya karena merasa lebih baik Younghyun yang memberitahunya bukan aku.

"Ah, Dara-ya. Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Jehyung tiba-tiba. Dia melangkah mendekat ke arahku, "Bunga apa yang paling disukai para gadis?"

"Bunga?"

Jehyung mengangguk.

"Tidak semua gadis menyukai bunga yang sama, Oppa. Waeyo?" Aku penasaran kenapa dia tiba-tiba bertanya tentang bunga padaku. "Tapi setiap bunga memiliki artinya sendiri-sendiri."

"JInjja? Seperti apa contohnya?"

"Emm... jika Oppa ingin menunjukkan cinta yang tak pernah pudar dan ketulusan, berikan saja bunga anemone. Lalu mawar merah untuk menunjukkan seberapa besar cinta Oppa atau mungkin bunga aster, simbol cinta." jelasku.

Jehyung mengangguk-angguk mengerti.

"Oppa tanyakan saja pada penjual-penjual bunga, mereka pasti tahu bunga apa yang cocok untuk diberikan pada seseorang untuk menunjukkan apa yang Oppa rasakan." kataku memberitahu. "Satu buket berisi macam-macam bunga juga memiliki arti tertentu, tapi aku tak tahu." Aku menambahkan.

"Ah, geurae?"

Aku mengangguk singkat. "Tak ada yang ingin Oppa tanyakan padaku lagi kan?"

STUCK IN LOVE - YOUNGK [DAY6] ✅Where stories live. Discover now