Who he is?

24 5 0
                                    

Ketika Via dan teman- temannya sedang asik makan makanan yang mereka pesan tadi. Tidak sengaja mata Via bertemu dengan seorang yang bisa dibilang cowok cupu dan culun yang daritadi memperhatikan Via dari tempatnya.

"Hmm guys itu siapa sih?" tanya Via dengan mengarahkan wajahnya pada cowok itu.

Sandra, Shelin, dan Freya menghentikan aktivitas makannya sejenak dan menoleh pada arah yang ditunjukkan Via.
Mereka terkejut dengan selera Via yang bisa dibilang enggak cocok sama sekali.

"Hah!! sumpah demi apa lo Vi suka yang seleranya begituan?" tanya Shelin sambil terperangah.

"Ih, apaan sih Shel gak gitu. Gue penasaran aja ngapain cowok itu dari pertama gue duduk disini sampai sekarang tuh cowok ngeliatin gue terus awalnya sih biasa tapi cara ngeliat gue kayak rada aneh gitu" jelas Via dengan rasa penasaran.

"Mungkin aja dia naksir sama lo Vi bisa aja kan?" pikir Freya.

"Itu kakak kelas kita. Namanya sih kalo ga salah Savian panggilannya Vian anak XI - IPA 1 Vi itu aja sih yang gue tau" jawab Sandra yang kemudian melanjutkan aktivitas makannya yang sempat tertunda.

Walaupun Via sudah mengetahui siapa nama cowok culun itu tapi hatinya masih penasaran siapa dia sebenarnya. Dan mengapa dia menatap Via seperti itu jujur sebenarnya Via takut dengan tatapannya. Tetapi, Via berusaha mengabaikannya.

*skip bel pulang sekolah*

"Akhirnya bel bunyi juga" syukur Sandra yang sudah daritadi menunggu bel sekolah bunyi.

"Eh, Vi lo naik apa?" tanya Sandra yang sedang mengemasi bukunya.

"Di jemput Mang Ujang gue" jawab Via yang beranjak dari kursinya.

"Oh gitu, kirain bareng doi hehe" jawab Sandra gurau.

"Ya ampun, San doi aja ga punya" curhat Via dengan wajah pura - pura melas.

Tiba - tiba Shelin dan Freya memdatangi mereka ingin berpamitan pulang.

"Gue sama Freya duluan yah udah dijemput tuh" ucap Shelin.

"Oh iya hati - hati" jawab Via

"Oke bye bye" jawab Sandra dengan lambaian tangan kepada keduanya dan mereka pun membalas lambaikan tangan Sandra.

"Mereka kok pulangnya barengan yah?" tanya Via.

"Hehe gue lupa kalo belom ngasih tau lo mereka itu sebenarnya sepupuan emang banyak yang gatau sih" ucap Sandra menjawab pertanyaan Via.

"Oh pantesan. Diliat - liat mereka kok agak mirip hehe" pikir Via.

Akhirnya, mereka berdua keluar kelas dan menuju ke gerbang sekolah menunggu jemputan datang.

"Kenapa lo ga bareng sama doi lo aja Vi kan lumayan bisa nebeng?" tanya Sandra.

"Harus sabar gue ngadepin lo San. Kan gue udah bilang gue ga punya doi" jawab Via menghembuskan nafas dengan berat.

"Lah, itu kak Vian mau di kemanain? yang lo tanyain waktu di kantin tadi" tanya Sandra menahan tawa.

"Kak Vian? yang mana gue lupa?" jawab Via sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dasar pelupa lo Vi yang kakak kelas dandanannya cupu plus culun yang ngeliatin lo terus waktu di kantin" jelas Sandra dengan malas.

"Yang mana sih lupa gue" yanya Via lagi yang masih mengingat - ingat orangnya.

"Terserah lo deh gue udah dijemput nih bye Via" ujar Sandra sambil kiss bye.

Sebenarnya Via masih ingat dengan cowok cupu tadi. Tetapi Via sendiri ingin melupakan hal itu karena Via takut dengan tatapannya entah apa yang ditakutinya.

Setelah menunggu beberapa menit di gerbang sekolahan. Akhirnya Mang Ujang datang
Via segera masuk ke mobil karena langit mulai redup dan akan turun hujan.

"Mami Via yang cantik ini sudah pulang!!!" teriak Via dengan sekencang - kencangnya.

"Via kamu apa - apaan sih. Datang bukan salam malah teriak - teriak kaya Tarzan. Bisa - bisa mami tuli dengar suaramu" kata Bila yang heran melihat tingkah laku putrinya itu.

"Yah mami tarzan kok teriak tarzan" ucap Via yang langsung naik ke kamarnya karena takut maminya akan melempari barang apapun yang ada di depannya.

"Eh ini anak yah kurang ajar banget ngatain maminya sendiri" teriak Bila yang sangat kesal dengan Via.

"NANTI MALAM TURUN MAKAN MALAM SAMA PAPI JUGA" teriak Bila semakin tinggi agar Via dapat mendengarnya dari atas.

Via yang mendengar teriakan mami nya itu menjawab dari kamarnya.

"IYA MAMI KESAYANGANNYA VIA" teriak Via tak kalah kencang dari maminya.


I'M SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang