New Thitipoom, pria itu terlihat manis dan polos. Wajahnya bersinar, semua orang menyayanginya. Sikapnya manis, dan murah senyum.
Semua tak akan pernah menyangka atas apa yang telah ia perbuat.
Ini karena..
Obsesinya yang amat besar kepada Tay Tawan...
Benci. Benci. Benci. Aku benci melihat Tay bersama orang lain! Sialan, Ink ini selalu menempel kepada Tay. Dasar, wanita jalang. Semakin hari mereka terlihat semakin akrab. Sifat Tay pun berubah.
Ah aku jadi ingat, waktu itu Tay bahkan berbohong kepada ku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dari pertama kali Tay bergabung menjadi kru, yang kurang lebih sudah dua bulan, Aku sering diam-diam datang ke gedung teater. Seperti sekarang.
Kata Tay, hari ini Ink ulangtahun. Aku yakin ia menyiapkan sesuatu untuk wanita tersebut.
Dan— oh benar saja. Apa yang sedang kulihat ini?! Kenapa semua orang berkumpul membuat lingkaran dan mereka berdua berada di tengah?
Mereka— AH! nggak! Nggak bisa! Nggak boleh!
"Ink, be mine?"
"Uhm.. yes."
Sialan! Mereka berpelukan!
Aku benar-benar marah. Kukepalkan tanganku kuat-kuat. Ck, kuku ku membuat tanganku sedikit berdarah. Aku memutuskan untuk pulang.