Mana mungkin gue dorong bidadari gue ke jurang. Kalau bukan ke jurang cinta gue.
~RB for SA~
“Ma, Pa, Ryan berangkat ya,” ujar Ryan yang baru saja selesai sarapan.
“Kamu dianter sama Papa aja, kamu kan masih sakit!” timpal Mama yang khawatir dengan keadaan Ryan.
“Ya ampun, Ma. Ryan itu gak kenapa-kenapa. Coba cek aja satu-satu!” ujar Ryan meyakinkan.
“Iya betul tuh, Ma. Ryan kan udah gede, ” timpal Andara.
Setelah Andara meyakinkan Risa, akhirnya Ryan boleh membawa kendaraan sendiri.
“Kamu hati-hati ya, sayang,” ujar Risa.
“Iya, Ma.”
*
“Bi ... Via berangkat,” ujar Silvia yang sudah selesai sarapan.
“Bentar Non! Ini Bibi bawakan Non bekal.” Bi Imah langsung menyodorkan kotak nasi itu.
“Makasih ya, Bi. Via berangkat dulu.”
“Hati-hati Non!”
“Siap Bi.”“Eh Pak Her. Jagain Non Via dengan baik. Awas aja ya kalau kenapa-napa!” ujar Bi Imah.
“Nama saya Pak Herman, Bi Imah.” Tolak Pak Herman, karena dipanggil Pak Her oleh Bi Imah
*
Silvia merasa bahagia, ketika turun dari mobil melihat sosok yang dia rindukan. Siapa lagi kalau bukan Ryan. Entah apa yang sedang Silvia rasakan saat ini. Silvia berpapasan dengan Ryan.
“Via,” panggil Ryan.
“Apa?” jawab Silvia dengan nada juteknya, tapi di dalam hatinya, sungguh dia sangat bahagia.
“Harus gimana lagi aku buat dia peka, Ya Tuhan.” Ryan berdoa seraya orang yang sedang terdzolimi.
“Ngapain, lo?” tanya Silvia dengan bingung.
“Lagi berdoa supaya jodoh gue peka.”
“Emang lo tahu, siapa jodoh, lo?”
“Ini yang di depan gue.”
“Maksud lo, gue?” tanya Silvia.
“Iya sayang. Kalau bukan kamu, siapa lagi?” tanya Ryan dengan muka jahilnya.
“Apaan sih, lo? Gak jelas banget.” Silvia langsung berlalu meninggalkan Ryan dengan hati yang masih berbunga-bunga.
*
Di kelas, Silvia senyum-senyum sendiri.
“Heh, lo ngapa senyum-senyum sendiri?” tanya Kayla dengan heran.
“Eh, si... siapa yang senyum-senyum sendiri?” jawab Silvia gelagapan.
“Menurut indra keenam gue, lo lagi mikirin cowok,” timpal Alfa.
“Ah, biar gue tebak cowoknya siapa,” timpal lagi Kayla.
KAMU SEDANG MEMBACA
RySi
أدب المراهقينHari-hari Silvia, selalu saja diganggu oleh seorang cowok tengil, yang membuatnya selalu naik darah. Badboy, itulah kali pertama Silvia mengenal cowok itu. Selalu ada perdebatan yang mengundang pasang mata untuk melihatnya. Mungkin bisa dibilang me...