D-1
Langit cerah dengan suhu 15 derajat celcius, tak begitu dingin tapi tetap terasa sapuan angin dingin. Taehyung menggenggam secarik kertas yang sedikit lusuh. Ia berjalan kaki menyusuri jalan. Lalu-lalang pengendara sepeda berselisih arah dengannya, kadang juga melewatinya.
Langkah kakinya selangkah demi selangkah, kini menapaki bagian depan Rijksmuseum.
Taehyung pernah kemari bersama seseorang dan ingatan itu lekat bersama raganya. Tubuh Taehyung terdorong kedepan begitu ada yang menubruknya dari arah belakang.
"Hei, jangan berlari!" sebuah memori menyadarkan Taehyung, ia menoleh. "Maafkan teman saya." seorang anak remaja membungkuk lalu pergi setelah Taehyung mengangguk.
Taehyung berdiri di depan lukisan Night Watch.
Sebuah jemari halus mengait lengannya. Taehyung menoleh lalu tersenyum. Gadis itu balik tersenyum, wajah cantiknya dari dekat membuat Taehyung merasakan getaran di dalam dadanya. Tak ada obrolan, mereka sangat rapat terlihat begitu mesra. Si gadis menaruh kepalanya di pundak Taehyung.
"Ini lukisan favoritmu," Taehyung berucap, Rose bergumam panjang layaknya berpikir, pipinya menggembung. Sungguh menggemaskan. "Jangan berani mengecohku," Taehyung menyentuh pangkal hidung Rose, "Gadis nakal!" Taehyung mengusak rambut Rose dan meninggalkannya.
"Taehyung!" Rose mengejar Taehyung.
"Hei, mau kesana?" Rose langsung mengangguk manis.
"Baiklah, mari kita masuk." Taehyung langsung menarik tangan gadisnya.Melkweg adalah club malam terkenal di Belanda. Bangunan besar itu merupakan bekas pabrik pemerahan susu. Pertunjukan Internasional yang sangat terkenal bermain secara teratur di tempat ini.
Taehyung dan Rose berdiri paling belakang, keduanya menghentakkan kakinya sesekali, sesuai musik yang dipertunjukkan.
"Akhirnya, bukan?" Taehyung berbisik, "Akhirnya kau kemari. Kau tidak perlu merasa penasaran lagi." lanjutnya.
"Terima kasih." Rose langsung memeluk Taehyung dari samping. Keduanya berbagi tawa, ikut mengangkat tanganya sesuai permintaan sang vocalis band yang tengah tampil."Taehyung ..." panggil Rose menyuruh pemuda dengan senyum kotak itu mendekat. Taehyung mendekat tanpa penolakan. "Snowdrop atau Peony?" tanyanya.
Taehyung mengangkat kameranya lalu membidik, "Rose." jawabnya. Rose merengut, pasalnya pilihan jawaban Taehyung berbeda.
Taehyung mengambil beberapa pucuk tulip berbeda warna, Rose hanya memperhatikan kegiatan Taehyung. Setelah selesai memilih Taehyung menyodorkan pilihan bunganya pada rose, tapi gadis itu menepis kasar tangan Taehyung dan pergi meninggalkannya.
Taehyung membayar untuk bunga tulipnya lalu menyusul Rose. "Rose ..." panggilnya, tapi rupanya gadis itu kelewat kesal. Ia menghentak-hentakan kakinya layaknya sedang merajuk. "Hei, Rose ... Tunggu." cekalan tangan Taehyung menghentikannya.
"Rose ..." Taehyung melihat gadis itu tertunduk, "Baiklah, maaf." Taehyung memeluk tubuh bergetar Rose, "Maafkan aku." Taehyung mengusap surai panjang milik Rose.
"Taehyung ... Jangan begini. Jika kau begini, kau takkan menjalani hidupmu dengan bahagia." Rose bersuara masih terisak.
"Maafkan aku. Ini salahku." Taehyung lagi-lagi mengucapkan maaf.
"Berjanji akan satu hal. Dimanapun aku berada, ada atau tak ada disisimu, kau harus kuat menjalaninya!" Rose menghapus airmatanya lalu menegakkan kelingkingnya. Taehyung menatap jemari kecil itu, matanya berkaca-kaca.Rose masih setia menanti aksi Taehyung selanjutnya, kelingking itu menanti. Taehyung menarik tangan Rose yang sekarang merekah, ditaruhnya pada dada kirinya. "Yang terpenting kau tahu dan mengerti, jantung ini hanya berdetak dengan skala cepat karena dirimu. Sisanya aku akan menikmatinya, entah itu sakit, airmata, kesepian ataupun merindu." Rose mengusap pelan rambut tebal Taehyung, linangan airmata menemani keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be With You ✔
Short Story[Kontes musim semi - Fanficindo] Ini mengenai kebersamaan Taehyung bersama gadis impiannya. Taehyung menghabiskan seluruh waktunya untuk mencintai gadis itu, meski tak pernah mengutarakan perasaannya. Taehyung menebus kesalahannya dimasa lalu, mengi...