Just Passing

55 16 8
                                    

Happy reading:)
°
°
°

Warning: Typo bertebaran (belum direvisi)

Rose pov.

Kaki ku sudah seperti mati rasa rasanya. Bayangkan saja 20 kali putaran keliling sekolah! Gila bener tuh guru botak. Yang salah siapa yg dihukum siapa, untung saja aku murid yg baik.

Panas. Gerah. Capek. Jadi satu.
Benar kata pepatah 'menyuruh itu lebih mengasikkan ketimbang melakukan' seperti pak Heru yg seenaknya nyuruh tanpa tau penderitaan para murid-muridnya.

Gezz!

Tiba-tiba saja hawa dingin menyergap area pipiku ketika aku sedang menutup mata. Ternyata Lea, sahabatku.

"Ngelamunin apa sih Neng?" tanyanya sambil menyodorkan sebotol air minum aqua kemasan.

"Ngga ngelamun. Cuma lagi regangin nih otot kaki, berasa lumpuh gue." jawabku seraya menerima botol yg ia berikan, membuka tutupnya dan meminumnya hingga tandas.

"Rose," panggil Lea yg hanya kujawab dehaman.

"Masih suka ama si doi?" pertanyaan Lea membuatku sedikit terkesiap, hanya sedikit.

"Kenapa ngungkit dia? Udah ngga suka gue, udah lama juga ngga ngomong ama dia." sahutku sedikit gugup. Jujur hanya Lea yg tahu aku menyukai seseorang. Bahkan kejadian itu sudah lama, mungkin jika dihitung sejak pertengahan semester tahun ajaran baru waktu kelas X yg berarti sudah hampir 2 tahun lamanya.

"Ya siapa tau masih suka, kan ini menyangkut perasaan,"

"Yee perasaan ada kedaluwarsanya juga kalee.." belaku.

"Emang ada? Sejak kapan? Kok aku ngga tau?"

"Sejak saat gue ngomong. Au ah ribet amat, ngga usah dibales. Males gue, orang dianya juga ngga peka!" sungutku.

Lea menepuk-nepuk bahuku heboh sambil nunjuk-nunjuk kedepan. Ku arahkan pandanganku dan seketika itu juga jantungku berdetak 2 kali lebih cepat, jujur aku tidak mengada.

"Dia lewat," bisik Lea.

Aku hanya diam sambil memandangnya dari kejauhan. Seperti biasa dia berjalan dengan gayanya yg cool dengan telapak tangan yg dimasukkan kedalam saku celana. Tidak pernah berubah dari dulu.

"Udah jangan diliatin terus, nanti ngga bisa mupon loh." bisik Lea lagi.

Nafasku tertahan ketika dia melihat kearahku dan Lea berada walau hanya sekilas. Jantungku semakin bertalu-talu tak karuan dan ini adalah tanda bahaya.

Aku belum bisa move on.

Sosoknya yg tidak seperti cowok lain lah yg membuatku menyukainya dan tidak bisa berpaling walau sudah hampir 2 tahun lamanya aku menyukainya. Bahkan dalam 2 tahun itu pula aku jarang sekali terlibat obrolan dengannya meski obrolan yg penting sekalipun, masalah kelas contohnya.

Aku berdiri dari duduk dan mengibaskan rok yg ku pakai.
"Le, gue kekelas dulu ya." ujarku sambil meninggalkan Lea tanpa menunggu jawabannya.

"E-eh tunggu gue ikutan!" teriak Lea seraya berlari menyusulku.

•••

Author pov.

Kringgg

Kringgg

Kringgg

Bunyi bel tanda berakhirnya pelajaran terakhir telah berdering nyaring yg membuat semua siswa SMA Diponergoro bersorak gembira. Yg tadi sudah mengantuk karena mendengarkan pelajaran sekarang sudah kembali bersemangat melupakan rasa kantuknya. Berbondong-bondong siswa berlarian keluar kelas dengan tas yg sudah tersampir dipundak mereka masing-masing.

Tak terkecuali salah satu siswa laki-laki yg berjalan santai dengan kedua telapak tangan yg dimasukkan kedalam saku celana seragamnya. Ia menghiraukan sapaan-sapaan para gadis yg melihatnya dengan terkagum, baginya itu hal yg biasa.

Ia adalah Kenan. Siswa kelas XII IPA 2.

Kenan tersentak saat seseorang menepuk bahunya, ia menoleh dan mendengus tak suka.

"Ken barengan ya," ujar seseorang tadi, dia adalah Delo teman sekelas Kenan.

"Hm." Kenan hanya menjawab dengan dehaman.

"Ah ngga asik jawabnya ham hem ham hem mulu dari lahir!" sungut Delo yg tidak dihiraukan oleh Kenan.

"Ken, menurut lo gimana ama si Rose?" tanya Delo dengan mata berbinar-binar, sedangkan yg ditanya malah seperti menahan napas, kaget.
"Gimana apanya?" tanya balik Kenan.

"Ya itu si Rose, cuek cuek manis anjay!"

"B aja."

"Ngomong ama lo berasa kek lagi ngomong ama tembok! Datar. Dongkol gue," sinis Delo. Walau begitu bagi Delo, Kenan adalah Bff nya. Sedingin apapun Kenan kalau sedang berbicara dengan Delo pasti disahut walaupun hanya dengan kata 'hm' dan Delo tau sedingin-dinginnya Kenan masih ada sifat hangat dalam dirinya, apalagi jika sedang bersama dengan keluarganya.

°
°
°

Hai luv:)

Gimana? Feel-nya udah dapet apa belom sih?
Kalau belom, sabar ya bakal diup lagi supaya feel-nya dapet:)

Udah segitu dulu aja ya.

Jangan lupa tinggalkan jejak:'
Pst. Ngga maksa:*

Is Perfect Class✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang