HM - 2

52 10 15
                                    

6.30 PM KST

Guanlin memarkirkan mobil nya asal di depan rumah bercat putih yang terlihat sangat megah. Sudah lama ia tidak berkunjung ke rumah ini.

Guanlin pun dengan langkah penuh kesal memasuki rumah tersebut.

"Halo sayang? Sudah lama kau tidak kemari. Bagaimana kabarmu?" tanya ibu nya Guanlin antusias saat melihat putra nya kembali ke rumah setelah sekian lama ia memilih tinggal di apartemen nya sendiri.

"Aku ingin bertemu appa. Dimana appa?" tanya Guanlin dingin. Ibu Guanlin pun mengerti, sepertinya Guanlin sedang ada masalah dengan appa nya.

"Appa mu ada di ruang kerja nya." jawab ibu Guanlin sambil menghela nafas.

Dengan cepat Guanlin pun pergi menuju ruang kerja sang ayah. Setelah sampai di depan pintu ruang kerja sang ayah, tanpa mengetuk Guanlin pun langsung masuk begitu saja.

Terlihat ayah Guanlin yang sedang menelpon lalu melihat putra nya datang dengan cepat mematikan telpon nya.

"Halo putraku, sudah lama kau tidak kemari. Ada apa hem?" tanya ayah Guanlin sambil mendekati anak nya.

"Apa yang appa inginkan?" tanya Guanlin dengan raut wajah kesal.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." jawab ayah Guanlin sambil duduk di kursi pribadi nya.

Guanlin pun berdecih, "Mengapa appa memintaku menikah dalam kontrak itu?"

"Ah rupanya kau sudah membicarakan kontrak itu dengan manager mu." ayah Guanlin pun mengangguk-angguk

"Jadi apa maumu?" tanya Guanlin.

"Appa hanya mau kau meneruskan sekolahmu atau menikah dengan anak sahabat appa." jelas ayah Guanlin.

"Aku tidak ingin keduanya. Berhentilah mencampuri urusanku." tolak Guanlin tegas.

"Bagaimana bila begini, appa tidak akan mencampuri lagi urusan mu bila kau memilih." tawar ayah Guanlin.

"Apa yang harus aku pilih?"

"Menikahlah dengan anak sahabat appa dan kau boleh bekerja lagi di dunia industri mu itu, atau kau lanjutkan sekolahmu dan kau tidak boleh bekerja lagi? Bagaimana?" Guanlin pun berpikir, otak ayah nya sangat licik. Guanlin tidak bisa memilih jika seperti ini.

"Kau menjebakku appa." protes Guanlin.

"Aku tidak menjebakmu putraku, aku hanya memberimu pilihan menarik." sangkal ayah Guanlin dengan santai.

"Sialan." maki Guanlin dalam hati.

Setelah menimang-nimang jawaban selama 10 menit akhirnya Guanlin sudah memiliki keputusan.

"Baiklah." ucap Guanlin yang membuat appa nya tersenyum licik.

"Aku akan menikah." jawab Guanlin sambil menghela nafas kasar. Ayah Guanlin pun tersenyum puas atas kemenangannya.

"Pilihan yang bagus nak." ucap ayah Guanlin sambil berdiri menghampiri anak nya dan menepuk lembut punggung Guanlin.

"Kau akan menikah besok." ucap ayah Guanlin yang membuat Guanlin syok bukan main.

"Itu terlalu cepat." protes Guanlin.

"Lebih cepat lebih baik."

Damn!

•-•-•-•

"Kau tahu, appa ku itu lebih gila dari orang yang berada di rumah sakit jiwa." kesal Guanlin pada teman nya Jihoon.

Sekarang Guanlin sedang berada di club malam untuk menghilangkan segala beban pikirannya.

"Mana ada orang gila bisa mendirikan perusahan paling besar di Korea Selatan dengan berbagai model mancanegara di dalam nya." sangkal Jihoon yang sudah setengah mabuk.

"Kau tak mengerti apapun hyung." ucap Guanlin lemas sambil menunduk.

"Apa yang aku tak mengerti? Kau akan menikah besok, benar kan?" tebak Jihoon.

"Darimana kau tahu?"

"Manager mu." jawab Jihoon singkat lalu meneguk kembali bir nya.

"Kalau bukan karna pekerjaan itu, sampai kapanpun aku tak ingin menikah dengan wanita pilihan appa ku."

"Hei, kau tak perlu menyesali apapun. Menurutku, kau berada di pilihan yang pas. Dengan menikahi gadis pilihan appa mu itu, kau bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar dan yang terpenting kau juga bisa menikmati gadis itu." jelas Jihoon sambil terkekeh di akhir kalimatnya. Pikiran Jihoon sudah kalut dengan alkohol sekarang.

"Dan satu lagi, kau bisa menceraikan nya setelah pekerjaan mu selesai, nee?" sambung Jihoon yang membuat Guanlin tersenyum lalu sesuatu terlintas dipikirannya.

"Bahkan saat mabuk pun, otak mu tetap cerdas hyung." puji Guanlin lalu tertawa.

•-•-•-•

Seorang gadis dengan wajah yang sangat lelah memasuki rumah nya. Ia pun segera berbaring di sofa kecil yang sudah sedikit rusak itu sambil berbaring merasakan tubuhnya yang sangat pegal akibat ia harus kuliah sampai larut malam.

"Kau sudah pulang?" tanya seorang wanita paruh baya itu sambil mendekati anaknya.

"Iya eomma." jawab gadis itu singkat sambil menyandarkan kepala nya pada pundak sang ibu.

"Apa sangat lelah?" tanya sang ibu sambil mengelus-elus kepala sang anak yang sedikit berkeringat.

"Sangat eomma. Badan ku pegal sekali, seperti sudah ditimpa anak gajah." keluh gadis itu.

"Hyemi, mulai besok kau tidak perlu lagi kuliah." ucap sang ibu yang langsung membuat hyemi---gadis itu terbangun dari pelukan sang ibu dan menatap ibu nya heran.

"Mengapa? Apa uang gaji ku bekerja tidak cukup untuk membayar uang kuliah ku?" tanya Hyemi.

"Tidak sayang, appa mu bilang kau akan menikah besok, jadi kau tidak perlu susah payah kuliah lagi." mata Hyemi pun membulat tidak percaya.

"Menikah?" tanya Hyemi dan diangguki senang oleh ibunya.

"Dengan siapa?" tanya Hyemi khawatir, ia tidak mau dijodohkan dengan orang yang bejat dan bahkan ia tidak mengenalnya.

"Dengan Lee Guanlin, kau pasti mengenalnya."







Seperti biasa vomment nya jangan lupa^^

Hurts Me | Lee GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang