Deva

5 1 0
                                    

Upacara sekolah di hari senin tidak pernah terlewatkan. Amanat kepala sekolah sangatlah membosankan yang dibahas tidak jauh - jauh selalu begitu saja mulai ketertiban, kedisiplinan, kesopanan, kegiatan belajar mengajar, dan pelanggaran terhadap peraturan sekolah oleh murid yang bandel selalu berputar - putar seperti itu.

Semua murid hanya mendengarkan bukan paham melainkan pura - pura diam agar upacara cepat selesai tidak kuat dengan sinar matahari yang mulai membakar kulit.

Tetapi berbeda dengan deva and the genk mereka malah asik membully Vian yang ada di depannya.

"Dev, balikin topi gue" Vian yang berusaha mengambil topinya yang sedang digilir Deva dkk.

"Enak aja balikin. Kerjain dulu pr gue dan traktir gue sama temen gue di kantin hari ini. Ga ada kata penolakan" ancam Deva

"Bukannya bokap lo donatur terbesar di sekolah ini kenapa lo ngemis ke gue. Udah balikin sini upacaranya blom selesai gue gamau nyari masalah sama lo" jelas Vian sambil berusaha merebut topinya.

"Eh cupu lo berani - beraninya ngatain gue ngemis" ucap Deva tak terima menarik seragam Vian dan bersiap memukul wajah Vian.

"bugh..."

Dengan sekali pukulan Vian jatuh tersungkur ke bawah. Vian memang tidak membalas pukulan Deva. Emosi Deva bukan semakin mereda namun semakin memuncak ketika melihat musuhnya tak membalasnya.

"bughhh... bugh... bugh..." Deva menyerang Vian bertubi - tubi menyebabkan upacara yang tadinya hening menjadi kacau.

Guru - guru berlarian menuju Deva dan Vian untuk memisahkan mereka berdua.
Deva menghajar Vian dengan sangat brutal. Kepala sekolah pun ikut melerai mereka hingga Deva dan Vian pun harus berurusan dengan guru bk karena kekacauan yang mereka perbuat.

"Kalian lagi!!! kalian lagi!! ibu sudah bosen melihat kalian setiap hari masuk di ruang ini"
bentak Bu Wati dengan keras.

"Pasti soal kamu Deva ngebully Vian lagi. Ibu capek ngurusin kamu Dev" jelas Bu Wati pasrah melihat Deva yang slalu bikin ulah.

"Ini semua salah Cupu bu. Saya dihina cupu ngatain saya pengemis. Saya ya gak terima dong bu" bentak Deva tidak mau disalahkan (semerdeka lo Dev :v)

"Apa itu benar Vian?" tanya Bu Wati pada Vian yang sedari tadi memegang wajahnya yang lebam akibat pukulan Deva.

"Iya bu, maaf bu tadi saya emosi" ucap Vian pelan.

"Betul kan bu? saya gak bohong!!" tegas Deva.

"Tapi bu, ketika upacara tadi Deva dan temannya mengambil topi saya. Mereka akan memberikan topinya jika saya mengerjakan pr Deva dan menyuruh saya membelikan makanan deva juga temannya. Sedangkan orang tua Dev kan donatur terbesar sekolah kenapa harus minta saya. Jadi saya reflek ngatain dia pengemis" jelas Vian tak kalah tegas.

Deva menatap tajam Vian. Sedangkan dirinya ditatap tajam oleh Bu Wati seperti harimau yang siap menerkam mangsanya.

"Vian kamu silahkan ke UKS obati dulu luka lebam di wajahmu itu. Dan, kamu Dev ibu mau ketemu sama orang tuamu" sambil melihat Deva yang merasa tak bersalah sama sekali.

Awas aja lo pu, ember banget kayak cewek- batin Deva mengontrol diri.

¤¤¤

"Gila gara - gara bocah sombong itu upacara hampir selesai malah jadi kacau kan." celoteh Via sambil memasuki kelas.

"Cie lo khawatir yah sama kak Vian?" goda Sandra.

"Lo juga San. Gak capek bully gue mulu" kesal Via.

Sandra memandang Via sambil tertawa keras. Yang dipandang hanya membentuk wajah datar.

"Udahlah emang kakak kelas kita  satu itu emang pembuat onar jadi gausah kaget begitu justru kita harusnya bersyukur guru - guru jadi telat masuk ke kelas akibat perbuatannya tadi hehehe" jelas Sandra asal.

"Bener juga yah. Tumben lo pinter San?" kata Freya menatap Sandra dengan raut wajah ragu.

"Ah elo mah gitu" Sandra berpura - pura berwajah sedih. (dasar lo San penuh drama :v)

"Meskipun abang Deva pembuat onar. Gue tetep jadi fansnya yg nomer satu deh janji gak bakal berpaling" ucap Shelin yang langsung mendapat tonyoran dari Freya

"Please deh jangan kumat sekarang Shel" Freya yang kesal dengan sepupunya itu.

"Ih apaan sih Frey salah kalo ngomongin abang Deva yang gantengnya kebangetan" kata Shelin sambil loncat - loncat membayangkan wajah pangerannya.

"Sstttt... guru bahasa Inggris udah dateng nih" Via melerai pertengkaran kecil antara Freya dan Shelin.

"Sejak kapan mak lampir disitu?"
tanya Shelin yang tidak mendapat jawaban dari ketiga temannya.

¤¤¤

Bel istirahat telah berbunyi. Murid - murid Sma Nusantara berhamburan keluar kelas ada yang menuju kantin, mushola, perpus dan lainnya.

"Kantin kuyyy" ucap Sandra

"Yok udah laper banget gue sumpah" balas Shelin

"Lo yang traktir ya Shel?" kata Via menggoda Shelin.

"Iya gue traktir. Tapi,khusus Freya tidak berlaku yah!" ucap Shelin menatap Freya yang langsung terdiam di tempat karena ucapannya.

"Elo mah gitu sama temen sendiri bahkan sepupunya sendiri" kata Freya memelas

Mereka pun tertawa berjalan ke kantin bersama melanjutkan canda tawanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang