Penghujung Senja-4

35 6 0
                                    

Dunia baru telah dimulai. Ini sudah sembilan tahun sejak kejadian perginya Haikal. Umur Varsha kini lima belas tahun. Tahun ini dia akan masuk SMA. Ia berubah seratus delapan puluh derajat dari Varsha yang sembilan tahun lalu. Dia bukan Varsha cengeng, yang apa-apa pasti berakhir dengan tangis.

Kini Varsha tumbuh dengan tangguh. Apa lagi semenjak kejadian-kejadian di tahun-tahun lalu. Dimana ia harus kembali tinggal dipanti saat dimana ayah angkatnya mengusirnya dari rumah. Menurut Varsha itu bukan hal penting sebab dipanti jauh lebih baik dari pada tinggal di rumah dengan manusia yang tak punya hati.

Beda halnya dengan Senja. Dia telah memiliki keluarga baru. Kejadian itu terjadi lima tahun yang lalu sebelum dia masuk sekolah menengah pertama. Usia Senja menginjak tujuh belas tahun. Usianya memang belia namun prestasi yang telah Senja peroleh begitu banyak. Dijaman serba modern ini Senja ikut serta dalam perkembangan dunia. Namun Sikap Senja terhadap Varsha tidak pernah berubah, ia selalu hangat.

Jam menunjukkan pukul 10.00 pagi. Di taman dekat panti mereka berencana untuk bertemu.

"Sha?" Senja melambaikan tangannya.

"Eh, sini!" Ucap Varsha.

"Apa kabar Sha?" Sambil mengacak-acak rambut pendek Varsha.

"Idih si dodol, rambut gua berantakan jadinya." Sambil menepis tangan Senja.

"Lu makin hari makin tomboi aja ya." Sindir Senja.

"Terserah gua, hidup lu ribet kek netizen, ngurusin idup orang mulu!" Ketus Varsha.

"Hehe, ayo!"

"Kemana?"

"Jalan-jalan sambil liat-liat ni taman baru."

Senja menarik tangan Varsha untuk melihat taman. Benar kata Senja, taman ini memang taman baru. Taman ini dibuat beberapa bulan lalu. Ini berkat Senja. Dia menghadiahkan taman ini untuk semua orang terutama anak-anak dipanti. Padahal untuk membuat taman sebesar ini perlu dana yang cukup besar, tapi Senja terus berusaha agar dana itu terkumpul.

Senja mengikuti banyak perlombaan merakit robot untuk membuat taman itu. Dalam setiap lomba Senja berusaha keras agar selalu menang. Yap. Benar sekali. Senja selalu menang di setiap perlombaan. Karya-karya robotnya banyak diminati kalangan atas. Banyak robot yang telah Senja jual. Dan uang tersebut kini ia jadikan sebuah taman yang begitu luas. Benar kata Senja segalanya pasti ada timbal baliknya.

"Ehem..." Senja berdeham.

"Keselek bang?" Celetuk Varsha.

"Ya enggak lah, lu dari tadi diem aja. Gimana sekolah lu, mau masuk SMA mana?"

"Ya lulus, tapi gua gak kaya lu yang selalu lulus dengan nilai terbaik. Masalah sekolah gua gak tau mau kemana."

"Masuk sekolah gua aja."

"Gua pikir-pikir dulu deh."

"Kebanyakan mikir, cepet botak mampus lu! Udah nurut aja sama gua." Jawab Senja dongkol.

"Eh mamang, lu siapa ngatur-ngatur gua."ketus Varsha.

Kalimat itu memberhentikan argumen Senja. Cukup hatinya terpukul atas kalimat tersebut.

"Senja, liat deh, ini sembilan tahun lalu." Ucap Varsha sambil memberikan selembar foto yang berisi mereka dengan Haikal.

"Hem, kenapa Sha?"

"Elu gak kangen gitu? Gua kangen Haikal, Ja."

Varsha mengeluarkan satu batang rokok dari saku celananya. Ia membakar rokok itu dengan pemantik api miliknya. Udara mengepul dan Varsha pun dengan santai menghisap dan mengeluarkan kembali asap-asap itu.

Penghujung SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang