Part 6

4.8K 282 37
                                    

bintang! bintang! bintang!


Muyuushhh


"Eungh.."

"Bakugo? Kau sudah bangun?"

"Ha? Sapa lu?"

"Hhaha.. ini aku, Todoroki, pacarmu.."

"Ha?" Bakugo akhirnya dapat membuka mata (kesadaran) nya secara menyeluruh. "Ha?! Kenapa kau menggendongku, sialan?!"

Apa sih yang lagi happen, di here? Curious? Nih Author explain buat kalian. (Ath dilemparin kamus grammar dan google translite)

Kini Bakugo tengah berada dalam pangkuan Todoroki dengan gaya bridal. Todoroki dan dirinya kini sudah lengkap dengan seragam. Oh iya tas? Tasnya mana dia yak? Oh itu di perutnya. Tas Todoroki juga di sana. Untung kedua tas tersebut ringan. Soalnya perutnya lumayan sakit, setelah berkontraksi karena ejakulasinya yang berkali-kali. Tapi ada enaknya juga sih.. ha?

"Bakugo, jangan berisik! Kau bertingkah seolah kau adalah gadis perawan yang diculik." Ucap Todoroki yang masih memfokuskan pandangannya pada jalanan. "Oh. Aku lupa!"

Bakugo menatap serius wajah Todoroki ketika Todoroki tiba-tiba berhenti berjalan. "Kau kan sudah tidak perawan.." katanya datar dan lanjut berjalan. Kok sialan, yah!

Adegan naenanya kan udah selesai, bolehkan Author membunuh pangeran tukang ngajak berantem kalian ini?? (Ath megang golok_ditahan fans.Todo)

Jujur banget! Dan ngajak berantem, sayangnya. Dan itulah mengapa, walau Author tidak bisa membacok Todoroki, masih ada Bakugo, kembarnya Author untuk menggantikan ane.

"Sialan kau, setengah-setengah! Turunkan aku! Kau pikir aku tidak bisa berjalan sendiri!! Bgsat! Anj-!"

"Oke oke! Aku turunkan.." Todoroki segera memotong makian Bakugo dan menghentikan langkahnya. Jangan sampe lah mereka jadi pusat perhatian cuma gegara Bakugo ngebawa nama satu kebun binatang ke percakapan mereka.

Bakugo pun menapakkan kakinya dan menggenggam kedua tas itu saat Todoroki dengan perlahan menurunkannya. Tapi saat Bakugo sepenuhnya melepaskan diri untuk tidak bertumpu pada Todoroki, disitulah ia merasa seperti orang lumpuh. Kakinya tak sanggup berdiri seperti bayi, dan ada rasa kram serta pegal di bagian paha serta pinggangnya. Oh! Dan jangan lupakan bokongnya yang merasa semriwing karena baru saja disodok benda sebesar bazoka.

Todoroki yang melihat bagaimana sulitnya Bakugo untuk berdiri tegak, kembali memberikan tumpuan untuk lengan Bakugo bertengger. "A-aaww! Ssh.. Argh! Kenapa sakit sekali!!?" sekali lagi Bakugo bersyukur akan kondisi tas yang ringan di genggamannya. Karena ia yakin Kaki serta punggungnya tak akan sanggup menahan beban tambahan lagi. Dengan yang seringan ini saja dia udah posisi goyang itik. Mungkin kalau lebih berat, posisinya sudah nungging minta di-en*tot.

"Apakah memang sesakit itu? Kenapa aku tidak merasakan yang sama seperti dirimu?" Todoroki bertanya dengan polosnya. Tentu hal ini mengundang perempatan imajiner untuk melayang di kepala Bakugo dan Author. Elu kan yang nyodok! Pegelnya Cuma dikit doang anyiing! Kebanyakan enaknya kalo sama lu, gajah ngambang!! Tai lu emang!

"Hhhuuh.. sialan kau!" kalau bukan karena sakit di tubuhnya, Bakugo positif bahwa kepala Todoroki akan ia jadikan pajangan. Tapi sayang, niat pengen nendang dan baru ngankat kaki berapa centi aja sakitnya dateng lagi. Yang bikin sebel itu dia malah harus remes lengan Todoroki sebagai pelampiasan rasa sakit. Untung aja Todoroki gak lagi nge-horny, nanti dia di rape lagi kan bahaya.

Todoroki tersenyum. Maknanya sih tulus. Tapi yang dipikiran Bakugo mah tai kucing! Bakugo merasa kalau Todoroki ngeledekin dia. Lha dianya jelas kesal lah.

Muyushh!! [Lemon_R-18!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang