10

20 7 0
                                    

"Asallamualaikum.."
Ucap kedua orang tersebut.

Ia, mereka adalah kedua orng tua Bulan , Diana dan Pratama. Sudah bertahun tahun ia meninggal kan Bulan,dan akhirnya kembali ke rumah .

"Ia tunggu"
Ucap Bi inah.

Bi inah pun membukakan pintu tersebut , siapa yg tidak terkejut, melihat orng yg selama ini meninggalkan anak nya bertahun tahun dan sekarang pulang di saat anak nya sudah tumbuh besar.

"Tuan, nyonya?"
Terkejut nya bi Inah.

"Iya bi, Bulan mana?"
Tanya Diana.

"Nonn nonn"
Teriak bi inah dari bawah.

Remaja cantik itu pun keluar dari kamar nya, dengan menggunakan baju tidur keropi kesukaan nya itu. Dengan tergesah gesah ia berjalan untuk menemui bi inah yg ada di pintu depan.

"Ada apa Bi?"
Tanya Bulan

Keenam mata itupun di pertemukan,Tangisan Bulan pun pecah, dia masih tidak percaya siapa yg ada di hadapan nya.

Segera Diana pun memelum Bulan, putri semata wayang nya yg sudah tumbuh dewasa,cantik,dan memiliki mata yg indah.

Diana pun menangis di pelukan bulan,tetapi entah kenapa beda dengan Bulan. Ia sepertu menahanan rasa sakit. Menahan kekecewaan, menahaan amarah nya.

"Lepasin Bulann"
Teriak bulan,sambil mendorong Diana.

"Kamu kenapa na?"
Tanya Pratama.

"Kalian udh sukses ya? Bawa uang berapa kalian untuk kembali kesini? Berapa lama kalian ngumpulin uang itu? Dan kenapa kalian kembali lagi? Toh, uang juga lebih berharga kan dari pada Bulan?"
Kalimat itu yg membuat bulan memecahkan tangisan nya ia terjatoh, sambil mengacak ngacak rambut nya.

Bulan pun meninggalkan mereka,ia langsung lari untuk keluar rumah,dengan masih menggunakan baju tidur nya.

Bulaan pun berjalan menelusuri kegelapan.ia menangis tak henti henti,rasa sakit yg ada di dalam hatinya tidak bisa terobati dengan apapun. Di mana saat dia butuh kasih sayang seorang ibu dan ayah, mereka pun tidak ada. Kesendirian yg selalu Bulan rasakan begitu tak henti henti. Dan akhirnya mereka datang, di saat Bulan ingin mencoba melupakan mereka.

Beda dengan mereka yg sedanga da di rumah. Mereka malah sedang melamun,memikirkan Bulan. Memikirkan sikap bulan yg berubah derastis. Mereka menyesal dengan apa yg mereka perbuat selama ini.

"Mana janji Bulan pah? Mana? Waktu itu dia janji kan sama kita? Dia akan menunggu kita pulang. Dan dia janji akan menyambut kita, mana janji nya pah"
Tangisan terus di rasakan diana. Ia sangat merindukan bulan. Tetapi di saat ia ingin memeluk anak nyapun ia tak bisa.

"Bulann"

Panggilan itupun mengehentikan langkah Bulan. Ia melirik kebelakang, dan melihat ada seorang lami laki ygmemakan switer berwarna abu abu yg ada di hadapan nya.

"Jangan ganggu Bulan. bulan lagi pengen sendiri"
Jawab Bulan.

"Gw tau semua nya. Gw udh liat tadi"
Ucap Alfi.

"Ngapain Alfi ngikutin Bulan?"
Tanya Bulan.

"Gw takut terjadi sesuatu sama lo"
Ucap Alfi.

"Alfi pulang. Skrng sudah malem"
Kata Bulan

"Terrus? Gimana dengan bidadari gw yg malem malem gini keluyuran jalan sendirian dengan keadaan nangis"
Ucap Alfi

Bulan pun merasa kesedihan nya tidak bisa di tahan lagi, ia memeluk erat Alfi dan alfi pun membalas pelukan bulan.

"Gw sayang lo Bulan"
Ucap Alfi.

Bulan pun melepaskan pelukan nya, ia menatap mata alfi dengan tajam, entah kenapa ia merasa nyaman saat bersama alfi. Matanya yg indah membuat Bulan tenang dan tidak ingin menangis lagi.

"Bulan juga sayang Alfi"

Kalimat itu yg membuat Alfi senang, Alfi langsung memeluk bulan. Ia tak percaya jika Bulan akan membalas cintanya. Ia sangat memeluk bulan erat.

"Gw janji, gw akan jaga lo"
Ucap Alfi.








PART INI BIKIN KITAA NANGIS,TPI AKHIRNYA BAHAGIA UWOOWWWOO:'

JANLUPAAAA VOTE AND KOMEN YA .
THANK UUUUU:)

🌹✨

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang