Terkadang, minum kopi ditambah sahabat, akan menciptakan cita rasa yang menghangatkan.
"Akhirnya weekend tiba, dan gue bisa tidur nyenyak." Silvia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur, tarik selimut, dan bobo cantik.
"Jomblo mah gini kalau weekend, gak ada yang ngajak main. Mendingan gue tidur aja deh," gumamnya.
Drrrrrtttt... Drrrrrtttt...
Ponsel Silvia berdering, mau tak mau Silvia harus mengambilnya di atas meja.
"Siapa sih? Ganggu tidur gue aja," gerutu Silvia.
Silvia mengangkat panggilan masuk dari Kayla.
"Ada apa?"
"Cepet lo keluar! Kita udah di bawah nih."
"Lo mau ngapain ke rumah gue pagi-pagi gini?"
"Mau minta makan. Nyokap gue gak masak."
"Gak mau, males. Pergi aja deh sana!"
"Dasar sahabat biadab, cepet atau nggak, gue dobrak pintu rumah lo!"
"Psikopat."
Silvia memutuskan sambungan teleponnya, dan menuju ke bawah untuk menyambut sahabat-sahabat sablengnya.
Setelah dibukakan pintu, sahabat-sahabat Silvia langsung duduk di kursi dengan tidak mencerminkan seorang tamu.
"Ampun deh, punya temen gitu amat." Silvia menggeleng-gelengkan kepalnya melihat tingkah konyol Alfa dan Kayla.
"Vi, minta minum dong!" ujar Alfa
"Males ah, lo bawa aja sendiri! Punya kaki kan?"
"Yaelah, sama tamu kok gitu sih?"
"Lo bukan tamu gue."
"Judes banget sih."
Tiba-tiba Bi Imah membawakan minuman dan camilan untuk mereka, ya, itu perintah dari Silvia. Silvia mengirimkan pesan whatsapp kepada Bi Imah untuk dibuatkan minuman dan camilan. Bi Imah ini meski udah lanjut usia, tetep update. Silvia yang mengajarkan semuanya kepada Bi Imah untuk menggunakan sosial media supaya lebih mudah.
"Ini Non minumnya," ujar Bi Imah dengan sopan.
"Wah makasih ya Bi, baik banget," jawab Kayla.
"Sama-sama Non, kalau gitu Bibi permisi ke belakang dulu ya."
"Iya Bi."
"Vi, jalan-jalan kuy!" ajak Alfa.
"Gak mau ah males," jawab Silvia singkat.
"Ayo dong Vi! Udah lama kita gak nonton bareng loh," bujuk Kayla.
"Please ya ya ya!" Kayla juga membantu membujuk Silvia.
"Gak mau ah, mager gue," tolak Silvia.
"Gak bisa! Pokoknya lo harus ikut kita jalan, gak terima penolakan." Kayla bicara dengan sedikit mengancam.
"Iya-iya gue ikut." Silvia kembali ke kamarnya untuk berganti baju, karena tak mau mendengar omelan mereka yang terus memaksanya.
Silvia langsung memakai kasualnya, karena Silvia memang tidak terlalu menyukai hal-hal yang berlebihan. Silvia mengenakan kemeja berwarna peach dipadukan dengan jeans dan sepatu kets putih andalannya.
"Udah ah gini aja, gue gak mau ribet." Silvia memandang dirinya di cermin memastikan dirinya sudah cocok mengenakan pakaian itu.
Silvia kembali kepada teman-temannya, supaya cepat pergi dan cepat pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RySi
Teen FictionHari-hari Silvia, selalu saja diganggu oleh seorang cowok tengil, yang membuatnya selalu naik darah. Badboy, itulah kali pertama Silvia mengenal cowok itu. Selalu ada perdebatan yang mengundang pasang mata untuk melihatnya. Mungkin bisa dibilang me...