Detik ini Maura tetap berada di tangan saya secara utuhㅡraga, maupun jiwa, tidak berikut kesadarannya. Tarik ulur udara serta degup - degup yang sejatinya berirama, tetap terdengar, sekalipun samar.Setelah belasan tahun, akhirnya saya bisa mencapai satu keputusan untuk menghabisi atau melindungi mangsa saya sendiri. Rupanya jawaban yang didapat adalah sama seperti awal kita berjumpa.
Saya akan tetap melindunginya. Karena dia merupakan bagian dari kami yang terpisah.
Jika saja darah yang mengalir di tubuh gadis ini berkhianat, mungkin saya akan langsung memutus nadi nya sedetik setelah kebenaran terungkap.
Kejam? Tidak. Membiarkan dia tetap hidup dengan keadaan menjadi musuh saya jauh lebih kejam untuk dihadapi.
Vampir dan Fenrir akan selamanya menjadi dua bom waktu yang berdampingan. Keduanya akan hancur apabila satu diantaranya meledak.
Damia dan Minariㅡkedua adik angkat sayaㅡentah sudah dimana dan dengan kondisi bagaimana. Berpisah dengan mereka bukanlah sesuatu yang melegakan, terlebih kita sudah bersama sejak meninggalkan Elite belasan tahun lalu.
Alasan saya meninggalkan Elite adalah karena saya menolak ancaman 'pernikahan' dari klan Sphene. Sementara kedua adik saya melarikan diri dari Elite karena mereka non klan, dan orangtua mereka telah hilang.
Bagaimana bisa?
Saat terjadi krisis, banyak non klan yang diburu untuk dijadikan pesuruh. Jika menentang, mereka akan dicap sebagai buronan, yang artinya mereka resmi kehilangan hak untuk menginjak tanah Elite lagi.
Sementara anggota klan 'kelas rendah' dipaksa mencari pasangan. Sebab pernikahan di Elite bukanlah alat mempersunting status, apalagi pengesahan atas nama cinta. Ufh.
Satu - satunya alasan menikah hanyalah menyempurnakan hereditasㅡterutama bagi klan para penguasa. Sekalipun bocah belum pubertas, dia tetap diharuskan menikah.
Meanwhile saya : menolak gadis dari klan tertinggi, meninggalkan Elite, lalu menikah dengan half blood. Wow. Inilah yang disebut buronan jalur prestasi.
Ah, sedikit tentang keluarga saya. Ayah saya menikah dengan perempuan klan Sphene. Dan sejak itu, mereka hidup penuh gugatan karena dianggap ada kesenjangan 'kasta'.
Salah siapa? Padahal ibu saya yang lebih dulu terpikat pada kejeniusan ayah.
Klan saya, Alz, dikenal sebagai klan keturunan para cendekiawan. Ini bukan sombong ya. Namun untuk beberapa alasan, banyak dari kami yang tidak ingin menyia - nyiakan waktu untuk berkeluarga dan memilih menghabiskan sisa umur dengan bereksperimen di dunia luar.
Jangan terkejut jika saya bilang, mungkin saya generasi terakhir dari klan ini.
Saya lahir di tengah situasi yang penuh ancaman. Maka dari itu, orangtua saya langsung menitipkan saya pada sahabat mereka Claudiaㅡseorang non klanㅡagar saya disembunyikan. Inilah mengapa saya tidak pernah tahu siapa orangtua saya. Yang saya kenal hanya Ibu Claudia, wanita yang mengasuh saya.
Pada usia 11 tahun, saya dengan naifnya malah berbangga diri karena diterima di akademi Sphene. Tanpa sadar bahwa itu adalah taktik mereka untuk membongkar identitas saya sebagai keturunan Alz yang nyaris punah.
Di usia 16 tahun, saat krisis terjadi, Ibu pergi dari Elite meninggalkan saya yang kala itu sedang dipaksa menikah. Beliau meminta saya untuk memilih jalan saya sendiri tanpa campur tangan keegoisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Predators Next Door [DAY6 Wonpil]
Fantasy#𝐀𝐌𝐒𝐄𝐑𝐈𝐄𝐒 𝐭𝐡𝐢𝐬 𝐢𝐬 𝐰𝐡𝐚𝐭 𝐡𝐚𝐩𝐩𝐞𝐧𝐬 𝐰𝐡𝐞𝐧 𝐲𝐨𝐮 𝐦𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐝𝐞𝐚𝐝. Bagi Wino, menjadi kaum Elite langka bukan suatu kebanggaan. Sekarang yang terpenting adalah bisa mengawasi pertumbuhan gadis half blood itu sebelu...