" Ki. Kamu gak pingin omong apa gitu?" Selidik Kenzi.
Menelusuri jalan menuju kantin. Daftar menu terpampang dengan jelas, menu makanan, minuman dan camilan dengan harga pelajar.
" Soal?" Singkat Yuki.
Berhenti tepat di selatan mushola sekolah. Kenzi pun berhenti menapaki jalan menuju kantin, sedangkan Yuki masih bersantai jalan menuju kantin. Sadar Kenzi tak berjalan seiringan dengannya, Yuki berbalik arah, pandangan tertuju pada Kenzi dan tersenyum.
Gumam Kenzi
" Senyumnya masih sama, seperti tiga tahun yang lalu. Persis di waktu yang sama, bedanya dulu putih biru tua. Tiga tahun sekarang, putih abu - abu. Apakah arti senyumnya, sama seperti tiga tahun yang lalu." Delusi Kenzi yakin.
" Heh!!. Kenzi .. ayo" teriak Yuki
" Kamu ngapain ngelamun?" berjalan mundur menghampiri Kenzi.Dengan langkah yakin dan tiba - tiba menghambur lari dihadapan Yuki.
Aku merasa bodoh selama ini meninggalkannya tanpa kesan, dan tanpa pesan. Setidaknya aku harus mencoba. Bukan lebih kepada, harus kulakukan daripada aku menyesal tidak melakukannya sama sekali.
" Ki. Kenapa kita gak memulainya dari sekarang, sebelum semua terlambat." Kenzi.
" Apanya?" Tegas Yuki.
" Ayo kita pacaran dari sekarang." Terang KenziLidahku kelu, kakiku kaku. Langkah yang tadinya seribu, mungkin tak mampu melangkah. Apa aku bermimpi, ketika semua yang kudengar mustahil, bahkan seperti lelucon. Tidak! Aku tak salah dengar. Kumenatapnya lekat, mungkin ia yang tepat didepanku, dengan ia ucapkan mungkin hanya terbang melewatiku. Namun, aku berdiri disini dengan sadar. Ini nyata.
" Ya." Jawab Yuki lantang tanpa pertanyaan.
Jemari kita saling bertautan menyusuri jalan menuju kantin. Bahkan dia mengantarku hingga ke kost.
" Makasih ya, " Yuki mengulum senyum penuh maksud
" Untuk ?" Tanya Kenzi.
" Untuk yang lalu dan hari ini." Jelas Yuki
" Hmmm .. " jawab Kenzi melenggang pergi****
Paginya , Yuki sudah ada di depan gapura, tempay dia bisa menunggu angkot datang menuju sekolah. Kenzi dengan sigap menuju kost Yuki, tapi tak didapati Yuki disana.
Dante hanya melenggang pergi ketika melihat Yuki masih berdiri di tempat yang sama, tempat dia menunggu angkot menuju ke sekolah. Alis Yuki, juga sempat bertautan namun tak diambilnya pusing perihal Dante.
Sesampainya di gerbang sekolah, Kenzi menghardik Yuki.
" Yuki, tunggu." Panggil Kenzi.
Yuki dengan langkah santai berhenti di bawah pohon akasia yang rindang dan duduk di bangku tepat di bawah pohon itu. Disitu tertulis, nama beberapa siswa dengan gambar hati yang dicoret - coret dengan pasangan cinta monyet mereka. Disitu tertulis di pojok kiri bangku nama Dante dan juga Yuki.
" Siapa juga , yang nulis beginiannya. Perasaan, aku gak pernah nulis kayak gini." Ceracau Yuki
Dibukanya ransel hitam kecoklatan, dikeluarkan cairan putih di olesnya nama yuki disana, menghilangkan jejak namanya.
" Ki, kamu kog ga ada di kost. Kan aku dah bilang mau jemput." Terang Kenzi ngos - ngos an.
Lagi - lagi alis Yuki bertaut lagi dan terheran - heran.
" Naif. " ujar Yuki berlalu pergi meninggalkan Kenzi
" Maksudnya?" Tegas Kenzi yang dengan kasar berlari mengejar Yuki menahan pergelangan tangan Yuki.
" Terserah kamu, kesimpulanmu apa. Aku bukan Yuki tiga tahun lalu yang bodoh." Terang Yuki
" Tapi bukannya kemarin, kita udah jadian." Ceracau Kenzi gelisah.
Yuki yang jengah akan obsesi entah atau apapun itu yang dirasakan Kenzi saat ini. Satu - satunya yang ingin dia lakukan ke Kenzi, perihal apa yang dirasakan Yuki tiga tahun lalu bisa dirasakan oleh Kenzi. Tentang bagaimana rasanya tanpa kata, tanpa pamit, tanpa alasan. Ketika semuanya butuh kejelasan. Namun, dengan berbuat seperti itu. Itu jadi satu kenikmatan yang dinamakan dendam.
****
Dania dan Dante dari hari ke hari mereka semakin dekat. Yuki, merasa bodoh namun sorot matanya bisa dilihat Dante. Kepura - puraan Yuki perihal Dante, sama halnya membodohi diri Yuki sendiri.Ujian kelulusan sudah berlangsung. Yuki menghabiskan banyak waktunya dengan setumpuk soal - soal ujian dan kerja paruh waktu di cafe. Hingga tiba dimana, setelah kejadian permainan hati yang ia lakukan pada Kenzi di mulai di sini. Di cafe Anjani.
" Yuki." Panggil Anjani.
" Ya kak, bentar." Sahut Yuki
" Sejak kapan kamu panggil aku kak?" Heran Anjani
" Sejak saat ini." Tegas Yuki berusaha bersikap santai.Kenzi sudah tepat di depan matanya dua bulan setelah kejadian ini terjadi. Yuki berusaha menyapa lewat senyum manisnya. Kenzi merasakan hal yang sama lagi, Yuki merasa itu hal yang biasa, ketika menyapa seseorang.
" Kenz, kenalin ini temen sekaligus partner kerja aku. Yuki." Terang Anjani
" Yuki."
" Kenzi."Saling mengulurkan tangannya masing - masing.
" Dia tunangan aku, Ki." Jelas Anjani bahagia merangkul pergelangan tangan Kenzi.
Tersirat paras Kenzi yang tak bisa di baca Yuki untuk kali ini. Namun di dalamnya delusi mulai mengelilingi otaknya. Senyum Kenzi licik, menuju ruang loker Yuki.
Sudah ada di genggaman surat pengunduran diri untuk Anjani. Dengan sengaja, Kenzi mulai bergerilya di pundak Yuki meraba disetiap jengkalnya. Yuki berusaha berontak tanpa berusaha mengeluarkan suara takut Anjani mendengar.
" Kenz, kamu kenapa sih? Kamu tu udah tunangan Anjani. Masih juga gangguin aku." Ketus Yuki
Kenzi pun membalik badan Yuki, dan berhadapan di depannya.
" Terus, kenapa kamu terima cintaku? Kalau kamu pada akhirnya meng - iyakan ?". Terang Kenzi
Yuki pun tersenyum licik
" Kamu tahu rasanya kayak apa?" Tegas Yuki.
" Sakit." Singkat Kenzi.
" Ya, aku juga sakit dengan sikap yang kamu lakuin ke aku, yang tiba - tiba pergi tanpa alasan. Toch! Aku juga ga perlu alasan, begitu juga dengan kamu tanpa kejelasan." Terang YukiBerlalu pergi meninggalkan ruang loker. Kenzi hanya bisa terpaku dengan kejujuran Yuki setelahnya. Tak terima dengan jawaban Yuki, diulurkan tangannya menarik Yuki kasar.
Dihantamkannya Yuki ke tembok, tersenyum penuh maksud tak terduga tapi itu membuat dirinya lengah. Dengan segala kemampuan, didorongnya kuat oleh Yuki. Dan berlari
Namun, itu tak membuatnya menyerah. Hanya saja ia semakin menggila dan tertawa. Ia bergegas keluar berusaha mengejar Yuki, namun Anjani sudah tepat di depannya.
" Kamu dari mana aja sih. Aku pikir lagi di toilet, menggelayut manja." Anjani.
" Aku di ruang loker tadi, kenapa ?" Sanggah Kenzi tanpa perasaan bersalah sedikitpun. Dan telunjuknya menunjuk pintu loker.
Anjani heran dengan sikap , jawaban Kenzi.
" Kamu gak papa kan Kenz ?" Tanya Anjani belum yakin.
" Aku gak papa." Jawab Kenzi bergelayut memeluk Anjani mesra.
Dibalik tirai cafe, Yuki tanpa sengaja mengintip kemesraan Anjani dan Kenzi seolah - olah di mabuk cinta. Setahu Kenzi, Yuki sudah berlalu pergi. Hanya, ada suatu hal yang tertinggal tas sekolah masih ada di loker cafe. Namun Yuki, memutuskan untuk pulang lebih dahulu.
Earphone ia pasang di kedua telinganya, denting gitar lagu Slank Terlalu manis, diputarnya mengisi perjalanan pulangnya menuju kost. Sembari menunggu angkot terakhir lewat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dante dan Yuki
Любовные романыMasa lalu itu ada,terkadang ... Sesekali menoleh ke belakang dan merenungi yang terjadi saat itu.Hal yg sekiranya baik makin di perbaiki,hal yg sekiranya buruk ditinggalkan.Akan halnya cinta Dante dan Yuki.sikap mereka sudah mampu menunjukkan perasa...