Hari Pertama

31 7 0
                                    

Alarm mini yang terdapat di sebelah kanan ranjang Via berbunyi. Jam telah menunjukkan pukul 5 pagi. Via mendengar alarm yang terus berbunyi itu sungguh mengganggu telinganya.

"Ish, ini alarm napa goyang mulu dari tadi ga capek apa?" Ucap Via dengan memakai kembali selimutnya.

Tiba - tiba selimut yang membuat nyaman Via beberapa menit lalu telah diambil oleh Bila.

"Sayang sampai kapan kamu mau tidur terus hah? Cepat bangun!" kesal bila.

"Bukannya sholat shubuh malah lanjut ngorok lagi Viaaaaa!!!" teriakan Bila yang semakin membuat gendang telinga robek.

Melihat anaknya yang tidak bangun - bangun Bila berpikir keras gimana supaya Via bangun.

"Terserah kalo kamu ga mau bangun dan siap - siap ke sekolah. Mami potong uang jajan kamu" ancam Bila.

Mendengar hal itu Via meloncat dari tempat tidurnya pergi ke kamar mandi lalu menunaikan sholat. Kemudian Via membersihkan kamarnya dan mengganti seragam sekolah yang baru tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu ketat. Via merapikan rambutnya dan mengoleskan bedak tipis ke wajahnya. Setelah semua ritual pagi dilakukan Via turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya.

"Pagi mami papi " sapa Via dengan nyawa yang belum seutuhnya bergabung.

"Pagi sayang, Eh kamu kenapa kok kelihatan lemes banget gitu?" tanya Rico papi Via.

"Gara - gara mami nih pi masa gangguin Via yang lagi asik - asiknya kencan sama Justin Bieber. Juga ngancam potong uang jajan segala kan sedih" curhat Via.

"Kencan di alam mimpi aja kok bangga. Kamu juga Vi kenapa jadi nyalahin mami? Kamu sendiri yang kaya orang mati gamau bangun" ucap Bila.

"Astagfirullah mi Via masih hidup sehat wal afiyat. Tau ah bete sama mami masa anaknya sendiri dibilang kaya orang mati" balas Via tak terima.

Rico hanya menggeleng - geleng melihat interaksi kedua makhluk itu.

"Udah Vi makan itu sarapannya nanti telat ke sekolahnya" kata Rico

"Hari ini Mang Ujang yang nganterin kamu yah papa ada meeting pagi ini. Semua urusan sekolah udah papi urusin. Kamu harus belajar yang rajin dan semoga nyaman di sekolah barumu" tambah Rico sambil mengelus puncak rambut putrinya tersebut.

Via hanya mengangguk karena dimulutnya masih penuh dengan roti yang Ia makan. Setelah itu, Mang Ujang mengantarkan Via sampai ke gerbang pintu Sma Nusantara. Via masuk ke sekolah barunya dan sesekali Ia tersesat mencari kantor kepala sekolah. Di sepanjang perjalanan menuju kantor banyak pasang mata yang menatap Via dengan kagum bahkan ada yang menatapnya sinis karena Via memiliki paras yang cukup dibilang wow.

"Buset, dah cantik bener tuh cewek baru"

"Gila cantiknya alami Bro, masih jomblo ga yah?"

"Yaelah, cantikan gue dimana - mana"

Di pandangi seperti itu sudah menjadi kebiasaan yang dialami Via ketika di sekolah lamanya. Jadi, Via sudah biasa dengan hal itu dan menganggapnya seperti angin lewat.

Akhirnya, Via sudah berada di depan kantor kepala sekolah dan mulai masuk ruangan tersebut.

"Permisi pak, saya Livia murid baru disini. Saya mau tanya, kelasnya dimana yah pak?" tanya Via.

"Oh, kamu yang murid pindahan dari SMA Bina Bangsa?" tanya balik kepala sekolah pada Via.

"Eh, iya pak" jawab Via.

"Ini orang ditanya malah tanya balik gimana sih. Sabar Vi itu kepala sekolah" batin Via.

"Kamu masuk di kelas X-3 Ipa. Ruangannya dari sini belok ke kiri sebelah kanan pojok itu kelasnya" jelas kepala sekolah.

"Kalau gitu makasih pak atas informasinya. Saya permisi dulu" pamit Via

"Iya sama - sama. Semoga kamu betah di sekolah ini" ujar kepala sekolah.

Via hanya menatap kepala sekolah itu sambil tersenyum.
Via mengikuti arahan kepala sekolah dimana kelasnya berada.

"Kayaknya bener deh ini kelasnya" batin Via.

"Assalamualaikum, permisi bu" ucap salam Via pada guru yang tengah menjelaskan materinya.

"Walaikumsalam, kamu Livia murid baru yah. Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu" bu Endah guru fisika di sekolah barunya.

Seketika kelas yang tadinya sunyi menjadi sedikit ramai karena kedatangan Via di kelas tersebut.

"Ya bu, hallo namaku Livia Quenby Aryandra panggil aja Via. Semoga kalian bisa menerimaku disini terima kasih"
ucap Via sambil tersenyum ramah.

Kaum Adam yang ada di dalam kelas tersebut terperangah melihat senyum yang mempesona itu. (anggap aja mereka itu alay gak pernah liat cewek cakep :v)

"Baiklah, Via silahkan duduk di sebelah Sandra bangku ketiga dari belakang" perintah bu Endah.

I'M SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang