Prolog

219 60 70
                                    

“Silvia ke sana yuk, tuh lihat band-nya juga udah mau dimulai,” ajak Kayla dengan semangat empat limanya.

Berbeda dengan Silvia yang ogah-ogahan ke lapangan, karena Silvia tidak menyukai tempat ramai dan menurutnya itu adalah hal yang unfaedah.

“Males ah Kay, lo aja sana!” tolak Silvia.

“Ayo dong Vi, please temenin gue ya!” kalau sudah memohon seperti itu, mana mungkin Silvia menolak ajakan Kayla.

“Yaudah iya, gue temenin.”

“Yes, makasih ya Vi lo emang sahabat gue yang terbaik,” ujarnya sambil memeluk Silvia.

“Eh bentar, kenapa lo gak bareng sama Alfa aja? Dia kan juga ikut nonton," seru Silvia.

“Huh, justru itu Vi, gue gak tahu dia di mana. Males dah gue ikut sama si Al, dikerubutin cewek mulu," geruru Kayla. Silvia pun hanya terkekeh mendengar ocehan Kayla.

“Yaudah buruan, nanti keburu udahan band-nya," ajak Silvia

“Ayo!”

Silvia dan Kayla langsung saja menuju ke tengah-tengah lapang yang sudah penuh oleh penduduk sekolah.

Band yang akan tampil, adalah band dari sekolah mereka sendiri. Pasalnya di SMA Garuda, ada beberapa grup band yang cukup populer.

“Oke teman-teman, inilah acara yang ditunggu-tunggu. Kita panggilkan grup band pertama yang akan mengisi acara kita, yaitu grup band Coker,” ujar pembawa acara.

Semua orang bertepuk tangan semeriah mungkin, termasuk Kayla, dia sangat antusias sekali melihat grup band. Silvia hanya melihat dengan biasa saja, tidak ada yang luar biasa.

“Oke semuanya, kita dari grup band Coker, bakalan hibur kalian semua, terutama yang lagi LDRan sama pacarnya. Lagu yang kita bawakan hari ini, adalah lagu Celengan Rindu-Fiersa Besari,” tutur sang Vokalis.

Tepuk tangan semakin meriah, semua orang sangat antusias. Kecuali Silvia dia hanya merutuki dirinya sendiri, karena sudah berada di tempat yang menyebalkan ini.

Terlebih dia sangat tidak menyukai vokalisnya karena dia adalah cowok yang selalu mengganggu kenyamanan dalam hidupnya.

“Mimpi apa gue semalam, sampai harus ketemu sama cowok gesrek itu.”

“Gesrek apanya Vi? lihat tuh ganteng-ganteng pemainnya, apalagi vokalisnya si Ryan tuh, uh gantengnya gak nahan,” ujar Kayla.

“Ih najis banget, muka kayak tong sampah gitu.” Silvia menolak mentah-mentah dengan kegantengan Ryan.

“Awas kemakan omongan sendiri Vi.”

“Ah berisik lo, udah tuh dengerin aja band kesayangan lo itu. Enek gue.”

Tanpa perintah dari Silvia pun, Mikayla sudah mendengarkan alunan musik band Red Ruby.

“Wow, gila... Mantul...”

“Wow, si Ryan ganteng banget.”

“Keren-keren banget, Kak Aldiiiiii

I Love You CoKer,” teriak fans band Coker.

Silvia yang merasa terganggu, langsung saja pergi dai tempat itu, dan Kayla sengaja Silvia tinggalkan.

“Orang-orang udah pada stres sampe segitunya bela-belain si Ryan gesrek sama gengnya itu.” Silvia menggerutu sendiri.

Akhirnya Silvia lebih memilih berdiam di taman, menurutnya itu adalah tempat yang lumayan nyaman. Jarang ada orang yang pergi ke taman, terlebih sekarang sedang ada acara, pasti semua murid berada di sana.
Silvia memejamkan matanya, rasa nyaman membuat Silvia semakin enggan untuk meninggalkan taman.

RySiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang